TITIK-TITIK SYNDROME: KONDISI PENDERITA POSSESSION SYNDROME SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN TARI

Fetri Ana Rachmawati

Abstract


ABSTRAK

Pengalaman sebagai penderita Possession Syndrome yang diderita penulis dijadikan dasar permasalahan dalam karya tari ini. Melalui metode riset kualitatif yang digunakan untuk mengumpulkan hasil riset tentang possession syndrom yang berada di sekitar lingkungan penulis. Kemudian berlanjut ketahap penentuan tema, judul, dan proses penciptaan. Tema yang dipilih untuk karya tari ini yakni “kondisi penderita Possession Syndrome”. Pemilihan tema ini juga mengacu pada permasalahan di masyarakat yang selalu mengaitkan Possession Syndrome dengan hal–hal mistik, sehingga yang terjadi perlakuan yang didapat oleh penderita memberi dampak yang semakin buruk bagi tubuh penderita tersebut. Karya tari ini menggunakan sepuluh penari perempuan, jumlah sepuluh hanya untuk keperluan komposisi, dipilih penari perempuan karena penderita Possession Syndrome lebih dominan perempuan. Dalam karya ini akan dimunculkan teror – teror audio dan teror visual yang hadir dari lighting, kehadiran teror audio visual memberi dampak ketidak nyamanan bagi penonton hal ini merupakan gambaran dari kondisi yang dialami penderita “Possession Syndrome”

ABSTRACT

The experience of suffering from a Possession Syndrome suffered by the author was then used as a basis for problems in this dance work. Through qualitative research methods that are used to collect research results on the Possession Syndrome that is around the author's environment. Then it continues to determine the theme, title, and process of creation. The theme chosen for this dance work is "patient’s condition Possession Syndrome". The selection of this theme also refers to problems in society that always associate Possession Syndrome with mystical matters, so that what happens to the treatment obtained by sufferers has an increasingly bad impact on the body of the sufferer. This dance works using ten female dancers, the number ten only for the purposes of the composition, selected dancers woman for Possession Syndrome sufferers more dominant female.In this work an audio and visual terror will emerge that comes from lighting, the presence of audiovisual terror has an impact on the audience's inconvenience, this is a picture of the conditions experienced by sufferers of "possession syndrome".


Keywords


Kondisi tubuh, Possession Syndrome, perlakuan |Condition, Possession Syndrome, treatmen.

Full Text:

PDF

References


A. Sumber Tertulis

Anjani, Karina. 2014. Apa Itu Musik “Kajian Tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan4’33” Karya John Cage”, Gajah Hidup, Tangerang.

Anjaryani AM, Rahardanto MS. 2016.Dinamika Kesurupan Patologis: Studi Kasus di Jawa Tengah, Experientia Jurnal Psikologi Indonesia, Surabaya.

Berk, E Laura. 2017.Development Through The Lifespan, Pearson Education, London.

Beidel, Fraen Benstoper & Hersen Michel. 2014.Adult Psycopatology and Diagnosis. John Wily and Sons, Inc, Newjersey.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002.Warna, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Dibia, I Wayan, et.al. 2006.Tari Komunal, Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, Jakarta.

Effendi, Irwansyah. 2014.Spiritualitas, Gramedia Pustaka Pusat, Jakarta.

Hawkins, Alma M.1988.Creating Through Dance atau Mencipta Lewat Tari . Terjemahan Y. Sumandiyo Hadi.2003. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.

Hawkins, Alma M. 1991.Moving From Within: A New Method for Dance Making atau Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Dalam Menciptakan Karya Tari, Terjemahan. I Wayan Dibia. 2003. Ford Foundationdan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Jakarta.

Kaplan dan BJ Sadouk. 1994.Synopsiss of Psyciatry sevent edition, Lippincot Williams & Wilkins a Wolters Kluwer Bussiness, Amerika.

Langer, Suzanne K. 2002.ProblematikaSeni, terjemahan FX. Widyanarto, SunanAmbu Press, Bandung.

Martono, Hendro. 2008.Sekelumit Ruang Pentas, Cipta Media, Yogyakarta.

Martono, Hendro. 2010.Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan, Cipta Media,Yogyakarta.

Martono, Hendro. 2012.Panggung pertunjukan dan Berkesenian, Cipta Media,Yogyakarta.

Read, Harbert. 1993.PengertianSeniTerj. Soedarso Sp. SakuDayar Sana,Yogyakarta.

Roughet, Gilbert. 1985.Music and Trance: A theory of the Relations Between Music and Possession, University of Chicago, Chicago.

Septiawan. 2017.”Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif” dalam Yudiaryani, et.al, Karya Cipta Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Smith, Jacqueline. 1976. Dance Compoositin: A practical Guide for Teacher atau Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, terjemahan Ben Suharto. 1985. IKALASTI, Yogyakarta.

SM, Razali. 1999.Dissosiative Trance Disorder: A Case Report, Jurnal Eastern Jurnal Of Medicine, Turkey.

Sp, Soedarso. 2006.TRILOGI SENI Penciptaan, Eksistensi, Dan Kegunaan Seni, BP ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Tseng wen-shing, Streltzer Jon. 1997.Culture and Psychopatholog, Bruner, Inggris.

B. Webtografi

Frigerio. 2007.Fenomena Kesurupan Dalam Bentuk Histeria, dikutip tanggal 1 Mei 2019.

https://jpfani.wordpress.com

https://books.google.co.id

https://journal.wima.ac.id

C. Narasumber

Dea Agustiana, 24 tahun, pekerja seni.

Nurdella, 22 tahun, Mahasiswi.

Fatmawati, 22 tahun, Mahasiswi.

Ifa Nurfatma, 21 tahun, Mahasiswi.

Kinesti Eqi, 21 tahun, Mahasiswi.

Ozzy Azura, 23 tahun, Mahasiswi.

Bayu, 23 Tahun, alumni Psikologi UNY Yogyakarta.

Regiya, 24 Tahun, alumni Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Bella Indra Permana, 16 tahun, Mahasiswi.

Nurul Jamilah, 38 tahun, Mahasiswi.

Vandarina Sartika Sari, 23 tahun, Mahasiswi.

Adhittya Sobhitarini, 21 tahun, Mahasiswi.

Linda Dwi Puspitasari, 26 tahun, Perawat.

Dinda Wulan, 25 tahun, Mahasiswi.

Gabriela Ayang, 21 tahun, Mahasiswi.

Meidinar Adellia Sasongko, 21 tahun, Mahasiswi.

PutriSari Dwi Ningsih, 21 tahun, Mahasiswi.

Ariesta Putri R, 21 tahun, Mahasiswi.

Nasrinada, 21 tahun, Mahasiswi.

Lelly, 26 tahun, perawat.

Thiara Puspitaningtyas, 15 tahun, Siswi.

Regina, 14 tahun, Siswi.

Shenda Aprilia, 25 tahun, Mahasiswi.

Nabilla Fahilma, 21 tahun, Mahasiswi.

Crekinagara, 21 tahun, Mahasiswi.

Sheliasam, 23 tahun, Mahasiswi.

Ines Asikalani, 24 tahun, Mahasiswi.

Arica Andara, 24 tahun, Mahasiswi.

Anindita Fahma, 24 tahun, Mahasiswi.

Anugrah Mega Christina, 20 tahun, Mahasiswi.

Dwi Fitria, 20 tahun, Mahasiswi.




DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v17i1.5616

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats