MEDOMBO

Enggar Trisnawati Yudhiono

Abstract


Medombo adalah judul dari karya yang diwujudkan ke dalam sebuah koreografi kelompok, menunjuk pada konsep dasar prosesi ritual Mamang. Medombo diambil dari bahasa asli suku Paser yang artinya menaikkan. Medombo yang dimaksudkan adalah rangkaian awal pada elemen penting yang terdapat pada ritual Mamang yaitu ritual mengawinkan bibit padi guna menghasilkan bibit padi unggul dengan meminta jasa Mulung dan Penggading mengawinkan padi layaknya sepasang pengantin.
Karya tari ini menggunakan tipe tari dramatik dengan mengangkat suasana prosesi dalam ritual Mamang. Berkaitan dengan konsep, pilihan bentuk karya dan tema yang dipilih adalah prosesi ritual Mamang, merupakan upacara yang dilaksanakan pada penggarapan padi dalam sistem ladang berpindah. Koreografer memvisualisasikan sebuah karya koreografi kelompok dengan penari yang berjumlah sepuluh orang penari terdiri dari lima penari laki-laki terbagi menjadi tiga orang penari laki-laki sebagai peladang laki-laki dan dua orang penari laki-laki sebagai simbolisasi padi dan Mulung atau dukun, serta lima penari perempuan terdiri dari tiga orang penari perempuan sebagai peladang perempuan dan dua orang penari perempuan sebagai Dewi Sri lambang kesuburan atau simbolisasi padi dan Penggading/Itak Pare atau pembantu dukun.
Bentuk penyajian dalam karya ini adalah simbolis representasional dengan menggunakan properti tari berupa gelang atau gitang sebagai pendukung suasana sakral dan penyampaian pesan pada ritual tersebut. Penggunaan properti gitang dikomposisikan dengan memperhatikan aspek ruang, waktu dan tenaga pada karya ini. Keberhasilan karya ini didukung oleh banyak pihak dan elemen-elemen yang mempengaruhi diantaranya musik, artistik, pencahayaan, tata suara serta rias dan busana.

Keywords


Medombo; ritual Mamang; Paser

Full Text:

PDF

References


DAFTAR SUMBER ACUAN

A. Sumber Tercetak

Hadi, Y. Sumandiyo. (2003), Aspek-Aspek Dasar Karya Tari Kelompok, Manthili, Yogyakarta.

________________. (2006), Seni dalam Ritual Agama, Pustaka, Yogyakarta.

________________. (2007), Kajian Tari Teks dan Konteks, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta.

________________. (2011), Koreografi: Bentuk Teknik Isi, Cipta Media, Yogyakarta.

Haryanto. (2015), Musik Suku Dayak Sebuah Catatan Perjalanan di Pedalaman Kalimantan, Badan Penerbit ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Hawkins, Alma M. (1998), Creating Trough Dance, diterjemahkan Y. Sumandiyo Hadi berjudul Mencipta Lewat Tari (2003), Manthili, Yogyakarta.

Kuntowijoyo. (2013), Pengantar Ilmu Sejarah, Tiara Wacana, Yogyakarta.

Kusmayanti, A.M. Hermien. (1990), Makna Tari Dalam Upacara di Indonesia, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.

Martono, Hendro. (2008), Sekelumit Ruang Pentas Modern dan Tradisi, Cipta Media, Yogyakarta.

_____________. (2010), Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan, Cipta Media, Yogyakarta.

_____________. (2012), Ruang Pertunjukan dan Ruang Berkesenian, Cipta Media, Yogyakarta.

Purwana, Bambang H. Suta. (2006), Kebudayaan Masyarakat Paser Di Kabupaten Pasir Propinsi Kalimantan Timur, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Pontianak

Riwut Tjilik. (2007) Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, NR Publishing, Yogyakarta.

Riwut, Nila. (2003) Maneser Panatau Tatu Hiang Menyelami Kekayaan Leluhur, Pusakalima, Palangkaraya.

Sedyawati, Edi. (1981), Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Sinar Harapan, Jakarta.

Smith, Jacqueline. (1976), Dance Composition, A Practical Guide For Teachers, diterjemahkan Ben Suharto berjudul Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru (1985), IKALASTI, Yogyakarta

Soedarsono R.M, (2002), Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

B. Narasumber

Gemari (64th), Kepada Adat Desa Brewe, Kecamatan Longikis, Kabupaten Paser

Inggong (63th), Kepala Adat Desa Laburan, Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser

M. Yunus Abidin (64th), Pengamat Seni Paser, Tanah Grogot, Kabupaten Paser

Nahel (75th), Mulung Desa Laburan, Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser

Rudy Nuriansyah (33th), Ketua Yayasan Sadurengas, Tanah Grogot, Kabupaten Paser

Rusidah Agustina (31th), berprofesi sebagai staff Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Paser

C. Discografi

Tugas Akhir Penciptaan Tari, “Tariu Galang”, Mega Lestari Silalahi, 2012

Tugas Akhir Penciptaan Tari, “Leto Manyam Kalong”, Marsiti Jufalis, 2015

Tugas Akhir Penciptaan Tari, “Tatag De Penyawo”, Usman Najrid Maulana, 2013.

D. Webtografi

https://kandilo.wordpress.com/kabupaten-paser




DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v9i2.2543

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats