NYIRIH
Abstract
Tepak sirih selalu hadir dalam setiap acara dan upacara Melayu, baik instansi pemerintahan, lingkungan adat, maupun masyarakat umum sebagai silaturahmi masyarakat hingga saat ini. Namun sesungguhnya tidak banyak yang benar-benar memahami filosofi yang terkandung di dalamnya. Penata tari berusaha untuk merevitalisasi filosofi tersebut dalam sebuah karya tari yang akan ditampilkan dalam panggung prosenium. Penata meneliti makna dari setiap unsur penting yang terkandung dalam Tepak Sirih, yaitu sirih, artinya melambangkan sifat rendah hati, serta senantiasa memuliakan orang lain, kapur, artinya melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa akan lebih agresif dan marah, gambir, artinya melambangkan kecekalan/ keteguhan hati, pinang, merupakan lambang keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur, serta memiliki derajat tinggi, dan tembakau, artinya melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal.
Karya tari ini menceritakan berbagai sifat manusia yang terwujud dalam unsur-unsur dalam tepak sirih. Bagaimana unsur-unsur tersebut terevitalisasi dan saling berinteraksi satu sama lain, hingga timbul konflik dan harmonisasi di antaranya. Pada akhir karya tari ini, ke lima unsur yang disimbolkan oleh lima orang penari dan lima warna kain yaitu merah, hijau, biru, kuning, dan putih tersebut terkemas menjadi satu dalam sebuah tepak sirih besar yang muncul di atas panggung.
Kata kunci : Koreografi, Harmonisasi, Tepak Sirih, dan Melayu.
DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.176
Article Metrics
Abstract view : 0 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta
email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id