Kicak Shrogol
Abstract
Kicak Shrogol diambil dari gabungan suku kata nama motif yang dikembangkan yaitu kirig, cakilan, shrokal, dan megol. Motif gerak yang menjadi dasar karya tari ini adalah motif gerak kirig, cakilan, shrokal, dan megol. Karya tari Kicak Shrogol merupakan jenis koreografi kelompok dengan menggunakan dua puluh lima penari. Tidak ada makna khusus dalam jumlah penari Kicak Shrogol, koreografer hanya ingin mencoba dan membuat pola lantai yang bervariasi dengan menggunakan dua puluh lima penari. Selain itu, pembawaan yang lebih maskulin maupun feminin juga ditekankan. Tipe karya tari Kicak Shrogol adalah studi motif gerak kirig, cakilan, megol,dan shrokal. Pencarian pengembangan atau kemungkinan-kemungkinan dalam
mengembangkan esensi motif gerak tersebut, misalnya esensi gerak kirig pada bahu di pindah ke pantat dan dada, maka akan menghasilkan gerak yang baru. Formasi karya tari Kicak Shrogol menggunakan titik kuat dan titik lemah pada proscenium stage.
Kicak Shrogol name taken from dance movement namely kirig, cakilan , shrokal , and megol. Those movements had been the basic movement for this coreography. This dance performed by group with twenty five dancers .There is no special meaning in the number of Kicak Shrogol dancers , choreographer just wanted to try and made a dance floor pattern varies with twenty five dancers . In addition , masculine and feminine character were emphasized. Kicak Shrogol had a study dance type from kirig,cakilan , megol , and shrokal movements. Choreographer search how the possibility and develop of the essence movement, for example the essence of kirig was on the shoulder than thrive to bottom and cest, so it create a new movement. Choreographer used strong and weak proscenium stage point for the dance floor pattern.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber tertulis
Ellfeldt, Lois. 1967. A Primer For Choreographers (Pedoman Dasar Penata Tari). Terjemahan Sal Murgiyanto.1977. Jakarta: LPKJ
Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Elkaphi.
________________. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher . 2011.
Koreografi (Bentuk – Tehnik – Isi). Yogyakarta: Cipta Media . 2012.
Seni Pertunjukan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Hawkins, Alma M. 1998. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Y.Sumandiyo Hadi (2003). Manthili: Yogyakarta.
________________.2003.Moving From Within (Bergerak Menurut Kata Hati).Terjemahan I Wayan Dibia. Jakarta: Kerja Sama Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Jung, Carl Gustav. 1958. Psyche and Symbol:A Selection from the Writings of C.G. Jung.Ed. Violet S. de Laszo. New York: Doubleday Anchor Book,.
Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta : PT. Djaya Pirusa.
Kuntowijoyo. 1986. Tema islam dalam pertunjukn rakyat jawa : kajian aspek sosial, keagamaan dan kesenian.Jakarta.
Departemen pendidikan dan kebudayaan
jendral kebudayaan proyek penelitian dan pengkajian kebudayaan nusantara (javanologi)
Martono, Hendro. 2010. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media.
Martono, Hendro. 2012. Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Cipta Media
______________. 2012. Koreografi Lingkungan “Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara. Yogyakarta : Cipta Media.
Meri, La. 1965. Dance Composition:The Basic Elements (Komposisi Tari Elemen- Elemen Dasar).Terjemahan Soedarsono.1975. Yogykarta: Lagaligo.
Morris Desmond. 1997. Manwatching A Field to Himan Behavior. New York: Herman Friedhoff.
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soelarto, B. Soepanto. Risalah Sejarah dan Budaya. Yogyakarta : Balai Penelitian Sejarah dan Budaya.
Soedarsono. 1989. Seni Pertunjukan Jawa Tradhisional dan Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
________________.1999. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa.
Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Bekerjasama dengan ArtiJine Atas bantun Ford Foundation.
________________. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Yogyakarta: Arti.
Line. .2002. Seni Pertunjukan Indonesia.Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
________________. 2002. Seni Peretunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Smith, Jacqueline, 1976. Dance Composition A Practical Guide For Teachers (Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Asli Pagi Guru).Terjemahan Ben Suharto. 1985. Yogyakarta: Ikalasi.
Sumaryono.2012. Ragam Seni Pertunjukkan Tradisional. Yogyakarta: UPTD Taman Budaya.
Thowok, Didik Nini. 2012. Stage Make-Up. Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
B. Sumber lisan
Nama :Surajiyo
Umur :50 tahun
Pekerjaan : pemilik sanggar tari Angguk
Nama : Sri Wuryanti
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Penari dan pelatih tari Angguk
Nama : Mudiyanto
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : Petani
C. Sumber Video
- Video tari Tumbuh Membar Jaklado koleksi Ayu Permata Sari
- Video tari Kenez oleh Puput Ratri Widayani
- Video tari Tari Angguk Tempel “Suko Budaya” oleh Dinas Kebudayaan Jawa Tengah
- Video tari Ngirig Dolalak oleh Dinas Kebudayaan Jawa Tengah
- Vidio Tari Angguk pripih oleh Sripanglaras
- VidioTari Oleg
D. Webtografi
http: //psychologynews.info/gangguan- psikolgi/kesurupa-tau-trance/
http: //news.liputan6.com/read/753313/tari- angguk-kesenian-rakyat-darikulon- progo
https://www.youtube.com/watch?v=Tq6AsJPjKM4
https://www.youtube.com/watch?v=ZAelBiPTNrg
https://www.youtube.com/watch?v=ETsNGtpC1TE.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v7i1.1588
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats