Kalondo Lopi Ritual In Sashiko Art
Abstract
Kalondo lopi berasal dari bahasa Mbojo berarti kalondo “menurunkan” dan lopi “kapal”. Kata kalondo lopi biasa digunakan oleh masyarakat suku Mbojo. Kalondo lopi merupakan budaya ritual yang sering dilakukan oleh suku Mbojo dalam kepercayaannya yang menjadi perantara sebagai formasi spiritual untuk terhubung dengan Sang Pencipta. Terdapat problematika pada budaya ritual kalondo lopi, terkait faktor sosial. Seperti modernitas, ritual kalondo lopi menimbulkan perspektif berbeda pada setiap individual. Kalondo lopi bukan lagi sebatas masalah kepercayaan maupun mitos. Perkembangan zaman menimbulkan ketidaksadaran akan nilai budaya. Hal ini berdampak pula pada minat kreativitas. Kalondo lopi adalah budaya yang harus dijaga kelestariannya. Dalam budaya ritual kalondo lopi, penulis menawarkan sebuah persepsi bahwa ritual kalondo lopi merupakan budaya yang unik, khas dan mempunyai makna tersendiri dan menarik dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan seni. Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori fenomenologi, semiotika, dan estetika. Penulis merepresentasikannya dalam seni kriya berupa variasi produk kriya. Metode yang digunakan ialah penelitian berbasis praktik. Teknik yang digunakan dalam penciptaan adalah sashiko dan penggunaan warna acrylic menggunakan kuas.
Keywords
References
Situs Web
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tradisi
https://travel.kompas.com/read/2017/04/17/071800627/sangiang.dan.tradisi. masyarakat.pesisirnya?page=all
https://www.kompasiana.com/ranselusang/59b255d808e6ba1e8606c9e2/kalondolopi-sebuah-prosesi-penurunan-kapal-pinisi-di-sangiang-bima
Skripsi
Hidayah, M. (2017). Deformasi Bentuk Burung Enggang Gading Dengan Ragam Hias Dayak Kenyah Pada Selendang Batik.
Putri, Y. D. (2019). MAMMAE DALAM PENCIPTAAN PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA. 1–23.
Artikel Jurnal
Ali, Z. (2013). Seni Dan Estetika. Seni Dan Estetik, 13–87.
Ayda, P. N., & Astuti, A. (2020). Pembuatan Surface Design Pada Busana Ready To Wear Dengan Teknik Sashiko. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana Dan Boga, 8(1), 62–69. https://doi.org/10.15294/teknobuga.v8i1.24065
Febrina, A. (2019). Motif Orangtua Mengunggah Foto Anak di Instagram (Studi Fenomenologi Terhadap Orangtua di Jabodetabek). Jurnal Abdi Ilmu, 12(1), 55–65. http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/abdiilmu/article/view/529
Mushodiq, M. A. (2018). Tanda Peircean Dan Maknanya Dalam Unsur Intrinsik Cerpen ‘Indama Ya’Ti Al-Masa’ Karya Naguib Mahfouz (Analisis Semiotika Charles S. Peirce). LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 13(1), 46. https://doi.org/10.18860/ling.v13i1.4672
Nuning. W., M. M. (2015). METODE PENCIPTAAN BIDANG SENI RUPA: Praktek Berbasis Penelitian (practice based risearch), Karya Seni Sebagai Produksi Pengetahuan dan Wacana. Corak, 4(1), 23–37. https://doi.org/10.24821/corak.v4i1.2358
Pradopo, R. D. (1999). Semiotika: Teori, Metode, Dan Penerapannya Dalam Pemaknaan Sastra. Jurnal Humaniora, Vol.11 No., 76–84. http://portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=2865
Utami, A. N., & Dartono, F. A. (2019). Pengembangan Desain Batik Makassar. 7(2), 101–109.
Zahra Al Syifa, S., Radiona SP, V., & Suliyanthini, D. (2021). Penilaian Hiasan Sulam Sashiko Pada Busana Anak. Practice of Fashion and Textile Education Journal, 1(1), 23–29. https://doi.org/10.21009/pftj.0101.04
Buku
Hamzah, M. (2004). Ensiklopedia Bima. Raba-Bima: Pemerintah Kabupaten Bima.
Informan
Ruslan Muhammad (48 tahun), Budayawan, Kepala Museum Asi Mbojo Kota Bima
Saifulah H. Anwar (40 tahun), Tokoh Pemuda, Pemerhati Adat, Sangiang – Wera Kabupaten Bima
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v12i1.7021
Article Metrics
Abstract view : 0 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Irmaningsih Irmaningsih Irmaningsih
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats