PAKU SEBAGAI REPRESENTASI DIRI DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI

Tri Mukti Yuliana, Arti Wulandari, Syaifudin Syaifudin

Abstract


Abstrak

Sebuah foto selain berfungsi untuk merekam realitas objektif juga dapat memberikan ruang berekspresi secara personal bagi fotografernya. Karya fotografi yang diciptakan di sini mengangkat persoalan diri dan direpresentasikan melalui objek paku bersama objek-objek lain yang mendukung narasi tentang diri. Eksistensi diri tentunya tidak lepas dengan lingkungan yang ditinggali. Manusia lahir dalam sebuah keluarga dan kemudian bertemu dan berinteraksi dengan berbagai macam lingkungan sosial. Narasi tentang diri dihadirkan secara tersirat dan mengangkat persoalan seperti fenomena lingkungan yang mempengaruhi terbentuknya diri. Visualisasi penciptaan karya fotografi ini menggunakan teknik penggabungan foto untuk menghasilkan karya sesuai dengan narasi yang dibangun. Selain itu, untuk memvisualisasikan representasi diri melalui objek paku, objek paku juga akan dieksplorasi dan diinteraksikan dengan objek-objek pendukung. Objek-objek tersebut belum tentu memiliki hubungan fungsi dalam dunia nyata. Narasi yang akan dibangun melalui objek paku ini ialah dengan mencari kode serta makna-makna simbolis objek sehingga hasil visual dalam foto menjadi beragam dan menarik.

Kata kunci: paku, representasi diri, fotografi ekspresi, simbol

 

 

 

Abstract

Nail as Self Representation in Fine Art Photography. A photograph, aside of capturing reality, it can be used as a space to express photographer's feeling and his personal perspective about the world. Photographs created here were about self matters represented through nail alongside with another objects as the story of self. Self existence is always related with the place of someone’s lives. People are born in a family and interact with many social environments. These matters of self talks about social phenomenon that affect personal self development. The narations which already gathered were presented implicitly in the photos. These photographs' creation were visualized by combining several photos into one, creating surreal image. Besides, visualizing the idea was applied by exploring and interacting the nail with another objects which were considered relevant with the concept. These object sometimes had no functional relation in reality. The concept of narration here was built up from symbolic meaning of the objects so the visualization of the photographs could be various and became more interesting.

Keywords: nail, representation of self, fine art photography, symbol


Full Text:

PDF

References


Ajidarma, Seno Gumira. (2005). Kisah Mata. Fotografi antara Dua Subjek: Perbincangan tentang Ada. Yogyakarta: Galang Press.

Amri, Fachrozi. (2009). Objek Benang Merah sebagai Ide Penciptaan Fotografi Seni. Yogyakarta: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.

Barker, Chris. (2005). (terj.) Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Barthes, Roland. (2010). (terj.) Imaji/Musik/Teks. Yogyakarta: Jalasutra.

Hall, Stuart. (1997). (ed.) Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. Milton Keynes: The Open University.

Hill, Philip. (2002). (terj.) Lacan untuk Pemula. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Soedjono, Soeprapto. (2006). Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.

Sunardi, ST. (2013). Semiotika Negativa. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Wells, Liz. (1997). Photography: A Critical Introduction. London: Routledge.




DOI: https://doi.org/10.24821/specta.v2i2.2555

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.