Unsur Dangdut dalam Kesenian Berjanjen. Studi Kasus: Grup Budaya Campur Laras di dusun Sedogan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

Muhammad Akbar Fadlillah 0910344015

Abstract


Kesenian berjanjen merupakan kesenian pembacaan kitab Maulid Al-Barzanji yang berisi sejarah Nabi Muhammad S.A.W dari mulai lahir, perjalanan hidupnya, hingga akhir hayatnya. Pada awalnya kesenian ini hanya menggunakan suara vokal manusia saja, namun pada perkembangannya kesenian ini muncul dengan musik pengiring dan beberapa alat musik sederhana seperti alat musik terbang. Dusun Sedogan merupakan sebuah dusun yang terletak di pedukuhan Ngabean Wetan, desa Sinduharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun ini termasuk dalam wilayah desakota atau sub urban, yang menggambarkan perkembangan daerah-daerah di sekitar kota-kota besar, di mana bentuk-bentuk perkotaan dan penggunaan lahan pertanian dan pemukiman hidup berdampingan dan tercampur. Di dusun ini hidup sebuah kesenian yang hidup dari masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam yang bernama berjanjen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnomusikologis, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian berjanjen di dusun Sedogan, desa Sinduharjo, kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta, telah terjadi perubahan format musik pengiringnya dengan menggunakan instrumen musik dangdut. Hal ini terjadi disebabkan kreatifitas dari beberapa anggota yang masih muda dan gemar dengan musik dangdut, mencoba memasukkan unsur musik dangdut ke dalam kesenian berjanjen ini.

 

Kata kunci : berjanjen, unsur dangdut


References


http://digilib.isi.ac.id/




DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.941

Article Metrics

Abstract view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta

email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id