Interaksi Sosial Tradisi Bagurau Saluang Dendang Minangkabau di Sumatera Barat

Rustim Rustim, Wisma Nugraha Ch.R., G.R. Lono Lastoro Simatupang

Abstract


Penelitian ini mengkaji tentang komunikasi pertunjukan tradisi bagurau saluang dendang di Minangkabau sebagai kontak sosio-kultural dan identitas kelompok pagurau. Bagurau merupakan pertunjukan seni tradisi saluang dendang yang melibatkan kelompok-kelompok pagurau untuk berinteraksi dalam pertunjukan. Pendekatan yang digunakan adalah komunikasi pertunjukan yang terbagi pada dua bentuk, yakni komunikasi sebagai proses dan komunikasi sebagai produksi makna. Data penelitian bersumber dari teks-teks pertunjukan berupa dendang, pantun-pantun, dan perilaku interaksi pagurau dalam pertunjukan dan keterhubungannya dengan realitas sosio-kultural masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga pola interaksi antara penyaji dan pagurau pertunjukan, yaitu satu arah (interaksi antara pendendang dengan satu kelompok pagaurau), dua arah (interaksi antara pendendang dengan antar dua kelompok pagurau) dan multi arah (interaksi pendendang dengan banyak kelompok pagurau). Interaksi dalam pertunjukan ini sebagai wadah kontak sosial pagurau untuk berintegrasi yang berfungsi sebagai penyangga kelangsungan pertunjukan dan perwujudan eksistensi kelompok antar komunita pagurau.


Social Interaction of Bagurau Saluang Dendang Minangkabau Tradition in West Sumatra. This study examines the performance communication of bagurau saluang tradition of Minangkabau as a socio-cultural contact and the identity of pagurau groups. Bagurau is a performance of saluang dendang tradition which involves pagurau groups to interact during the show. Therefore, the study applies communication performances approach which is divided into two forms, namely communication as a process and communication as the production of meaning. The research data based on performance texts in form of dendang, pantun and pagurau interaction behavior in performance and its relation with the socio-cultural reality of the local community. The research finding shows three patterns of interaction between performer and the pagurau, namely: one-way interaction (between the pendendang with one group of pagaurau), two-ways interaction (between the pendendang with two groups of pagurau) and multi-ways interaction (between  pendendang with many groups of pagurau). Finally, the interaction in this performance is a medium of pagurau social contact to integrate that serves as a buffer of the continuity of the performance and the realization of group existence among pagurau communita.

Keywords: interaction; bagurau; saluang dendang


Keywords


interaksi, bagurau, saluang dendang

Full Text:

PDF

References


Asril. (2018). Musical Ambivalence in The Performance of Saluang Orgen in West Sumatra. Arts and Design Studies Journal, (63), 31–40.

Bahar, M. (2015). Menyikapi Seni Pertunjukan Tradisional sebagai Media Pengembangan Bangsa. Mudra: Jurnal Seni Budaya, 30(1), 76–82.

Blacking, J. (1974). How Musical Is Man?. Washington: University of Washington Press.

Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Terj. Evi Setyarini dan Lusi Lian Piantari. Yogyakarta: Jalasutra.

Duvignaud, J. (2009). Sosiologi Seni. Terj. Yupi Sundari, Nur Rochmat, dan Irma Rachminingsih. Bandung: Sunan Ambu Press.

Fiske, J. (2010). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Terj. Yosal Iriantara dan Idi S. Ibrahim. Yogyakarta: Jalasutra.

Fraser, J. (2013). The Art of Grieving: West Sumatra’s Worst Earthquake in Music Videos. Ethnomusicology Forum, 22(2), 129–159.

Ganap, V. (2003). “Kompleksitas Fakta Musikal”, dalam Hermien Kusmayati (ed). Kembang Setaman: Persembahan Untuk Sang Maha Guru. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Irianto, A. M. (2017). Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi. Nusa, 12(1), 90–100.

Kaemmer, J. E. (n.d.). Music in Human Life: Anthropological Perspectives on Music. Austin: University of Texas Press.

Navis, A. A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers.

Putra, A. A. (2017). Nilai Adaptif-Reflektif dalam Sindir-Kias sebagai Wujud Dinamika Kebudayaan Bahasa Minangkabau. Jurnal Filsafat, 27(1), 1–29.

Ritawati, T. (2018). Pantun in the text of Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA), 18(1), 97–106.

Rustiyanti, S. (2014). Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 15(2), 152–162.

Santosa. (2002). Aspek Komunikasi Perunjukan Gamelan. Makalah Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia, STSI Surakarta, 3-4 Juli.

Santosa, W. dan H. (2018). Peran Wanita dalam Seni Pertunjukan Tradisional Minangkabau di Tengah Perubahan Kehidupan Sosio Kultural Masyarakatnya. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 4(1), 63–70.

Sastra, A. I. (2015). Estetika Hegemoni Talempong Pacik di Sumatera Barat. Mudra: Jurnal Seni Budaya, 30(1), 18–35.

Sastra, A. I. (2018). Lareh Bodi Caniago: Power Systems and The Concept of Bagurau Saluang in A Study of Musical Aesthetics in Luhak Nan Tigo Minangkabau – Indonesia. Arts and Design Studies Journal, 64, 47–56.

Sedyawati, E. (1980). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Simarmata., M. I. R. dan T. (2017). Peran Tradisi Berbalas Pantun dalam Acara Pesta Perkawinan Pada Masyarakat Melayu di Tanjung Pura. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 1(2), 91–99.

Simatupang, L. L. (2013). Pergelaran: Sebuah Mozaik Peneitian Seni-Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.

Sriyanto. (2012). Dimensi Estetika Pertunjukan Saluang Dendang di Minangkabau dalam Bagurau. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 14(2), 225–236.

Sugiharto, B. (2013). “Musik dan Misterinya” dalam Untuk Apa Seni. Bandung: Matahari.

Sukmawati, N. (2008). Bagurau Saluang dan Dendang Dalam Perspektif Perubahan Budaya Minangkabau. Jurnal: Forum Ilmu Sosial, 35(2), 158–170.

Sunarto. (2007). Components in Music-Culture. Harmonia: Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 8(1), 1–9.

Wadiyo. (2006). Seni sebagai Sarana Interaksi Sosial. Harmonia: Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 7(2), 1–9.

Wendy, H. (2014). Dramaturgi Teater Rakyat Randai di Minangkabau. Jurnal Kajian Seni, 1(1), 32–47.

Winangun, W. (1990). Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunitas Menurut Victor Turner. Yogyakarta: Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v20i1.3509

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.