Musik Senggayung Desa Gerai Kabupaten Ketapang : Kajian Bentuk Dan Identitas Budaya
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk musik senggayung yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus interpretatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Serta menggunakan teknik triangulasi sumber dan data untuk menjaga validitasnya. Sedangkan teknik analisis data dilakukan melaui proses reduksi, penyajian, dan penarikan simpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan, musik senggayung merupakan musik yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Musik senggayung hanya ada di daerah gerai, musik unik yang tidak dimiliki daerah lain. Jika dilihat dari organologinya, senggayung tergolong kedalam alat musik idiophone yang terbuat dari bambu. Yang membuat menarik, penggunaan alat musik senggayung hanya bisa untuk sekali pakai pada satu upacara, tidak bisa digunakan lagi untuk upacara lainnya jika jarak waktu upacara lebih dari 3-4 hari. Hal ini berkaitan dengan timbre yang dihasilkan oleh bambu. Musik senggayung biasa digunakan untuk mengiringi proses upacara-upacara masyarakat desa Gerai. Beberapa faktor-faktor pembentuk identitas budaya yaitu (1) kepercayaan, (2) bahasa, (3) pola prilaku, sudah tercermin dalam senggayung.
This study aims to analyze the shape of senggayung music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. The research method used qualitative descriptive with interpretative case study research design. The data were collected by observation, interview, and document study. As well as using triangulation techniques of sources and data to maintain its validity. While the data analysis technique is done through the process of reduction, presentation, and withdrawal of conclusion (verification). The results of this study indicate, senggayung music is a music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. Senggayung music only exist in the area of outlets, unique music that is not owned by other regions. When viewed from the organology, senggayung belong to idiophone musical instruments made of bamboo. What makes it interesting, the use of senggayung musical instruments can only be for one use at a ceremony, can not be used anymore for other ceremonies if the distance of ceremony time more than 3-4 days. This is related to the timbre produced by bamboo. Senggayung music is used to accompany the process of ceremonies of Gerai village community. Some of the factors that make up the cultural identity are (1) belief, (2) language, (3) behavior pattern, already reflected in senggayung.
Keywords: Senggayung, Cultural Identity
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ardipal. 2015. “Peran Partisipan sebagai Bagian Infrastruktur Seni di Sumatra Barat: Perkembangan Seni Musik Talempong Kreasi” dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan, Volume 16 No.1 April 2015:16.
Fransuma. 2007. “Alat Musik Idiphone Senggayung.” Ketapang: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Harnum. 2001. “How to Read, Write, and Understand Written Music”. Sol-Ut Press.
Hidayatullah. 2015. “Musik Adaptasi Dangdut Madura” dalam Resital Jurnal Seni pertunjukan, Volume 16 No.1 April 2015: 9.
Jamalus. 1988. “Musik dan Praktek Perkembangan Buku Sekolah Pendidikan Guru”. Jakarta: CV. Titik Terang.
Liliweri. 2013. “Dasar-Dasar Komunikasi antar Budaya”. Yogyakarta: LKiS.
Miller, Hugh M. 2017. “Apresiasi Musik”. dalam Sunarto [ed.], Yogyakarta: Thafa Media.
Nettl, Bruno. 2012. “Teori Dan Metode Dalam Etnomusikologi”. JayaPura: Jayapura Center of Musik.
Prier. Karl-Edmund. 2013. “Ilmu Bentuk Musik”. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Stein. 2007. “Structure & Style, The Study and Analysis of Musical Forms”. United State of America: Summy Birchard.
Sumardjo, Jakob. 2010. “Estetika Paradoks”. Bandung. Sunan Ambu Press. STSI. Bandung.
Sumaryanto, F.T. 2007. “Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni”. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v19i3.3336
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.