PUNAN LETO: IDENTITAS KULTURAL MASYARAKAT DAYAK KENYAH
Abstract
RINGKASAN Tulisan ini menganalisis tari Punan Leto pada masyarakat suku Dayak Kenyah khususnya di desa Ritan Baru dan Tukung Ritan dengan pendekatan sosial budaya dari teori Raymond Williams. Dalam teori Williams memiliki tiga komponen pokok yaitu, lembaga budaya (Institution), isi (content), dan efek (effect). Lembaga budaya menanyakan siapa yang menghasilkan produk budaya, siapa yang mengontrol dan bagaimana cara mengontrol itu dilakukan; komponen isi lebih fokus pada apa yang dihasilkan atau simbol-simbol apa yang diusahakan; dan komponen efek menanyakan konsekuensi apa yang diinginkan dari proses budaya tersebut. Ketiga aspek ini dapat dipakai untuk memahami bagaimana tari Punan Leto menjadi identitas budaya Dayak Kenyah.
ABSTRACT This research is discusses how art, especially dance, becomes a cultural identity in the Dayak Kenyah community, especially those in the villages of Ritan Baru and Tukung Ritan. Punan Leto dance is a traditional dance in the Dayak Kenyah community. This study uses a socio-cultural approach with Raymond Williams’ theory to formulate the problem, namely: Who maintains? What are the aspects that make up identity? What to expect when it comes to identity. The purpose of this study is to describe how the Punan Leto dance becomes the cultural identity of the Dayak Kenyah community.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber Tertulis
Andini, Batari Oja. 2015. Barongsai Cap Go Meh di Makassar sebuah Pemikiran tentang Tari, Ritual, dan Identitas. Jurnal Kajian Seni. Volume 02, No. 01.
Billa, Martin. (2006). Alam Lestari dan Kearifan Budaya Dayak Kenyah, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Franco,Susanne(2015). Reenacing heritage Bomas of Kenya: Dancing the postcolony. Jurnal of Dance Volume 47, 5-21.
Hadi, Sumandiyo Y. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta :
Pustaka Book Publiser.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari, Sebuah Pengenalan Awal,
Yogyakarta: Pustaka.
Idrawati ( 2016). Tari Manyakok, Tari Turun Mandi, dan Tari Podang Perisai sebagai Ekspresi Budaya Masyarakat Melayu Riau. Jurnal Panggung.Volume 26, 04.
Indrayuda (2013). Popularitas Tari Piring sebagai Identitas BudayMinangkabau. Panggung, volume 23, 1-4.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kwok, Medelina (2014). Dance and Cultural identity Among teh Paiwan tribe of Pingtung Country Taiwan. Dance research journal, volum 11. 1-2.
Martiara, Rina. 2014. Cangget Identitas Kultural Lampung sebagai Bagian dari Keanekaragaman Budaya Indonesia. Yogyakarta : Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Nyongesa Wayama, Militus (2014) Dance as a means of cultural identity: A case of the Bukusu Kamabeka dance. Talor yand Francis. Volum 11, 3-40.
Peterson Royce, Anya. 2007. Antropologi Tari. Terjemahan F.X. Widaryanto. Bandung: STSI Press Bandung.
Williams, Raymond. (1983). CULTURE.Cambridge: A Fontana Press.
B. Sumber Lisan
Ajang 65 th selaku kepada adat umum Dayak Kenyah pada tanggal 18 Januari 2018.
Merang, 73 tahun, seorang Ketua Adat Desa Tukung Ritan, tinggan di Kalimantan Timur Kabupaten Kuti KartaNegara Kecamatan Tabang Desa Tukung Ritan Rt 04.
Wen Kedung, 78 th selaku penari Tari Punan Leto zaman dulu dan sebagai masyarakat yang tinggal di Desa Tukung Ritan.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v18i1.6973
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats