FOOD PORN: DILEMA EKSOTISME DARI SEBUAH MAKNA MAKANAN DALAM KERAMIK EKSPRESI
Abstract
Food porn dalam dua sampai tiga tahun terakhir ini terhitung sejak 2014 menjadi sangat viral disosial media. Food porn merupakan hashtag yang dibuat di Instagram untuk menandai foto yang menampilkan makanan dengan teknik photography yang menampilkan kelezatan makanan tersebut dari dekat. Food porn menjadi sebuah tema yang diangkat dalam pembuatan karya seni keramik ekspresi ini dengan mengambil objek donat dan bulu babi yang juga mengkhawatirkan keadaannya akibat eksploitasi yang terlalu berlebihan sehingga keberadaannya hampil punah. Kedua objek tersebut menjadi perwakilan yang akan digabungkan dengan bentuk-bentuk coral. Kelautan Indonesia yang sangat luas dan memiliki keindahan coral yang sangat luar biasa menjadikan Indonesia sebagai target spot penyelaman paling indah didunia, sama halnya seperti yang dikatakan Kall Muller (1999: 15) “The Island of Indonesia spread in a wide arc, more than 5.000 kilometer long, from mainland Southeast Asia to Papua New Guinea. Dotted with volcanoes, covered with thrick tropical vegetation and bright green rice fields, and surrounded by coral reefs, the Indonesian archipelago is one of the world’s most beautiful places”. Wacana-wacana ini menjadi latar belakang paling mendasar yang kemudian akan diolah dan dijadikan bahan ide pembuatan keramik ekspresi.
Pembuatan karya seni ini dimulai dari pengeksplorasian wacana, bentuk, dan konsep yang kemudian diolah dan dijadikan sketsa rancangan. Selanjutnya untuk mewujudkan karya seni, pemilihan bahan menjadi aspek paling penting untuk kelangsungan prosesnya. Pembuatan karya ini menggunakan tanah stoneware Sukabumi dan Pacitan yang dicampur dengan perbandingan 1:1 untuk mendapatkan kekuatan dan warna yang cerah. Kemudian pengerjaan selanjutnya adalah membuat model yang akan dibuat untuk cetakan. Cetakan dibuat dengan gpsum dan dilakukan slip casting dengan tanah yang sudah diolah sebelumnya. Pendekorasian dilakukan dengan teknik krawang, pilin dan pinch untuk selanjutnya dikeringkan dan dibakar biskuit. Selanjutnya glasir dicampur dengan stain dan diaplikasikan kedalam badan keramik dengan teknik semprot menggunakan spraygun dan kompresor lalu dibakar glasir dengan suhun 1200o C. Penciptaan karya seni ini juga diperkuat dengan beberapa teori seperti : teori penciptaan, ekspresi dan art and synesthesia.
Hasil karya ini merupakan sebuah perspektive challenging dari seniman untuk dipublikasikan kepada audience. Penguatan teori dengan art and synesthesia merupakan sebuah cara untuk membuktikan bahwa karya seni ini tidak hanya bisa dinikmati dengan satu indera saja, namun keterikatan antara atu indera dengan indera lainnya. Sehingga apabila hal ini secara maksimal mampu ilakukan kemudian dapat diterapkan sebagai media untuk terapi penyembuhan trypophobia karena sedikit banyak tekstur yang diaplikasikan merupakan perwujudan dari trypophobia.
Since 2014, foodporn phenomena became famous and going viral on social media. Food porn is one of Instagram’s hashtag that showing a close up mesmerizing food photography. Foodporn being adapted as a theme for this expression ceramics artwork with doughnut and almost extinct sea urchins as the main objects. The condition of sea urchins are very endanger because of excessive exploitation. Those two objects will be represent as a coral shape.
Indonesia became the most huge maritime nation that having a billion beautiful coral. Indonesia became a most beautiful diving spot, Kall Muller said (1999:15) “The Island of Indonesia spread in a wide arc, more than 5.000 kilometer long, from mainland Southeast Asia to Papua New Guinea. Dotted with volcanoes, covered with thrick tropical vegetation and bright green rice fields, and surrounded by coral reefs, the Indonesian archipelago is one of the world’s most beautiful places”. The text above write as fundamental background and basic idea to making this expression ceramics artwork.
This artwork start with discourse exploration, shape, and concept that elaborate into sketch design. On second step, material become the most important aspect to creating this artwork. This artwork utilize a Sukabumi and Pacitan’s stoneware soil. It mixing with ratio 1:1 to have a strong and bright color. Third step is making a model for the mold. Mold made by gypsum and slip casting with a soil mixing. Decorating conducted with cire perdue technique, coil, and pinch and then be drained and bisque firing. On the next step, glaze will be mixed with stain and applied in to ceramic’s body with a spraygun and compressor. Then glaze burned with 1200o C. This artwork also strengthed by some theory, namely; the theory of creation, expression, art and synesthesia.
This artwork is a form of artist’s challenging perspective for being publish to the audience. Strengthed by art and synthesia theory, this artwork is one of the way to prove that artwork can be felt not only one sense, but connection between one with another senses. Thereby, if this artwork can be applied maximally, it might have a chance to be a new theraphy methodology for a trypophobia healing, because most texture that applied in this artwork is the embodiment of trypophobia.
Keyword : Foodporn, Expression Ceramics, Texture
Full Text:
PDFReferences
Astuti, Ambar, (1997), Pengetahuan Keramik, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Anwar, Anik, (1987), Ringkasan Biology Program A1& A2, Bandung : Ganeca Exact Bandung.
Billington, Dora M, (1974), The Teqnique of Pottery, Rev. ed., London: Bt Basford.
Biological Science Curriculum Study,(1974) Biological Science: An Inquire to Life. Hardcourt, Brace & World, Inc, Newyork, Chicago, 1963 Limited.
Dharsono Sony Kartika, Nanang Ganda Pratiwi, (2004) Pengantar Estetika, Bandung: Rekayasa Sains.
Feldman, Edmund Burke, (1967), Art, Image and Idea, New Jersy: Prentic-Hall, Inc Englewood Cliffsd.
Gustami SP, (2004), Proses Penciptaan Seni Kriya, Program Penciptaan Seni Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Ijong, Frans Grubber, (2015), Mikrobiologi Perikanan & Kelautan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moeliono, Anton M., (1998), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Nontji, Anugrah, (2008), Plankton Laut, Jakarta: LIPI Press.
Ocverik, Otto G, (1994), Art Fundamentals Theory & Praktis, London: Brown & Benchmark.
Raharjo, Timbul, (2001), Teko dalam Perspektif Seni Keramik, Yogyakarta: Tonil Press.
Soedarso SP, (2000), Katalogos Pameran Kriya Seni 2000, Galeri Nasional Indonesia Jakarta.
Tim Studio Keramik,(2007), Keramik Buku Teks SMK Petunjuk Praktik Kriya Keramik, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Susanto, Mikke, (2002), Diksi Rupa, Yogyakarta: Kanisius.
Webtografi
www.myungnaman.uk , 2016
www.vimeo.com/180217504 , 2016
http://piazzetta.ca/wp-content/uploads/2016/06/CHEESE-CAKE.jpg , 7 Januari 2017
https://s-mediacacheak0.pinimg.com/originals/60/81/3e/60813e85bfa24f293cd6b7819aedd088.jpg , 7 Januari 2017
http://www.bobobobo.com/baca/wp-content/uploads/2016/07/image-2.jpg , 7 Januari 2017
www.doctorhugo.org
http://assets.wh.cdnds.net/images/615/doughnuts_selection__medium_4x3.jpg , 7 Januari 2017
http://www.sz0931.com/data/out/20/52649195-coral-wallpaper.jpg , 7 Januari 2016
http://assets.kidnesia.com/media_kidnesia/article_image/cover/original/10360-cara-mengobati-bila-tertusuk-bulu-babi.jpg , 7 Januari 2017
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v6i1.2394
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Dyah Retno Fitriani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats