Pakeliran Wayang Babad Lakon Harya Penangsang: dari Kethoprak ke Pakeliran
Abstract
Abstract
The work of wayang babad performance Harya Penangsang is aimed at presenting the story of Harya Penangsang which originally came from the kethoprak performance into the wayang babad performance. In addition to the transformation from kethoprak to wayang babad performance, this work aims to present the work of Harya Penangsang figures. The concept transformation of Sapardi Djoko Damono is used as a frame of mind. The development of this work began by observing and analyzing the performance of the wayang performance about Harya Penangsang that had been staged by several dalang. In addition, it also tracks the character of Harya Penangsang through kethoprak stories and in some serat babad. Next is a draft storyline, which includes events and settings. From this, the character plans the characterization, theme, and trust and visualization of the characters.
Karya pakeliran wayang babad lakon Harya Penangsang ini bertujuan menghadirkan kisah Harya Penangsang yang semula berasal dari pertunjukan kethoprak ke dalam pertunjukan wayang babad. Selain transformasi dari kethoprak ke pakeliran wayang babad, karya ini bertujuan menyajikan garap tokoh Harya Penangsang. Konsep alih wahana Sapardi Djoko Damono digunakan sebagai kerangka pikir. Penggarapan karya ini dimulai dengan mengamati dan menganalisis pergelaran lakon wayang babad lakon Harya Penangsang yang pernah dipentaskan oleh beberapa dalang. Selain itu juga melacak karakter Harya Penangsang melalui kisah-kisah kethoprak dan dalam beberapa serat babad. Selanjutnya dibuat draft alur cerita, yang mencakup peristiwa dan setting. Dari sini, pengkarya merencanakan penokohan, tema, dan amanah serta visualisasi tokoh-tokohnya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abimanyu, S. (2013). Babad Tanah Jawi. Laksana.
Damono, S. D. (2012). Alih Wahana. Editum.
Intarti, R. D. (2000). Kethoprak Mataram RRI Nusantara II Yogyakarta Pengemban Keberlangsungan Teater Tradisi di Yogyakarta. Ekspresi: Jurnal Penelitian dan Penciptaan Seni, 9(2), 225–236.
Jabrohim, C. A., & Sayuti, S. A. (2009). Cara Menulis Kreatif. Pustaka Pelajar.
Kayam, U., & dkk. (2000). Pertunjukan Rakyat Tradisional Jawa dan Perubahan” dalam Ketika Orang Jawa Nyeni. Galang Press.
Kusudyarsana, H. (1997). “Penerapan Ragam Bahasa Jawa dalam Ketoprak” dalam Ketoprak Orde Baru. Bentang Budaya.
Mintardja, S, H. (2003). Kidung-kidung Pembebasan. CV Maskobi.
Satoto, S. (2012a). Analisis Drama dan Teater Jilid 1. Ombak.
Satoto, S. (2012b). Analisis Drama dan Teater Jilid 2. Ombak.
Soemanto, B. (2001). Jagat Teater. Media Pressindo.
Soetarno, Sunardi, & Sudarsono. (2007). Estetika Pedalangan. ISI Surakarta dan CV Adji Surakarta.
Supriyono. (2008). Pedalangan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, H. G. (1984). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Angkasa.
Wahyudi, A. (2014). Sambung Rapet dan Greget Sahut sebuah Paradigma Dramaturgi Wayang. Bagaskara.
DOI: https://doi.org/10.24821/wayang.v5i1.4815
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2356-4776 (print) | ISSN 2356-4784(online).