ANALISIS KOREOGRAFI TARI SETABEK DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN
Abstract
RINGKASAN
Tari Setabek merupakan tari penyambutan tamu yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Tari ini ditarikan oleh 10 orang penari yang terdiri dari 1 orang penari utama (pembawa tepak), 2 orang penari dayang penabur bunga, 4 orang penari pengiring, 2 orang pembawa tombak (laki-laki), dan 1 orang pembawa payung (laki-laki). Untuk menganalisis, dipakai pendekatan koreografi. Analisis pendekatan koreografi meliputi aspek bentuk, teknik, dan isi serta aspek tenaga, ruang dan waktu. Ketiga konsep tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemahaman analisis koreografi terdiri dari prinsip-prinsip kebentukan yang meliputi kebentukan, variasi, repetisi, transisi, rangkaian, dan klimaks. Struktur tari Setabek terdiri dari 3 bagian berdasarkan pola iringan, pola gerak, dan pola lantai, yaitu Jebo Maro (pembuka), Bedundai (inti), dan Karang Buri (penutup). Secara koreografis dapat disimpulkan bahwa ragam gerak yang spesifik pada tari Setabek adalah motif tabek dan motif lambaian, karena motif tersebut sering muncul atau dilakukan berulang kali dan juga sebagai motif penghubung antara gerakan yang satu dengan yang lainnya. Dari analisis struktur, tari Setabek memiliki 6 kalimat gerak dan 18 frase. Jumlah keseluruhan motif yang ada pada tari Setabek yaitu 128 motif yang terdiri atas 11 jenis motif dari 123 jumlah motif putri dan 5 jenis motif dari 5 jumlah motif laki-laki dengan 10 pola lantai yang digunakan. Dari struktur ini terlihat secara kebentukan bahwa tari Setabek merupakan tari yang bertemakan penyambutan tamu yang bisa dilihat dari gerakannya yang mencirikan penghormatan. Secara teknik gerak-gerak dalam tari Setabek ini memiliki kecendrungan bergerak sejajar dengan torso dan gerakan yang dilakukan juga tidak terlalu luas atau lebar, kebanyakan gerak yang dilakukan bergerak secara lemah lembut dan mengayun, serta hal tersebut juga didukung dengan musiknya yang sangat lembut dan mengalir. Secara isi tari Setabek merealisasikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Musi Banyuasin, hal tersebut terlihat dari segi kostum, properti, dan lain-lain.
ABSTRACT
This study analyzes the choreography of the Setabek dance in Musi Banyuasin Regency, South Sumatra. Setabek dance is a welcoming dance that is characteristic of Musi Banyuasin Regency, South Sumatra. This dance is danced by 10 dancers consisting of 1 main dancer (slap bearer), 2 flower-sowing dayang dancers, 4 accompaniment dancers, 2 spear bearers (male), and 1 umbrella carrier (male). To analyze, used a choreographic approach. The analysis of the choreographic approach includes aspects of form, technique, and content as well as aspects of energy, space and time. The three concepts are a unified whole. The understanding of choreographic analysis consists of the principles of formation which include formation, variation, repetition, transition, sequence, and climax. The structure of the Setabek dance consists of 3 parts based on the accompaniment pattern, movement pattern, and floor pattern, namely Jebo Maro (opener), Bedundai (core), and Karang Buri (cover). Choreographically, it can be concluded that the specific range of motion in the Setabek dance is the tabek motif and the waving motif, because these motifs often appear or are performed repeatedly and also serve as a connecting motif between one movement and another. From the structural analysis, the Setabek dance has 6 sentences of movement and 18 phrases. The total number of motifs in the Setabek dance is 128 motifs consisting of 11 types of motifs from 123 female motifs and 5 types of motifs from 5 male motifs with 10 floor patterns used. From this structure, it can be seen from the form that the Setabek dance is a dance with the theme of welcoming guests which can be seen from its movements that characterize respect. Technically the movements in this Setabek dance have a tendency to move parallel to the torso and the movements performed are also not too broad or wide, most of the movements performed are gentle and swaying, and this is also supported by the music which is very soft and flowing. The content of the Setabek dance realizes the values that exist in the Musi Banyuasin community, this can be seen in terms of costumes, properties, and others.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR SUMBER ACUAN
A. Sumber Tercetak
Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Elkaphi.
Hadi, Y Sumandiyo. 2007. Kajian Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2017. Koreografi (Bentuk-Teknik-Isi). Yogyakarta: Cipta Media.
Smith, Jacquelin. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru (terjemahan Ben Suharto, S.S.T).Yogyakarta: IKALASTI Yogyakarta.
Yuliastuti, Twentip. 2015. Bentuk Dan Struktur Tari Setabik Pada Festival Randik Di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Tesis pada Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.
Yuyus, Euis Rosmiati, dkk, 1995. Deskripsi Tari Stabek dari Kabupaten Musi Banyuasin. Sumsel: Depatermen Pendidkan dan Kebudayaan Wilayah Sumatera Selatan Bagian Proyek Pembinaan Kesenian Sumatera Selatan.
B. Narasumber
Iwan Indra Loca, 29 tahun pelatih sanggar Kecublang Emas, pelatih Sanggar Putri Cindai sekaligus penari laki-laki tari Setabek pada tahun 2013
Muhammad Nasir, S.Pd, M.Si, 59 tahun koreografer yang menata ulang koreografi tari Setabek
Nepriyani, pemilik sekaligus pelatih di Sanggar Kecublang Emas
Suwandi, S.H, 36 tahun, staff kasi cagar budaya dan permusiuman di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin
Zulfikar, 40 tahun, staff kasi cagar budaya dan permusiuman di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin
C. Diskografi
Video tari Setabek yang diambil dari Youtube Channel Budaya Muba yang dibawakan oleh Sanggar Putri Sak Ayu dibawah binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan yang diunggah pada tanggal 26 Desember 2019
Video tari Setabek hasil dokumentasi yang dibawakan oleh Sanggar Putri Cindai dibawah binaan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan pada tahun 2013
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v22i2.11276
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats