PAT PINURBA
Abstract
Pat Pinurba merupakan koreografi kelompok yang terinspirasi dari konsep kiblat papat lima pancer yang berarti “empat arah yang ke lima pusat” di Jawa. Judul ini diambil dari bahasa Sanskerta, Pat berasal dari kata papat yang berarti empat, sedangkan Pinurba berasal dari kata purba yang berarti kekuasaan. Pat Pinurba dapat dimaknai sebagai empat yang dikuasai/dikendalikan. Karya tari Pat Pinurba diekspresikan secara simbolis dan ditarikan oleh delapan penari, empat penari putra dan empat penari putri. Esensi kualitas gerak lembut dan keras (kendho dan kenceng) serta kualitas gerak dengan tempo lambat/pelan dalam teknik tari alusan Jawa yang tenang, mengalir, lambat dan detail menjadi inspirasi dasar untuk mengekspresikan karya Pat Pinurba. Karya tari ini didukung dengan video mapping, sehingga pencahayaan yang digunakan membutuhkan beberapa special light. Pendekatan koreografis yang digunakan pada karya tari Pat Pinurba yaitu sensasi ketubuhan, sensasi emosi, sensasi imaji, dan ritus ekspresi.
Pat Pinurba is a dance art work created as a group choreography. This title took from sanskerta language, “Pat” from the word papat which means four, then “Pinurba” from the word purba which means control. Pat Pinurba has a meaning to control the four. Kiblat papat lima pancer concept which means “four directions then the fifth is the central” in Java, was take to express Pat Pinurba. Pat Pinurba shown symbolisly and danced by eight dancers, four male dancers and four female dancers. The soft and strong movement quality (kendho and kenceng) also the dinamic movement in alusan dance from Java which are smooth, flow, slow, and detail become a basic inspiration to express Pat Pinurba. This dance art work supported with a video mapping, so it needs a special lights. To create this choreography it used fisical sensation, emosional sensation, imaginal sensation, and ritual expression.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Chodjim, Achmad. Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2003.
_______________. Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat, edisi revisi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2013.
Endraswara, Suwardi. Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi. 2006.
Giri MC, Wahyana. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi. 2010.
Hadi, Y. Sumandiyo. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Manthili. 1996.
__________________. Koreografi: BentukTeknik-Isi. Yogyakarta: Cipta Media. Cetakan kelima, 2017.
__________________. Koreografi: Ruang Prosenium. Yogyakarta: Cipta Media. Cetakan pertama, 2017.
Hawkins, Alma M. Creating Trough Dance. Los Angeles. dialihbahasakan oleh Y. Sumandiyo Hadi. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta. 1990.
Herusatoto, Budiono. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT.Hanindita Graha Widya. 1991.
Kamajaya, H. Karkono, dkk. Ruwatan Murwakala: Suatu Pedoman. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 1996.
Kusrianto, Adi. Batik: Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: Andi Offset. 2013.
Martono, Hendro. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media. 2010.
_______________. Koreografi Lingkungan, Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara. Yogyakarta: Cipta Media. 2012.
_______________. Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Multi Grafindo. 2012.
_______________. Buku Ajar Ziarah Ragawi: Meningkatkan Kualitas Ketubuhan. Yogyakarta: Cipta Media. 2016.
Morin, Lutse Lambert Daniel. “Problematika Tugu Yogyakarta dari Aspek Fungsi dan Makna”, dalam Journal of Urban: I S S N :
8 5 8 3 9 8 9
Oky Bima Reza Afrita PAT PINURBA
Society’s Arts Vol. 1 No. 2, Yogyakarta: Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. 2014.
Rusdy, Sri Teddy. Ruwatan Sukerta dan Ki Timbul Hadiprayitno. Jakarta: Yayasan Kertagama. 2012.
Subalidinata, R.S., dkk. Sejarah dan Perkembangan Cerita Murwakala dan Ruwatan dari Sumber-sumber Sastra Jawa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi). 1985.
Sumardjo, Jakob. Estetika Paradoks, edisi revisi. Jawa Barat: Sunan Ambu Press. 2010.
Susetya, Wawan. Empat Hawa Nafsu Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi. 2016.
Trisusilowati, Trisno. “Murwakala Dalam Ruwatan Sukerta: Sebuah Kajian Sosiologi Teater”, dalam Jurnal Surya Seni: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Vol. 5 No. 1. Yogyakarta: Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. 2009.
Wijayanti, Jiyu. “Nrtta Nirbhaya”, dalam Jurnal Surya Seni: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Vol. 2 No. 1. Yogyakarta: Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. 2006.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v10i1.2803
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats