Komposisi Musik “Impresi Doak” Transformasi Suara Burung Elang Pada Seni Tutur Doak di Desa Aur Cino, Kecamatan VII Koto, Kab Tebo, Jambi
Abstract
Indonesia memiliki keragaman tradisi yang sangat beragam, sehingga menjadi aset potensial untuk digali dan dikembangkan. Potensi bangsa ini salah satunya dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi atau ide dalam menciptakan komposisi musik. Tiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing, seperti salah satu tradisi lisan masyarakat DesaAur Cino, Kabupaten Tebo Propinsi Jambi. Di daerah ini dikenal seni tutur Doak yang merupakan wujud seni vokal yang mangandung pesan penuh hikmah, kebijkasanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman d intelegensi. Doak juga merupakan abstraksi dan interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar, yang menggambarkan hubungan manusia dengan kebahagiaan , hubungan manusia dengan kesedihan, dan hubungan manusia dengan cinta kasih. Kesenian doak, terdiri dari tiga bagian yang terangkum dalam sebuah bentuk, yaitu Kelik ¸Merayu meibo dan, Marah. Memelihara tradisi bukanlah sekedar memelihara bentuk, tetapi lebih pada jiwa dan semangat atau nilai-nilai. Jika yang diwarisi nilai-nilai, maka kita akan dengan lebih leluasa bisa melakukan interpretasi dan menciptakannya kembali dengan sikap kreatif dan imajinasi yang tinggi. Kemampuan menganalisa dan mengadopsi budaya baru, harus disikapi dengan pemahaman nilai-nilai tradisi sendiri dalam upaya pelestarian seni dan tradisi sebagai bentuk kearifan budaya lokal. Penciptaan komposisi musik ini melalui tahapan Identifikasi unsur-unsur musikal, eksplorasi terhadap ide musik, dan eksperimentasi terhadap interval-interval yang terdapat dalam kebiasaan-kebiasaan masyarakat desa setempat, sehingga menjadi warna baru dalam bentuk komposisi musik ansamble yang memiliki karakter khas salah satu daerah nusantara dan mewakili gambaran seni tutur Doak di desa aur cino, VII Koto, tebo, Jambi.
AbstractMusic Composition "Impression of Doak" Transformation of Eagle Voice in Doak Speech Art in Aur Cino Village, District VII Koto, Tebo Regency, Jambi. Indonesia has diverse traditions, so it becomes a potential asset to explore and develop. One of the potentials of this nation can be used as a source of inspiration or ideas in creating musical compositions. Each region in Indonesia has its traditions, such as one of the people's oral traditions of Aur Cino Village, Tebo Regency, Jambi Province. In this area, the art of Doak is known, which is a form of vocal art that contains a message full of wisdom, wisdom, knowledge, skills, experience, and intelligence. Doak is also an abstraction and interaction between humans and humans, humans with the natural environment, which describes the relationship between humans and happiness, human relationships with sadness, and human relationships with love. Doak art consists of three parts summarized in one form, namely Kelik Merayu meibo and Marah. Maintaining tradition is not just supporting the form but also the soul and spirit or values. If values are inherited, we will be able to more freely interpret and recreate them with a creative attitude and high imagination. The creation of this musical composition goes through the stages of identification of musical elements, exploration of musical ideas, and experimentation with intervals contained in the habits of the local village community so that it becomes a new color in the form of musical ensemble compositions that have a distinctive character from one of the regions of the archipelago. And represents a picture of Doak's speech art in the village of Aur Cino, VII Koto, Tebo, Jambi.
Keywords: Doak, Kelik, Merayu meibo, Marah
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alan P, M. (1964). The Anthropology of Music (1st ed.). Northwestern University Press.
Bambang Sunarto. (2014). Konsep Studi Penciptaan Seni. ISI Yogyakarta; Seminar Nasional FKI Ke-8
Bambang Sunarto. (2014). Konsep Studi Penciptaan Seni. ISI Yogyakarta; Seminar Nasional FKI Ke-8
Banoe Pono. (2003). Kamus Musik, Kanisius, Yogyakarta
Black, Dave & Tom Gerau (1998). The Essential Dictionary of Orchestration, Alfred, Los Angeles
Dieter Mack 1995 ”Sejarah Musik 3”. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.
Djohan. (2005). Psikologi Musik, Buku Baik, Yogyakarta
Edmund Karl Prier. (2008). Sejarah Musik 2. Yogyakarta; Pusat Musik liturgy
Fretes D Daniel. (2016). Soundscape: Musik dan Lingkungan Hidup. Jurnal Promusika, 4(2), 117–125.
Irnaningrat Satria Sang Nyoman, Matinya Pertunjukan Musik. Jurnal Promusika, 4(2), 94-101
Hardjana, Suka. (2003) ”Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini”, ford foundation dan MSPI, Jakarta.
Jamalus. (1988) Panduan Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta; Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Kodijat, Latifah. (1986). Istilah-Istilah Musik.Jakarta; DEPDIKBUD RI
Kusumawati Heni. (2004). Komposisi Dasar, Yogyakarta.
M.Miller Hugh, 1988,”Pengantar Apresiasi Musik”, terjemahan Triyono Bramantyo. Ps ISI Yogyakarta
Muhammad Syafiq, (2003)”Ensiklopedia Musik Klasik”, Adicita Karya Nusa,Yogyakarta
Muttaqin, moh & Kustap. (2008). “Musik Klasik Pengantar Musikologi Untuk SMK”, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Murgiyanti, Sal (2004), “Tradisi dan Inovasi dalam beberapa permaslahan tari di Indonesia”. Wedatama Widya Sastra, Jakarta.
Niecks Frederik. (1907). programma music. Novella and Co. London
Randel, Don Michael. (1986). ‘arangement’ The New Harvard Dictionary of Music. London; The Belknap Press of Harvard Universcity
Rhoderick J Mcneill. (2000). Sejarah Musik 2. PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta
Sidik, Hadaci. (2018), Komposisi Musik “Pik-Pik Numpang Tiduk”. Jurnal Puitika, 14(2), 190-204.
DOI: https://doi.org/10.24821/promusika.v10i1.6965
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 PROMUSIKA : Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
P-ISSN: 2338-039X (print) | E-ISSN: 2477-538X (online)