Kolong Jembatan Siluk Sebagai Ruang Pendidikan Seni dan Lingkungan Bagi Anak-Anak
Abstract
Sekolah Sungai Jembatan Edukasi Siluk (JES) merupakan komunitas non-profit yang berlokasi di kolong jembatan sungai siluk, imogiri, Bantul, Yogyakarta. JES mengadaptasi konsep sekolah alam yang berbasis alam semesta. Secara fisik, bentuk sekolah bukan gedung atau bangunan, melainkan kolong jembatan yang dikelilingi alam sebagai ruang kreatif berkesenian. Tulisan ini membahas tentang transformasi pada praktik pendidikan seni anak-anak JES dalam kerja kolaborasi, mengelaborasi praktik ekologis dan pendidikan kesenian. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan dibantu dengan metode multi-site etnografi etnografi dan netnografi). Data kemudian dianalisis menggunakan teori transit-transisi Maruška Svašek untuk mengetahui bagaimana proses transit-transisi kehadiran JES dari kondisi lingkungan alam yang kumuh menjadi ruang kreatif untuk praktik pendidikan seni anak-anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan ruang kreatif JES tidak sekedar mentransformasi tapi juga mentransubstansi dari kolong jembatan yang dianggapan kumuh menjadi available. JES hadir dalam konsep sekolah alam menitikberatkan pada penanaman menghargai dan memandang alam sebagai sesuatu yang perlu dipelihara. Anak dikenalkan kepada lingkungan sekitar lewat eksplorasi langsung seperti penggunaan media seni alam dari pertanian, peternakan, dan barang bekas untuk berkesenian. Pameran seni lukis juga diadakan JES untuk menajamkan kepekaan rasa, kesadaran inklusif, kesadaran berpikir out of the box, kebebasan berekspresi dan apresiasi anak terhadap karya seni.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Awah, Pachal Kum. 2014. “An Ethnograpich Study of Diabetes: Implications for the Application of Patient Centred Care in Cameroon.” Journal of Anthropology 2014: 1-12.
Dewantara, Ki Hadjar. Cetakan (2011). Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Tamansiswa.
Harbunangin, Butje. 2016. Art & Jung: Seni dalam Sorotan Psikologi Analisis Jung. Jakarta: Antara Publishing.
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kozinets, Robert V. 2002. “The Field Behind the Screen: Using Netnography for Marketing Research in Online Communities”, Journal of Marketing Research Vol. 1 No. 39. Amerika: American Marketing Association.
Wisetrotomo, Suwarno. (2019). Penampang Karya Seni Rupa: Koleksi Galeri Nasional Indonesia. Jakarta: Galeri Nasional Indonesia.
Marianto, Dwi. (2019). Seni & Daya Hidup Perspektif Quantum. Yogyakarta: Scritto Books dan BP ISI Yogyakarta.
________________. (2017). Seni dan Daya Hidup: dalam Perspektif Quantum. Yogyakarta: Scritto Books.
Pamadhi, Hajar. (2012). Pendidikan Seni. Yogyakarta: UNY Press.
Prawira, Nanang Ganda, Enday Tarjo. 2018. Belajar dan Pembelajaran Seni Rupa. Bandung: Sarana Tutorial Nusantara Sejahtera.
Maulani, Inne, dan Muhadjir. 2018. “Sanggar Lukis Ruang Seni Rupa Merdeka di Kota Garut. Jurnal Seni Rupa”. Vol. 06 No. 01 Tahun 2018, 823 – 829. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Rachmawati, Yeni, Euis Kurniati. 2017. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.
Rofian, Ahmad Haris Hidayat, dan Mira Azizah. 2019. “Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang”. Seminar Nasional Seni dan Desain: Reinvensi Budaya Visual Nusantara. 19 September 2019. Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya
Svasek. Maruska. 2012. Moving Subject Moving Object: Transnationalism, Cultural Production, and Emotion. New York: Berghahn Books.
