Musik Patrol dan Identitas Sosial GAMAN di Surabaya
Abstract
Di era global, tradisi lokal tidak selalu mengalami pelemahan budaya. Tradisi musik patrol GAMAN Surabaya adalah salah satu seni yang tumbuh karena proses invented of tradition lewat aktivitas pertunjukan. Menurut penjelasan Hobsbawn (2000), invented of tradition adalah kemunculan tradisi yang difungsikan agar tradisi tidak dipandang sebagai sesuatu yang tua atau identik dengan kuno. Tradisi musik patrol dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana melalui aksi GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) menciptakan identitas sosial bernuansa seni? Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dalam menguraikan fenomena aksi GAMAN Surabaya, di mana data diperoleh berdasarkan observasi partisipasi, wawancara mendalam dan dokumentasi yang dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya 1)proses invented of tradition secara berkesinambungan yang didukung penuh oleh proses globalisasi yang ada pada ranah sebuah pertunjukan dari pengembangan tradisi musik patrol sahur lokal, serta 2)kajian yang melibatkan unsur identitas GAMAN yang dipertemukan dalam sosial dan seni.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, M. (2011). Estetika: Pengantar Filsafat Seni. Jakarta: Sanggar Luxor.
Barker, C. (2004). Cultural studies, theory & practice. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Castells, M. (2010). Power of Identity Second Edition. United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Faizun. (2013). Kesenian Tradisional Tek-Tek Lokal Jaya Di Desa Jenang Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap: Kajian Bentuk Pertunjukan Dan Fungsi. [Skripsi]. Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, Dan Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Semarang. Semarang.
Featherstone, M. (1999). Global Culture: Nasiolism, Globalization and Modernity. California: Sage Publications Ltd.
Hobwbawn, E., & Terence, R. (2000). The Invention of Tradition. Melbroune: Cambridge University.
Ibnu (2004). Seni Musik Tong-Tong di Kabupaten Sumenep. [Skripsi]. Program Studi Antropologi. Fakultas Ilmu Budaya.Universitas Brawijaya. Malang.
Merriam, A. P. (1964). The Anthropology of Music. Northwestern: University Press.
Raditya, M. H. B. (2014). Musik sebagai Wujud Eksistensi dalam Gelaran World Cup. RESITAL: JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 15(1), 83-99.
Rengganis, D. A. (2016). Kontribusi Identitas Sosial terhadap Konformitas pada Penggemar K-Pop. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2).
Ridiyanto. (2016). [Wawancara].
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rizky. (2016). [Wawancara].
Suryajaya, M. (2016). Sejarah Estetika: Era Klasik Sampai Kontemporer. Jakarta: Gang Kabel dan Indie Book Corner.
Susanto, P. A. S. (1979). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Binacipta.
Tajfel, H. (1982). Social Identity And Intergroup Relation. England: Cambridge University Press.
Tunner, J.C. (1982). Toward Cognitive Redifination Of The Social Group. England: Cambridge University Press.
Warsana. (2012). Tumpang Tindih: Sebuah Komposisi Musik Dalam Interpretasi Personal. RESITAL: JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 13(1), 74-94.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v18i3.2301
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.