CONSISTENCY

Kiki Rahmatika

Abstract


Pada era globalisasi yang makin canggih, manusia dihadapkan pada kemajuan teknologi dan
komunikasi yang begitu pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut seharusnya mampu menumbuhkembangkan
manusia
manusia
tanpa
batas.
Akan
tetapi
tradisi
seringkali
menjadi
tembok
bagi
pergerakan
manusia
baik
secara
pikiran
maupun
fisik.
Hal
seperti
ini
lazimnya
dialami oleh
perempuan, ketika kebebasan tidak dimiliki oleh perempuan. Akan tetapi menyerah bukanlah
sebuah pilihan, perempuan harus tetap menyuarakan pikiran dan melakukan pergerakan dengan
cara mandiri dan bertanggung jawab, karena tembok sekuat apapun tidak akan dapat mengekang
pikiran yang ingin terbang bebas. Karya tari Consistency berangkat dari manuskrip Dajang Rindoe
yang didekonstruksi. Pada proses panggarapan karya ini, landasan penciptaan yang digunakan
adalah dekonstruksi teks, kreativitas dan koreografi. Dekonstruksi teks digunakan untuk
menemukan pandangan baru mengenai kebebasan perempuan, sedangkan pendekatan kreativitas
digunakan karena penciptaan karya seni tidak lepas dari proses berpikir dan bekerja secara kreatif.
Melalui pendekatan inilah cara berpikir dan cara bekerja secara kreatif akan dibangun. Pendekatan
kedua adalah koreografi, yang digunakan sebagai landasan dalam mencipta estetika tari yang
meliputi gerak tubuh, komposisi, kesatuan dan harmoni, serta aspek-aspek laku dan visual lainnya.
Karya tari Consistency merupakan gambaran tentang keteguhan hati seorang perempuan
mendapatkan kebebasannya demi mempertahankan integritas. Kebebasan tersebut didapatkan
dengan penuh perjuangan karena kebebasan itu sendiri berarti mampu menjalani hidup dengan
mandiri dan bertanggung jawab. Dalam kehidupan nyata perempuan yang memilki kebebasan sudah jarang yang mampu mandiri dan bertanggung jawab mempertahankan keteguhannya. Ketimpangan dalam hal keteguhan hati inilah yang pada akhirnya melunturkan integritas perempuan.


Keywords


dekonstruksi, keteguhan, integritas perempuan.

Full Text:

PDF

References


Al-Fayyadl, Muhammad. 2005. Derrida. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta.

Brenda, Margaret. 1995.Human Action Signs in Cultural Context: The Visible and

Invisible in Movement and Dance. London: The Scarecrow Press.

Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

Ellfeldt, Lois. 1971. A Primer for Choreographers. Palo Alto: Mayfield Publishung

Company.

Gie, The Liang. 2003. Teknik Berfikir Kreatif . Jakarta: Gramedia.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta:

Elkaphi.

Humphre, Doris. 1983. The Art Making of Dance, Terjemahan Sal Murgiyanto. Jakarta:

Dewan Kesenian Jakarta.

Marsden, William. 2013. Sejarah Sumatra. Jakarta: Komunitas Bambu.

Murgiyanto, Sal. 2015. Pertunjukan Budaya dan Akal Sehat. Jakarta: Fakultas Seni

Pertunjukan-IKJ-Komunitas Senrepita.

Raditya, Ardhie. 2014. Sosiologi Tubuh. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Gajah Mada University Pers.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Triadi, Darwis. 2005. Color Vision. Jakarta: Gramedia.




DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v2i1.1806

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Kiki Rahmatika



Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791

email : jurnal.invensi@isi.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

View my stat Visitors