Wariga Murti: Sebuah Transformasi Tumpek Wariga dalam Bentuk Karya Tari
Abstract
RINGKASAN
Artikel ini memaparkan hasil studi/projek independen program kegiatan MBKM yang dilakukan pada semester VII (September-Desember 2022). Kegiatan MBKM berupa projek independen yang bermitra kerja dengan Sanggar Semara Ratih, menciptakan sebuah karya tari hasil kolaborasi antara pencipta dengan Sanggar Semara Ratih. Proses penciptaan karya tari inovatif diwujudkan dengan menggunakan metode penciptaan Angripta Sasolahan yang tahapannya terdiri dari ngarencana, nuasen, makalin, nelesin dan ngebah. Tari Wariga Murti bertemakan tumbuhan-spirit religius, ditarikan oleh 6 orang penari. Tata rias Tari Wariga Murti menggunakan tata rias karakter untuk memperjelas karakter yang ingin ditonjolkan. Sedangkan tata busana Tari Wariga Murti yaitu memasukkan unsur atau elemen warna tumbuhan ke dalam busana. Karya tari ini memiliki struktur yang terdiri dari tiga bagian dan berdurasi 11 menit dengan musik tarinya menggunakan MIDI. Terciptanya karya Tari Wariga Murti, pencipta berharap peristiwa budaya Tumpek Wariga tetap dapat ditarikan dan terpelihara dengan baik.
ABSTRACT
Wariga Murti : Transformation Of Tumpek Wariga In The Form Of Dance This article aims to present the results of independent studies/projects of the MBKM activity program while the creators are participating in semester VII (September-December 2022). MBKM activities are in the form of independent projects in partnership with Sanggar Semara Ratih. The independent project activity by creating a dance work is the result of a collaboration between the creator and Sanggar Semara Ratih. The process of creating innovative dance works with Sanggar Semara Ratih was realized using the Angripta Sasolahan creation method, the stages of which consisted of planning, nuasen, makalin, nelesin and singing. The Wariga Murti dance has the theme of religious plants and is danced by 6 dancers. Wariga Murti Dance make-up uses character make-up to clarify the character you want to highlight. Meanwhile, the fashion for the Wariga Murti Dance involves incorporating elements or elements of plant colors into the clothing. This dance work has a structure consisting of three parts and is 11 minutes long with dance music using MIDI. With the creation of the Wariga Murti dance, the creator hopes that the Tumpek Wariga cultural event can still be danced and maintained properly.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR SUMBER ACUAN
A.A.M.Djelantik. (1999). Estetika: Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
BaliTV, P. (2022). Dharma Wacana -Tumpek Wariga. Bali TV.
https://www.youtube.com/watch?v=QRceJtEs1Vw
Hawkins, A. M. . I. W. D. (2003). Moving From Within: A New Method for Dance Making (Terjemahan). Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Hidayat, V. A. (2020). Bentuk Visual Kostum Tari Merak Jawa Barat Karya Irawati Durban Ardjo. Joged, 15(1), 84–95.
https://doi.org/10.24821/joged.v15i1.4664
Martini, N. N. N. (2019). Kajian Tri Hita Karana Dalam Perayaan Tumpek Wariga. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 2(2019), 238–246. http://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/kamaya/article/view/297
Putri, V. K. M. (2022, November). Fungsi Properti dalam Sebuah Tarian. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/19/090000569/fungsi-propertidalam-sebuah-tarian?page=all
Rianta, I. M. K. S. H. S. I. M. (2021). Konsep Rwa Bhineda di Desa Mayong Buleleng Bali. Joged: Jurnal Seni Tari, 17(1), 1–16. https://journal.isi.ac.id/index.php/joged/article/view/5596/2220
Rianta, I. M. K. S. H. S. I. M., Santosa, H., & Sariada, I. K. (2019). Estetika Gerak Tari Rejang Sakral Lanang Di Desa Mayong, Seririt, Buleleng, Bali. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 34(3), 385–393. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.678
Riantri, E. T. (2018). Makna Ikinsai dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyam. Joged: Jurnal Seni Tari, 12(2), 731 749.https://journal.isi.ac.id/index.php/joged/article/view/2542/974
Santosa, H. (2005). Pengetahuan Multimedia Jilid 1.
Suseni, K. A. (2021). Tumpek Wariga Sebagai Aktualisasi Ajaran Tri Hitakarana Untuk Pelestarian Lingkungan (Hukum Alam). Pariksa: Jurnal Hukum Agama Hindu, 5(2), 9–16.
Suteja, I. K. (2018). Catur Asrama Pendakian Spiritual Masyarakat Bali dalam Sebuah Karya Tari. Paramita. http://repo.isi-dps.ac.id/3127/
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v23i1.12743
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats