Rekonstruksi dan Revitalisasi Kesenian Rapa’i Aceh Pasca Tsunami
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami persebaran kesenian rapa’i dan langkah-langkah strategis yang ditempuh oleh seniman, budayawan, dan pemerintah daerah untuk menjadikan kesenian rapa’i tetap hidup dan lestari dalam masyarakat yang sedang berubah setelah dilanda bencana. Penelitan dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif berupa survei lapangan, wawancara, dan pendokumentasian. Kesenian rapa’i adalah salah satu jenis kesenian bernuansa Islam di Aceh yang sarat dengan nilai religious, kultural, sosial, keindahan, dan pendidikan. Sebelum bencana tsunami melanda Aceh tahun 2004, kesenian rapa’i digunakan sebagai media dakwah dan berakulturasi dengan budaya lokal. Simbol-simbol ekspresif seni dan agama berpadu menjadi kekuatan spiritualitas kebudayaan dan agama Islam. Unsur-unsur seni berupa musik, tari dan sastra menjadi karakter tersendiri dan telah mengantarkan kesenian rapa’i sebagai identitas budaya Aceh. Kehadiran dan perkembangannya berhubungan kait dengan perkembangan tarekat dan kehidupan sosial budaya masyarakat Aceh. Namun pada tahun 2004, Aceh diporak porandakan oleh gempa bumi dan tsunami yang menewaskan lebih dari 2000 orang, termasuk di dalamnya seniman-seniman dan budayawan Aceh. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran terhadap eksistensi kesenian rapa’i dalam menghadapi budaya global.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ardipal, A. (2015). Peran Partisipan sebagai Bagian Infrastruktur Seni di Sumatera Barat: Perkembangan Seni Musik Talempong Kreasi. RESITAL : JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 16(1), 15-24. doi:http://dx.doi.org/10.24821/resital.v16i1.1271
As, Bahani, Nab. dkk. (2007). Dibawa Kemana Masa Depan Aceh, Refleksi Keresahan Sosial Budaya Pascatsunami. Banda Aceh: Satker Penguatan Kelembagaan Kominfo BRR NAD-Nias.
Dharminta. (2009) “Rapa’i Uroh dalam Arak-arakan Kampanye Damai Aceh”. [Tesis] ISI Surakarta.
Ediwar. (2012). “Dinamika Muzik Islami Minangkabau di Sumatera Bara, Indonesiat”. [Tesis] University Kebangsaan Malaysia.
Ediwar. (2014). Rekonstruksi dan Revitalisasi Kesenian Rapa’i Aceh Pascatsunami. Jogyakarta: Gre Publishing
Hurgronje, Snouck. C. (1997). Aceh Rakyat dan Adat Istiadat. Leiden: INIS.
Kartomi, Margaret. (2005). Musical Journey in Sumatera. Australia: Monash University Press
Meuraaxa, Dada. (1974). Sejarah kebudayaan Sumatera. Medan: Hasmar.
Purwanto, Hari. (2000). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Sutarto, Ayu. (2005). Seni Pertunjukan Indonesi Mistisisme Seni dalam Masyarakat. Surakarta: The Ford Foundation & Program Pendidikan Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Umar, Muhammad. (2002). Darah dan Jiwa Aceh, Mengungkap Falsafah Hidup Masyarakat Aceh. Banda Aceh: Yayasan BUSAFAT.
Melalatoa, M. Junus. (2005). Memahami Aceh Sebuah Perspektif Budaya Aceh kembali Ke Masa Depan. Jakarta: IKJ Press.
Merriam, Allan P. (1964). Anthropology Of Music. Chicago: University Press.
Juned, Sulaiman. (2007). Deskripsi Karya, Hikayat Cantoi. Solo: Pascasarjana ISI Surakarta.
Sutrisno, L. (2011). Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang. RESITAL : JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 12(1), 14-30. doi:http://dx.doi.org/10.24821/resital.v12i1.452
Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2002). Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI.
Jakob Sumardjo. (2006). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v17i1.1688
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.