Susanto, Mikke. (2016). Menimbang Ruang Menata Rupa. Dicti Art Laboratory: Yogyakarta.
________________. (2018). Diksi Rupa. Yogyakarta: Dicti Art Laboratory.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB
Sunarto, Suherman. 2017. Apresiasi Seni Rupa. Yogyakarta: Thafa Media.
Tabrani, Primadi. 2017. Potensi Manusia: Kreativitas. Bandung: ITB Press.
__________________. 2013. Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar. Jakarta: Erlangga.
Sumber Online
Website Sekolah Sungai Siluk. https://sekolahsungaisiluk.id/. (Diakses pada Selasa, 9 Maret 2021, pukul 08:30).
Kanal media sosial (Instagram @jembatanedukasisiluk). https://www.instagram.com/jembatanedukasisiluk/. (diakses pada selasa, 9 Maret 2021, pukul 09:00)
Kanal Youtube METRO NEWS. “Pameran Lukisan di Kolong Jembatan, Upaya Kurangi Buang Sampah di Sungai”. https://www.youtube.com/watch?v=MsJGwdPC8xc. (Diakses pada Rabu, 10 Maret, pukul 22:00)
kanal Youtube kuart kuat: “Jembatan Edukasi Siluk” https://www.youtube.com/watch?v=L_LIk4Ode88&t=20s. (Diakses Pada Rabu, 10 Maret 2021, pukul 08:00).
Republika. “Laskar PLN Terangi Jembatan Edukasi Siluk Bantul”. (https://www.republika.co.id/berita/p37t96384/laskar-pln-terangijembatan-edukasi-siluk-bantul . (Diakses Pada Rabu, 10 Maret 202, pukul 10:00).
Website Badan Penelitian Dan Pengembangan dan Pusat Perbukuan Republik Indonesia. “Gerakan Literasi Desa Siluk” “https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/berita/detail/3931/membangun-literasi-dari-kolong-jembatan. (Diakses pada Kamis, 11 Maret 202, pukul 22:00).
Portal Jogja. Belajar ‘Tumindak Becik’ dari Kolong Jembatan. https://portaljogja.pikiran-rakyat.com/yogyaistimewa/pr25587133/jembatan-edukasi-siluk-belajar-tumindak-becik-darikolong-jembatan. (Diakses pada Rabu, 10 Maret 2021, pukul 24:00).
Jogja Tribun News. “Sungai Oya Meluap, Arus Jalan Siluk - Panggang Lumpuh”. https://jogja.tribunnews.com/2017/11/28/sungai-oya-meluap-arus-jalan-siluk-panggang-lumpuh. (Diakses pada Kamis, 11 Maret 2021, pukul 17:30).
Indonesia Art Archive. Di Kolong Jembatan Kami Juga Bisa Belajar Dan Berkarya, 30 April 2019 Oleh Najia Nuriyana dan Ahmad Muzakki (Kawan Magang IVAA). http://ivaa-online.org/2019/04/di-kolong-jembatan-kami-juga-bisabelajar-dan-berkarya/. (Diakses pada Rabu, 9 Maret 2021, pukul 13:00).
Harian Jogja. “Diterjang Banjir Jembatan Edukasi Siluk Bangkit Kembali”. (https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2017/12/20/511/878325/diterjang-banjir-jembatan-edukasi-siluk-bangkit-kembali . (Diakses Pada Rabu, 10 Maret 202, Pukul 22.00).
Informan
Kuat (42 tahun). Penggagas Sekolah Sungai JES dan Perupa kontemporer Yogyakarta Indonesia.
Yana Setiawan. Anggota Komunitas Jembatan Edukasi Siluk.
Yoga. Anggota Komunitas Jembatan Edukasi Siluk.
DOI: https://doi.org/10.24821/jocia.v7i1.5260
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN 2442-3394 (media cetak) || ISSN 2442-3637 (media online)