Musik Bandar Dalam Perspektif Seni Budaya Nusantara

Martarosa Martarosa

Abstract


Musik bandar merupakan salah satu jenis musik yang dikategorikan sebagai hasil dari proses apropriasi musical, yaitu penyesuaian dan penerimaan antara budaya yang datang dengan budaya lokal. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan proses pembentukan musik bandar dalam aspek-aspek apropriasi musikal. Dalam hal ini kehadiran musik bandar diwujudkan dari sebuah peradaban pluralistis yaitu, proses penyebaran dan interaksi dari berbagai unsur dapat diterima dan dimasukkan ke dalam proses pembentukan budaya. Jenis musik bandar tersebut meliputi: musik gamat, musik ronggeng, musik ghazal, musik dondang sayang, musik keroncong, dan musik gambang kromong.


Keywords


musik bandar; apropriasi budaya; seni pesisir

Full Text:

PDF

References


Alexander, Amanda dan Manisha Sharma. (2013). (Pre)determined Occupations: The Post-Colonial Hybridizing of Identity and Art Forms in Third World Spaces. The Journal of Social Theory in Art Education (33)(K.Staikidis, Ed.).86-104.

Ardipal. (2015). Peran Partisipan sebagai Bagian Infrastruktur di Sumatera Barat: Perkembangan Seni Musik Kreasi. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 16(1), 15-24.

Arumsari, Chysanti. (2012). Keroncong Tugu: The Beat Nationalism from Betawi, Jakarta Indonesia. Prosiding The 4th International Conference on Indonesia Studies; “Unity, Diversity and Future” Jakarta: Ilmu Pengetahuan Budaya-Universitas Indonesia: 185-202.

Asnan, Gusti. (2007). Dunia Maritim Pantai Sumatera. Jogjakarta: Ombak.

Asri. (2015). Musik Melayu Ghazal Riau dalam Kajian Estetika. Ekspresi Seni, 17(1), 103-114.

Franca, Antonio Pinto. (1985). Portuguese Influence in Indonesia. Jakarta: Calouste Gulbenkian Foundation.

Departemen Pendidikan Nasional. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Sejarah Daerah Riau. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Destiana, Evie. (2012). Keroncong Stamboel Sebagai Bentuk Akulturasi Budaya Urban. Jurnal Pedagogia, Pendidikan, 1(2), 153-159.

Ganap, Victor. (2012). Konsep Multikultural dan Etnisitas Pribumi dalam Penelitian Seni. Humaniora, 24(2), 156-167.

Ganap, Victor, (2006). Pengaruh Portugis pada Musik Keroncong (Portuguese Influence to Kroncong Music). Harmonia Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 7(2).

Hajizar. (2001). Karakter Musikal Lagu-Lagu Melayu Deli dalam Rentak Senandung di Pesisir Timur Sumatera Utara. Jurnal Penelitian, 1(1), 27-37.

Hamid, Ismail. (1991). Masyarakat dan Budaya Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.

Heins, Ernst. (1975). Keroncong and Tanjidor-Two Cases of Urban Folk Music in Jakarta. Asian Music, 7(1), 21-22.

Martarosa. (2017). Musik Gamat: Apropriasi Musik Oleh Masyarakat Bandar Pesisir Sumatera Barat. [Disertasi] Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Martarosa. (2016). Apropriasi Musikal dan Estetika Musik Gamat. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 17(1), 19-29.

Martarosa. (2008). Musik Gamat dari Pertunjukan Pentas ke Seni Pertunjukan Prosesi (Sebuah Tinjauan Historis. Ekspresi Seni, 10(1), 26-44.

Mayall, Jeremy. (2016.) Cross-genre Hybridity in Composition: A Systematic Method Organised Sound, 21(1), 30–39

Musmal. (2010). Gambus Citra Budaya Bangsa. Yogyakarta: Media Kreativa.

Navis, A.A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: PT Temprint.

Rokhani, Umilia, Aprinus Salam, dan Ida Rochani-Adi. (2015). Konstruksi Identitas Tionghoa melalui Difusi Budaya Gambang Kromong: Studi Kasus Film Dikumenter Anak Naga Beranak Naga. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 16 (3), 141-152.

Sinar, Tengku Lukman. (1990). Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan: Perwira.

Soetomo. (2015). Pemberdayaan Masyarakat: Mungkinkah Muncul Antitesisnya?. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharto, Edi. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sukotjo. (2012). Musik Gambang Kromong dalam Masyarakat Betawi Jakarta. Etnomusikologi Indonesia. 1(1).

Takari, Muhammad dan Heristina Dewi. (2008). Budaya Musik dan Tari Melayu. Medan: USU Press.

Takari, Muhammad. (2006). Musik Melayu: Akar Budaya, Akulturasi, Perubahan, dan Kontinuitas.” Ekspresi Sseni Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 8(2), 185-212.

Usop, Ahmad. (2008). “Dondang Sayang Seni Tradisi Melaka.” Media dan Sseni Warisan Melayu Serumpun dalam Gendang Nusantara. Kuala Lumpur: Jabatan Pengkajian Media Universitas Malaya.

Vickers, Adrian. Peradaban Pesisir Menuju Sejarah Budaya Asia Tenggara. Denpasar: Pustaka Larasan, Bekerja Sama dengan Udayana University Press.

Yampolsky, Phillip. (1990). Music of Indonesia 3 (Music from the Outskirts of Jakarta: Gambang Kromong”, Dokumentasi Teks dan Rekaman Audio CD (Tangerang, Jakarta Barat: Recorded, Smithsonian/Folkway cd/c, SF 40057.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v18i1.2444

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.