Langen Katresnan: Video Animasi dengan Tema Ramayana Episode Penculikan Shinta

Ika Yulianti

Abstract


Abstrak
Kisah Ramayana telah banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang
lalu. Kisah ini telah disebarkan dari generasi ke generasi. Cerita ini akrab bagi masyarakat dalam
bentuk kakawin ini sering dipentaskan dalam bentuk seni pertunjukan, dramatari, pertunjukan
wayang, serta dalam bentuk boneka atau patung. Kisah Ramayana memiliki banyak episode,
namun dalam penciptaan karya video animasi mengambil Episode Penculikan Shinta. Animasi
karya video ini dieksplorasi bentuk karakter dan cerita, serta berkolaborasi dengan tari, teater,
dan seni musik. Penculikan cerita Shinta menjadi dasar narasi utama dalam penciptaan video
animasi dengan tema Ramayana episode penculikan Shinta ‘Langen Katresnan’ yang kemudian
dikembangkan sesuai dengan ide-ide dan konsep. Ini juga mendukung penciptaan karya baru
yang mempromosikan keaslian pekerjaan. Video animasi ini bekerja dengan menggunakan
teknik dua dimensi. Ini sebenarnya adalah referensi yang animasi boneka yang pertama kali
diakui oleh nenek moyang sebelumnya.

 

Langen Katresnan: An Animation Video with the Theme ‘Ramayana Episode the Abduction
of Shinta’. Ramayana story has been widely known in Indonesian society since centuries ago.
This story has been disseminated from generation to generation. The story is familiar to the
public in the form of this kakawin often staged in the form of performing arts, dramatari,
puppet performances, as well as in the form of puppet or sculpture. Ramayana story has a lot
of episodes, but in the creation of this animated video work taking Shinta kidnapping episode.
This animated video works explored the form of characters and stories, as well as collaborate
with dance, theater and musical arts. Kidnapping of Shinta’s story became the basis of the
principal narrative in the creation of animated video with the theme of Ramayana episode
kidnapping Shinta ‘Langen Katresnan’ which then developed in accordance with the ideas and
concepts. It also supports the creation of new work that promotes originality of the work. This
animated video works using two-dimensional techniques. This is actually a reference to that
puppet animation that was first recognized by earlier ancestors.


Keywords


puppet;Ramayana; animation

Full Text:

PDF

References


Arya, Ravi Prakash (ed.). 1998. Ramayana

of Valmiki: Sanskrit Text and English

Translation. (English translation

according to M. N. Dutt, introduction

by Dr. Ramashraya Sharma, 4-volume

set) Parimal Publications: Delhi.

Buku Nawasari Warta, Oktober 1994.

Goldman, Robert P. 1999. The Ramayana of

Valmiki: An Epic of Ancient India.

Princeton University Press.

Hartoko, Dick. 1991. Manusia dan Seni.

Cetakan V. Yogyakarta: Kanisius.

Nugroho, Sugeng. 2002. “Studi tentang

Pertunjukan Wayang Kulit Enthus

Susmono”. Tesis S2 Studi Pengkajian

Seni Minat Pewayangan Nusantara,

Program Pascasarjana Sekolah Tinggi

Seni Indonesia (STSI) Surakarta.

Pitoyo, Agus. 16 April (2009). Perjalanan

Animasi Indonesia.

Rahmat, Jalaludin. 1991. Psikologi Komunikasi.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sedyawati, Edy. 1996. “Transformasi Budaya

Jawa” (Makalah disampaikan dalam

Kongres Nasional, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional).

Suara Merdeka, Edisi 2 Mei 2004.

Widjoyo, Wiyoso Broto. 1997. Mengungkap

dan Mengenal Budaya Jawa. Ganesa:

Jakarta.

Pustaka Laman

http://www.artikata.com/arti-330868-integrasi.

html

http://www.google.com

http://www.jelajahunik.us/2012/02/mengenaljenis-

jenis-wayang-di.html

http://www.wacananusantara.org

http://www.wikipedia.com




DOI: https://doi.org/10.24821/rekam.v10i1.3245

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

View Rekam Stats