Sendratari Ramayana Prambanan Yayasan Roro Jonggrang Empat Episode di Panggung Terbuka (Open Air)
Abstract
RINGKASAN
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pertunjukan sendratari Ramayana Prambanan empat episode. Sendratari merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog. Tempat pertunjukan berada di panggung terbuka (open air) yang latar belakangya terdapat pemandangan (landscape) Candi Prambanan. Yayasan Roro Jonggrang merupakan grup pertama kali pendukung sendratari ini sejak tahun 1961. Cerita Ramayana diangkat dari epos Hindu lalu diadaptasi dengan budaya Jawa dan menjadi tarian. Berdasarkan fakta yang ada, cerita tersebut muncul dari relief batu yang dipahat di Candi Prambanan. Sendratari ini termasuk tari kolosal yang didukung oleh sekitar 100 orang yang terdiri dari 70 penari dan 30 pengrawit. Metode yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang akan dianalisis meliputi empat adegan yang terdiri dari, Sinta Ilang, Anoman Duta, Kumbokarno Gugur, dan Kembalinya Sinta (api suci). Data tersebut berguna untuk mendapatkan informasi mengenai pertunjukan Ramayana yang ada Candi Prambanan.
ABSTRACT
This article aims to describe the four-episode Ramayana Prambanan ballet show. This ballet is a performance that combines dance and drama without dialogue. The venue for the show is on an open air stage with a view of Prambanan Temple in the background. This ballet is a roro jonggrang foundation group which is the first group since 1961. The story of the Ramayana is based on the Hindu epic and then adapted to Javanese culture which becomes a dance. Based on the facts, the story emerged from the stone reliefs carved in Prambanan Temple. This ballet includes a colossal dance consisting of about 100 people consisting of 70 dancers and 30 musicians. The method that will be used in this paper is descriptive qualitative. The data to be searched includes four scenes consisting of, Sinta Ilang, Anoman Duta, Kumbokarno Falls, and The Return of Sinta (holy fire). This data is useful for obtaining information about the Ramayana performance at Prambanan Temple.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber Tertulis
Abimanyu, Petir. (2014). Ajaran-Ajaran Emas Ramayana-Mahabarata. Laksana: Yogyakarta
Dananjaya, James. (1986). Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafiti
Dana, I Wayan. (2015) Kraton Ratu BokoBudaya dan Ekologi. Yogyakarta: Penerbit Lembah Manah.
Nuraini, Indah. (2011). Tata Rias dan Busana Wayang Orang Gaya Surakarta. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta
Pudjasworo, Bambang. (2012). “Filsafat Joged Mataram”. Tidak diterbitkan.
R. M Soedarsono. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan.
R. S Sastrahardjana. (2013). Carita Ramayana. C V. Cendrawasih Asri: Sukoharjo, Surakarta.
Sumaryono. (2012). Ragam Seni Pertunjukan Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: UPTD Taman Budaya.
Suryobronto, GBPH. (1981). Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta. YogyakartaSoedarsono dan Narawati, T. (2014). Dramatari di Indonesia, Kontinuitas dan Perubahan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soedarsono. (2000). Wayang Wong Gaya Yogyakarta. Masa Gemilang dan Memudar. Seri Pustaka Keraton Nusantara 3, Yogyakarta: Tarawang.
Soerdarsono. (1997). Wayang Wong, Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v21i1.9663
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats