Komposisi Programma-Representatif dengan Konversi Idiom Musik Batak Toba dan Chromatic Mediant
Abstract
Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan manusia karena menyatukan dua karakter dengan latar belakang yang berbeda. Pria, wanita, dan penyatuan pria dan wanita adalah tiga bagian dari pernikahan. Ketiga bagian ini menjadi representasi tiap bagian dalam penciptaan komposisi musik. Sifat atau karakter dari pria, wanita dan penyatuan pria dan wanita menjadi ekstra-musikal dalam pengolahan komposisi musik programma. Metode penciptaan pada komposisi musik ini menggunakan beberapa tahapan, yaitu eksplorasi, eksperimentasi, pengaplikasian dan penyajian karya. Komposisi ini merupakan musik baru dengan pengolahan konversi idiom musik Batak Toba dengan medium musik barat, yaitu solo cello dan chamber orchestra, yang mengambil sifat dari bentuk musik barat yaitu concerto. Cello berperan sebagai solo dengan mengambil gaya permainan sulim, chamber orchestra mengambil gaya permainan taganing dengan teknik pizzicato. Komposisi ini menggunakan sistem harmoni barat chromatic mediant dari Stefan Kostka dan pengolahan idiom musik Batak Toba dengan pola ritmis dan tangga nada pentatonik. Komposisi musik ini diciptakan dalam tiga gerakan untuk mewakili ketiga bagian representasi pernikahan, yaitu sonata, variation and theme, rondo. Pemberian judul Nadua Gabe Sada berasal dari bahasa Batak Toba yang berarti ‘dua menjadi satu’ sebagai bagian penting dalam peristiwa pernikahan.
Programmatic-Representative Composition with Conversion of Batak Toba Musical Idioms and Chromatic mediants
ABSTRACT
Marriage is an important event in human life because it unites two characters with different backgrounds. Man, woman, and the union of man and woman are the three parts of marriage. These three parts become ideological representations of each part in the creation of a musical composition. The nature or character of men, women and the unification of men and women becomes extramusical in the creation of programmatic music composition. The method of creating this musical composition uses several stages, namely exploration, experimentation, application and presentation of the work. This composition is a new music with the conversion of Batak Toba music idioms to western music, namely solo cello and chamber orchestra, which take the characteristics of western musical forms, concerto. The cello acts as a solist by taking the sulim playing style, the chamber orchestra takes the taganing playing style with the pizzicato technique. This composition uses a chromatic mediant western musical harmony system from Stefan Kostka and the cultivation of Batak Toba music idioms with rhythmic patterns and pentatonic scales. This musical composition was created in three movements to represent the three parts of the representation of marriage, namely sonata, variation and theme, rondo. The title Nadua Gabe Sada derived from Batak Toba language which means 'two become one' as an important part of the marriage event.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Avery, L. R., Ward, L. M., Moss, L., & Üsküp, D. (2017). Tuning gender. Journal of Black Psychology, 43(2), 159–191. https://doi.org/10.1177/0095798415627917
Barker, C. (2013). “Antiesensialisme, feminisme, dan politik identitas.” In Nurhadi (Translator) (Ed.), Cultural Studies; Teori dan Praktek. Kreasi Wacana.
Baron, & Byrne. (2000). Social psychology (9th ed.). A Pearson Education Company.
Ernawati, E., & Sari, R. N. (2020). Representasi kesadaran budaya lokal perupa dalam penciptaan karya seni rupa dan desain era kontemporer. INVENSI, 5(2), 81–99. https://doi.org/10.24821/invensi.v5i2.4371
Fakih, M. (1996). Analisis gender dan transformasi sosial. Pustaka Pelajar.
Galingging, K. (2006). Musik programa dalihan na tolu. Etnomusikologi, 2(1), 19–31.
Hall, S. (1996). Questions of cultural identity. SAGE Publications Ltd.
Hutajulu, R., & Harahap, I. (2005). Gondang Batak Toba. P4ST UPI.
Istomin, Sergei. (2019). The history of Tchaikovsky’s variations on a rococo theme and the collaboration with Fitzenhagen. Music & Practice, 4.
Karyawanto, H. Y., & Sarjoko, M. (2019). Penyajian musik Goa Tabuhan di Pacitan Jawa Timur. Promusika, 7(2), 106–120.
Kopp, D. (2002). Chromatic mediant relations in musical contexts. In Chromatic Transformations in Nineteenth-Century Music (pp. 192–234). Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511481932.009
Kostka, S. (1990). Material and techniques of twentieth-century music. Prentice-Hall, Inc.
Kregor, J., & Schreiber, R. (2021). Program music. In Music. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/obo/9780199757824-0303
Nicoletti, K. E. (2012). Program music and the influence of extra-musical narratives on performance [Honors Thesis]. Bates College, USA.
Prier, K. E. (1993). Sejarah musik jilid 2. Pusat Musik Liturgi.
Raya, N. S., Hidayat, A., & Prasetyo, A. (2021). Eksperimentasi permasalahan teknik-teknik pada cello concerto no.1 bagian pertama “Allegretto” karya Dmitri Shostakovich. INVENSI, 6(2), 133–142. https://doi.org/10.24821/invensi.v6i2.5462
Sagala, J. M. (2017). Eksistensi perempuan dalam opera Batak: Studi kasus Zulkaidah Harahap. Jurnal Kawistara, 7(1), 15. https://doi.org/10.22146/kawistara.13121
Simanjuntak, B. (2011). Pemikiran tentang Batak. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sinaga, F. (2011). Tading-tadingan. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Smaczny, J. (1999). Dvorak cello concerto. Cambridge University Press.
Stein, L. (1962). Anthology of musical forms. Princeton Summy-Birchard Music.
Subeno, S. (2008). Indahnya pernikahan Kristen: Sebuah pengajaran Alkitab. Momentum.
Sunarto. (2009). Televisi, kekerasan, dan perempuan. Buku Kompas.
Vergouwen, J. C. (2004). Masyarakat dan hukum adat Batak Toba. PT. LkiS Pelangi Aksara.
Wallis, C. (2011). Performing gender: A content analysis of gender display in music videos. Sex Roles, 64(3–4), 160–172. https://doi.org/10.1007/s11199-010-9814-2
Wilkins, & Lucy, M. (2006). Creative music composition: The young composer voice. Taylor & Francis Group.
DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v9i2.9477
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jayanti M. Sagala, Yohanes Tanaka P. Manalu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Editorial Address:
Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta
Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia
Telp./Fax: 0274 419791
email : jurnal.invensi@isi.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View my stat Visitors