KONTRUKSI IDENTITAS BUDAYA SUNDA MASYARAKAT JAWA BARAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstract
Kontruksi suatu budaya masyarakat pada sebuah wilayah, secara fungsional dapat diamati dari sejarah perkembangan nilai guna pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang, seperti seni pertunjukan Sunda masyarakat Jawa Barat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Eksistensi seni pertunjukan sunda menjadi sebuah fenomena yang menarik,
karena mampu memposisikan diri ditengah-tengah kemapanan budaya lokal.Perpindahan penduduk Jawa Barat ke Yogyakarta, menyebabkan hadirnya seni pertunjukan Sunda di Yogyakarta sehingga memberi dampak positif terhadap segi kehidupan masyarakat Jawa Barat. Orang Jawa Barat banyak saling mengenal karena sering bertemu dalam acara seni, misalnya dalam latihan membuat karya atau pementasan yang dilaksanakan secara kelompok baik di asrama kabupaten, instansi pemerintahan, Perguruan Tinggi, atau di sanggar-sanggar kesenian. Metode deskriptif analisis dengan pendekatan emik digunakan untuk melihat fenomena kebudayan yang ada di masyarakat berdasarkan pemilik budayanya. Penelitian menunjukkan bahwa kontruksi identitas budaya masyarakat Sunda melalui seni pertunjukan Sunda digunakan diawali dari fungsi sebagai sarana pendidikan, presentasi estetis, serta sebagai sarana komunikasi untuk mempererat hubungan antar sesama warga Jawa Barat. Seni pertunjukan Sunda di Yogyakata lebih berfungsi sebagai alat komunikasi, alat pemersatu etnis Sunda untuk mempererat tali silaturahim di antara warga Jawa Barat
Keywords
References
Abdullah, Irwan,2007, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Appadurai, Arjun, 1991, “Global Ethnoscapes: Notes and Queries for Transnational Anthropology”, dalam R.G. Fox Ed), Recapturing Anthropology: Working in the Present, Santa Fe, NM: School of American Reasearsh Press.
Achmad Fedyani, Saiffudun, 2006, Antropologi Kontemporer, Sebuah Pengantar Kritis Mengenal Paradigma, Jakarta: Kencana.
Bandem, I Made dan Fredrik Eugene deBoer, 2004, Kaja and Kelod, terj. I made Marlowe Makaradhawaja Bandem), Yogyakarta: Institut Seni Indondesia Yogyakarta.
Depdikbud, t.t., Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daeng, J Hans, 2000, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjuan Antropologis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Endraswara, Suwardi, 2006,Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Engkos Warnika, Nano S.,1985, Pengetahuan Karawitan Daerah Sunda, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Lubis, H Nina, 1998, Kehidupan Kaum Menak Prianga, Bandung: Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.
Merriam, Alan P., 1964,The Anthropologi of Music,Evanston: Nothwestern University Press.
Nakagawa, Shin . Musik dan kosmos, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999.
Narawati, Tati, 2003,Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa, Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional, Universitas Pendidikan Indonesia.
Saepudin, Asep. “Perkembangan Kendang Sunda di Pusat Latihan Tari
Bagong Kussudiardja Desa Kembaran Bantul Yogyakarta.”
Laporan Penelitian LPT ISI Yogyakarta, 2008.
________. 2012. “Praktik Karawitan Daerah Lain I: Karawitan Sunda”. Diktat Jurusan Karawitan Fakultas Seni
Pertunjukan ISI Yogyakarta.
Santoso, Edi dan Setiansah, Mite, 2010, Teori Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soedarsono, R.M., 2002, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi,Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Susanto, DF. Phil Astrid S.,1997, Komunikasi dalam Teori dan PraktekI, Jakarta: Binacipta.
Trustho, 2005, Kendhang dalam Tradisi Tari Jawa, Surakarta: STSI Press
DOI: https://doi.org/10.24821/sl.v16i2.5054
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times PDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.