ENCEH: KARYA TARI SEBAGAI EKSPRESI UPACARA RITUAL DI MAKAM RAJA-RAJA IMOGIRI
Abstract
Karya tari yang berjudul Encèh terinspirasi dari nama upacara ritual yang ada di Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri yaitu Nguras Encèh. Karya ini bercerita tentang latar belakang dan proses upacara Nguras Enceh, yang diawali dari awal ritual sampai akhir upacara Nguras Encèh. Upacara ini diadakan setiap bulan Sura. Nguras Encèh merupakan simbolisasi pembersihan diri dari segala sesuatu yang buruk dalam diri manusia. Dalam hal ini sesuatu yang buruk digambarkan oleh sosok Bethara Kala. Air Encèh dipercaya bertuah dan berguna untuk membersihkan “hati” yang diselimuti iri, dengki, benci, murka dan berbagai emosi negatif. Lebih dari itu air dari Encèh dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
The title of the dance is Encèh. This title is taken from a ritual ceremony in the Grave of Mataram Kings at Imogiri, named Nguras Encèh. The dance tells the story of the ceremony from the very beginning of the background and the process itself. The ceremony is held every Sura month (Sura is a Javanese month). Nguras Encèh symbolized the purification from anything bad from human soul. In this dance, the bad thing conceived by Bathara Kala. The water from the Encèh believed as a cure for the heart with any negative emotions such as jealousy, hatred, and anger or wrath. Indeed, the water of the Encèh believed can cure any diseases.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ellfeldt, Lois. 1977. A Primer For Choreographers, terj. Sal Murgiyanto, Pedoman Dasar Penata Tari, Jakarta: Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2012. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Cipta
Media.
Martono, Hendro. 2008. Sekelumit Ruang Pentas Modern dan Tradisi. Yogyakarta: Cipta Media.
Martono, Hendro, 2010. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta:
Cipta Media.
Meri, La. 1986. Dances Composition the Basic Elements, terj. Soedarsono,
Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari
Indonesia.
Priadi A, Wahyuni, Nurbudiyono, Nugroho NA. 2007. Upacara Adat yang ada
di Wilayah Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Sang Surya Grafika.
Saptawati N, Setowahyono A. 1995. Sebuah Catatan Tentang Keberadaan
Nama Yang Disemayamkan Di Dalam Makam Raja-Raja Di Komplek Pemakaman Imogiri, Kota Gede, Girilaya, Serta Banyusumurup – D.I.
Yogyakarta (terj.). Bandung.
Smith, Jacqueline. 1985. Dance Composition: A practical guide for teachers, terj. Ben Suharto, Komposisi Tari: Sebuah petunjuk
praktis bagi guru. Yogyakarta: Ikalasti.
Wibowo, Fred. 2002. Tari Kalasik Gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Narasumber:
Ardi Pawoko, umur 49 tahun, abdi dalem keraton Yogyakarta.
Suhardi, umur 49 tahun, profesi pegawai swasta, Alamat: Cempluk, Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v13i2.3602
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats