Lakon Babad Wanamarta dalam Upacara Ritual Mapar Tunggak: Proses Dialektika Semesta
Abstract
Abstract
This paper aims to understand the insight of the Karang Plasa community in facing endemic and crop failure so that they carry out the mapar tunggak ritual ceremony.The ritual ceremony of mapar tunggak held by the Karang Plasa community, Bayat District, Klaten Regency is an interesting cultural event. Based on the phenomenon, it can be assumed as a clean village ceremony, but the ceremony that is held is the mapar tunggak ritual, which is generally used for ceremonies to open new land. Through a hermeneutic phenomenological approach based on mythological-ritual point of view, it was concluded that based on their beliefs, the people of Karang Plasa held a ritual ceremony of mapar tudung and were successful in overcoming disease outbreaks that hit their residents and crop failures they experienced.
Abstrak
Tulisan ini bertujuan memahami wawasan masyarakat Karang Plasa dalam menghadapi endemi dan kegagalan panen sehingga mereka melaksanakan upacara ritual mapar tunggak. Upacara ritual mapar tunggak yang diselenggarakan masyarakat Karang Plasa Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten merupakan salah satu peristiwa budaya yang menarik. Berdasarkan fenomenanya dapat diasumsikan sebagai upacara bersih desa, tetapi upacara yang diselenggarakan adalah ritual mapar tunggak yang pada umumnya digunakan untuk upacara membuka lahan baru. Melalui pendekatan fenomenologi hermeneutik yang berlandaskan pemikiran mitologi-ritual diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan keyaninannya, masyarakat Karang Plasa mengadakan upacara ritual mapar tunggak dan ternyata berhasil mengatasi wabah penyakit yang melanda warganya serta kegagalan panen yang dialaminya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brandon, J. R. (1970). On Thrones of Gold Three javanese Shadow Plays. Harvard University Press.
Cathrin, S. (2017). Tinjauan Filsafat Kebudayaan Terhadap Upacara Adat Bersih-Desa di Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jurnal Filsafat, 27(1), 30. https://doi.org/10.22146/jf.22841
Hiltebeitel, A. (1990). The Ritual of Battle; Krishna in The Mahabharata. State University of New York Press.
Hopkins, E. W. (1986). Epic Mytology. Motilal Banarsidass.
Ihroni. (1987). Pokok-pokok Antropologi Budaya.
Gramedia.
Koentjaraningrat. (1993). Ritus Peralihan di Indonesia. Balai Pustaka.
Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Tiara Wacana Yogya.
Marsono. (1993). Makna Lakon Baku pada Upacara Tradisional Tahunan di Lingkungan Masyarakat Jawa Tengah. SENI: Jurnal Pengetahuan Dan Penciptaan Seni, 3(2).
Mulder, J. A. N. (1973). Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Gadjah Mada University Press.
Mulyono, S. (1982). Wayang, Asal-usul, Fisafat dan Masa Depannya. Gunung Agung.
Peursen, C. van. (1988). Strategi Kebudayaan.
Kanisius.
Pratikno, H. (n.d.). Apa dan Siapa Tokohnya; Jilid
I. SKM Buana Minggu.
Prawiroatmojo, S. (1985). Bausastra Jawa- Indonesia, Jilid II. Gunung Agung.
Rusianingsih, T., & Timur, Y. F. S. (2020). Fungsi, Bentuk, dan Makna Gerak Tari Jaranan Turonggo Yakso Kecamatan Dhongko Kabupaten Trenggalek. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 4(2), 130–139. https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.13631
Setiawan, A. (2022). Polemic and Reasons for Reusing Wayang and Gamelan as A Medium for Contemporary Preaching Islam Religion in Central Java, Indonesia. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 22(2), 254–267. https://doi.org/10.15294/harmonia.v22i2. 37525
Soemaryatmi, S., Mukhlas Alkaf, M. A., Suharji, S., & Supriyanto, S. (2021). Angguk Warga Setuju sebagai Tari Ritual Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Gelar : Jurnal Seni Budaya, 18(2), 61–71. https://doi.org/10.33153/glr.v18i2.3028
Suddick, K. M., Cross, V., Vuoskoski, P., Galvin,
K. T., & Stew, G. (2020). The Work of Hermeneutic Phenomenology. International Journal of Qualitative Methods, 19, 1–14. https://doi.org/10.1177/1609406920947600 Supriyanto. (2020). Kesenian Srandul dalam Upacara Bersih Desa Bulu Kalurahan Karangmojo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Sitakara: Jurnal Pendidikan Seni Dan Seni,
V(2), 16–26. https://doi.org/10.31851/ sitakara.v5i2.4777
Sutiyono, S., Rumiwiharsih, & Suharjana, B. (2018). Pemuliaan Tanaman Padi melalui Pertunjukan Wayang Kulit dalam Upacara Bersih Desa di Geneng, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), 263. https://doi.org/10.31091/mudra. v33i2.267
Van Manen, M. (2017). But Is It Phenomenology? Qualitative Health Research, 27(6), 775–779. https://doi.org/10.1177/1049732317699570
Wahyudi, A. (2001). Sanggit dan Makna Lakon Wahyu Cakraningrat Sajian Ki Hadi Sugito. Jurusan Ilmu-ilmu Humaniiora, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Wahyudi, A. (2003). Lakon Bomantara Sebagai Manifestasi Ritual Pemeliharaan Bumi. SENI: Jurnal Pengetahuan Dan Penciptaan Seni, IX(04).
Wahyudi, A. (2012). Lakon Dewa Ruci: Cara Menjadi Jawa; sebuah Analisis Strukturalisme Levi-Strauss dalam Kajian Wayang. Bagaskara.
Wahyudi, A. (2013). Transformasi Yudhisthira Mahabarata dalam Tradisi Pedalangan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 14(1), 71–80. https:// doi.org/10.24821/resital.v14i1.396
Wahyudi, A. (2019). Lakon Karna Tandhing: Konsep Pergantian Musim dalam Pemujaan Syiwa. Wayang Nusantara: Journal of Puppetry, 3(2), 80–90. https://doi.org/10.24821/ wayang.v3i2.3148
Winter, S. C. (1994). Kamus Kawi Jawa. Gaadjah Mada University Press.
DOI: https://doi.org/10.24821/wayang.v5i2.10740
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2356-4776 (print) | ISSN 2356-4784(online).