Kaawakan Ulun
Abstract
“Kaawakan Ulun” merupakan sebuah judul karya koreografi pada tugas akhir yang penata tempuh pada semester genap tahun akademik 2015/2016. Koreografi Kaawakan Ulun menceritakan tentang pengalaman penata yang kembali dan menemukan kenyamanan dalam bergerak, menari serta kebudayaan penata dengan melihat tradisi dari daerah penata. Kata Kaawakan Ulun, berasal dari kata dasar Awak dan Ulun, kedua kata tersebut diambil dari bahasa daerah suku Banjar, salah satu suku yang ada di Kalimantan Selatan.
Koreografi Kaawakan Ulun, hadir dalam bentuk koreografi kelompok, yang menggambarkan atau menceritakan pengalaman penata yang tidak tahu akan tari tradisional dari daerah penata sendiri. Seiring berjalannya waktu, penata mulai merasa malu karena tidak mengetahui tari tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Penata mulai mencari tahu dan mempelajari tari tradisional Kalimantan Timur, melalui teman-teman yang ada disekitarnya yang berasal dan memiliki kebudayaan yang sama dengan penata. Sehingga akhirnya penata sadar, bahwa tari tradisional sangatlah istimewa dan indah, sehingga munculah ide untuk menggarap unsur budaya tradisional dengan ketubuhan yang penata miliki, untuk dikolaborasikan hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan indah.
Koreografi Kaawakan Ulun ini, penata masukan beberapa unsure budaya yang ada di Kalimantan Timur, yaitu unsur budaya Pedalaman atau Dayak dan unsur budaya Pesisir atau Melayu Kutai. Koreografi ini di dalamnya juga hadir permainan Flag Marching Band sebagai salah satu properti tari. Musik pengiring koreografi ini juga mengikuti kedua unsure budaya tersebut. Sumber suara pada musik pengiring ini tidak hanya bersumber dari alat musik tradisional dan musik digital yang diciptakan melalui program komputer saja, namun juga bersumber dari suara vokal seperti senandung, agar suasana khas dari Kalimantan Timur tambah terasa.
"KaawakanUlun" is the title of choreographic creation on the final project that artist btained on the second semester of the 2015/2016 academic years. This dance tells about flashback of choreographer’s experiences that found comfort in moving. KaawakanUlun , derived from the base word Awak and Ulun, that words are taken from Banjar language , one of the ethnic in South Kalimantan. This dance presented in a form of choreography group. The dance describes the choreographer’s experience who did know traditional dances from choreographer’s own. Over time, the choreographer began to feel embarrassed because he did not know the traditional dances that originated from East Kalimantan. Furthermore, the choreographer began to seek out and learned traditional dance of East Kalimantan from friends who comes from the same culture. Finally choreographer understood that traditional dance is very special and beautiful. So came idea to make creation with element that choreographer has. It was be collaborate and became a harmonious and beautiful dance.
Choreographer combined some elements of that exist in East Kalimantan. That ware outback area or Dayak culture and coastal or Malay culture. In this dance choreographer used Marching Band flags as one of the properties dance. The music followed both of the cultures. The musical accompaniment not only from musical instruments and digital music that created by using computer program but also from the sound like humming so the atmosphere like East Kalimantan tasted.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber Tercetak
Amin, Mohd. 1997. Pedoman Lagu dan Seni Tari Rakyat Kalimantan Timur. Kalimantan Timur: Departemen pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur.
Dachlan, H. Oemar. 2000. Kalimantan Timur Dengan Aneka Ragam Permasalahan Dan Berbagai Peristiwa Bersejarah Yang Mewarnai. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu Jakarta.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2012. Koreografi Bentuk-Teknik_isi. Yogyakarta: Cipta Media.
. 2003 Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta : Elkaphi.
Idris, Zailani. 1977. Kutai Obyek Perkembangan Kesenian Tradisional Di Kalimantan Timur. Jakarta.
Luna, Hikari dan Amira Iffat. 2015. Mahir Menjahit Tingkat Dasar Sampai Terampil. Klaten: Hafamira.
Martono, Hendro. 2008. Sekelumit Ruang Pentas. Yogyakarta: Cipta Media. 2012.
Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Multi Grafindo. . 2010.
Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media.
Maulana, Achmat. 1985. Ungkapan Tradisional Sebagai Sumber Informasi Kebudayaan Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Meri, La. 1975. Dance Composition: The Basic Elements. Terjemahan Soedarson, Komposisi Tari Elemen- Elemen Dasar. Yogyakarta: Lagaligo.
Murhansyah. 2006. Erau Kemilau Kearifan Masa Silam, Pondok Gede: Ganeca Exact.
Muzakir, Djahar. 2010. Cerita Rakyat Kalimantan Timur 20 Cerita Rakyat Kaltim Terbaik, Jakarta : Pustaka Spirit.
Naim, Ngainum. 2012. Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: Andi.
Nugroho, Sarwo. 2015. Manajemen Warna dan Desain. Yogyakarta: Andi.
Obeng, Djumri. 1980. Tingkilan dan Tarsulan Suku Kutai, Jakarta: Proyek Penerbit Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
Pamungkas, Adi Jarot. 2008. Dasar dan Aplikasi Musik Digital, Yogyakarta: Andi.
Ramlan, H. 2012. Ilmu Bahasa Indonesia, Yogyakarta : Cv Karyono.
Risyahibban, TT. Album Ragam Hias Suku Modang, Kalimantan Timur: Proyek Bimbingan Dan Pengembangan Industri Kecil (BIPIK) Kanwil Dept. Perindustrian Prop Kalimanatan Timur.
Sari, Puspa Sekar. 2014. Rahasia Cepat Membuat dan Mendesain Baj Sendiri. Jakarta: Dunia Kreasi.
Smith, Jacqueline. 1975. Komposisi Tari: Sebuah Pertunjukan Praktik Bagi Guru, terjemahan Ben Suharto. Yogyakarta: Ikalasri Yogyakarta.
Susanto, Eko. 2005. Gelora Kaltim, Samarinda : Biro Humas Pemerintahan Propinsi Kalimantan Timur.
Thowok, Didik Nini. 2012. Stage Make-up By Didik Ninik Towok Untuk Teater Tari dan Film. Jakarta: PT Centro Inti Media.
A. Sumber Tidak Tercetak
Lidwina Lirung , 37 tahun, aktif dalam kegiatan seni, khususnya seni Kalimantan Timur. Bertempat tinggal di Jl Lubang Buaya, Jakarta.
B. Webtografi
http://www.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/static/lambang_kabu paten/. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Lambang Kabupaten . 2013. Diunduh pada tanggal 16 September 2015.
http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Jalan-Jalan/Rahasia-Warna-Manik-Manik-Dayak. Lita. Rahasia Warna Manik-Manik Dayak. Agustus 2015. Diunduh pada tanggal 16 September 2015.
http://www.kompasiana.com/tien.kusumawati/proses-penciptaansebuah-karya- tari_55003c6da333117c6f510551. Tien Kusumawati. Proses Penciptaan Sebuah Karya Tari. Diuanggah ke internet pada tanggal 30 Oktober 2010. Diunduh pada tanggal 12 September 2015.
http://sarungtenun- samarinda.blogspot.co.id/2013/05/galeri- proses pembuatan sarung-tenun.html. Aldhi Murazqi. Galeri Proses Pembuatan Sarung Tenun Samarinda. 2013. Diunduh pada tanggal 20 September 2015.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v7i2.1597
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats