SENI HIAS WUWUNG MAYONG JEPARA JAWA TENGAH KAJIAN BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI

Arif Suharson

Abstract


Javanese culture derives from the intellectual, emotional, and physical process in
Javanese environment. This process goes on to keep up with the constant changes in the
environment. This process has resulted in such artistic products as decorative roof top of
wuwung in Mayong Jepara Central Java. The wuwung has been aesthetically put on top of
Javanese traditional houses precisely above the blandar penuwun. This roof top serves the
function as the cover to keep water and dust from entering the house. This such kind of
wuwung is characteristically decorated with glass mozaik and is therefore uniquely different
from that in other regions.
This analysis is attempting to identify and prove qualitative explanation. Accordingly
this study employs qualitative method to avoid mathematic calculation. It is so because what
matters is the value of particularly specific and unique objects which contain meaningful
action. The study deals with visual art, particularly ceramic craft of clay. It is expected that
there will be sustainable benefits to reserve local genius in the national culture. The art work
of decorative wuwung from Mayong Lor Jepara Central Java is characteristically clear and can
be classified by time, technique of making, decorative technique, material, and meaning.
Results of thestudy suggested that wuwungan wayang in Mayong Central Java which is
familiar in Javanese society clearly represents such good characters or heroic figures. For the
Javanese people who already held particular beliefs such animism and dynamism long before
the introduction of such religons as Hindu, Budha, and Islam, put a historical background in the
development of meaningful symbols. Home decoration implies more than physical activities;
rather it implies praying and expectation represented by the decorative wuwung produced in
Mayong Jepara with its aesthetic beautiful mozaik of glass.


Keywords: decorative art, wuwung, glass mozaik, Mayong Jepara

 

 


Kebudayaan Jawa lahir dari olah pikir, rasa, dan karsa pada lingkungan hidup
masyarakat etnis Jawa dalam kurun waktu yang terus berproses dalam menghadapi perubahan
zaman yang ada. Dari kebudayaan Jawa itu, lahirlah berbagai produk sebagai hasil untuk
pemenuhan kebutuhan dari olah pikir, rasa, dan karsa tersebut. Salah satunya adalah seni hias
wuwung hasil kreasi masyarakat Mayong Jepara Jawa Tengah yang menghiasi atap rumah
adat tradisional Jawa. Wuwung hias dipasang pada atap rumah paling atas di atas blandar
penuwun yang berfungsi sebagai penutup genteng paling atas dan berfungsi menahan debu
atau air agar tidak masuk ke dalam rumah dengan ornamentasi pecahan beling yang memiliki
ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Kajian ini berusaha mencari dan memberikan penjelasan secara kualitatif, sehingga
metode yang digunakan adalah kualitatif. Metode ini menghindari perhitungan matematis,
karena yang dicari adalah value ‘nilai’ yang muncul dari objek kajian yang bersifat khusus,
bahkan sangat spesifik, unik dan selalu mengandung meaning full action. Penelitian ini sebagai
salah satu telaah lingkup bidang ilmu seni rupa, khususnya seni kriya keramik yang
memanfaatkan material tanah atau lempung. Hal ini akan memiliki dampak yang
berkelanjutan, sehingga kekayaan tradisi lokal akan tetap berjalan sebagai ciri local genius
yang memperkaya khasanah budaya bangsa. Produk seni wuwung hias dari Mayong Lor Jepara
Jawa Tengah yang dijadikan obyek penelitian, memiliki ciri khas dan sifat yang dapat
diidentifikasi secara jelas, dan dapat diklasifikasi menurut waktu, teknik pembuatan, teknik
seni hias, dan bahan material yang digunakan serta makna yang terkandung dari penciptaan
seni hias wuwungan tersebut.
Mengambil inti sari dari hasil kajian penelitian yang telah dilakukan bahwa sebutan
wuwungan wayang yang akrab dalam kehidupan masyarakat Jawa, maka penafsiran bentukbentuk
seni hias wuwung Mayong Jepara Jawa Tengah jelas mengarah pada tokoh-tokoh
kebaikan atau tokoh-tokoh pahlawan dalam membela kebenaran. Keyakinan masyarakat Jawa
yang sudah memiliki agama sebelum agama-agama besar datang seperti Hindu, Budha, dan
Islam, tentu keberadaan kepercayaan animisme dan dinamisme menjadi latar belakang sejarah
yang kuat dalam menggambarkan simbol yang mempunyai arti. Keberadaan menghias rumah
tentu tidak hanya sekedar menghias, tetapi sekaligus merupakan doa dan harapan yang ingin
dicapai yang terwujud pada seni hias wuwung Mayong Jepara dengan ciri khusus ornamen
pecahan beling yang indah.


Kata Kunci: Seni hias, wuwung, pecahan beling, Mayong Jepara


Full Text:

PDF

References


Feldman, Edmund Burke, 1967, Art As Image and Idea, Prentice hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey

Fischer, Joseph, 1994, The Folk Art of Java, Oxford University Press, Oxford, Singapore, New York, Kualalumpur

Gustami, SP, 2000, Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara, Kajian Estetik Melalui Pendekatan Multidisiplin, Kanisius, Yogyakarta.

__________ , 2003, Metode Pendekatan dalam Kajian Seni Rupa, dalam Bunga Rampai Kajian Seni Rupa, dalam Kenangan Purnatugas Prof. Drs. Suwaji Bastomi, UNNES Press, Semarang

---------------- , 2007, Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Penerbit Prasista, Yogyakarta

_________ , 2008, Nukilan Seni Ornamen Indonesia, Diterbitkan Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Yogyakarta

Soesilo, 2002, Ajaran Kejawen, Philosofi dan Perilaku, AK Group, Yogyakarta

Hermanu, 2004, Seni Awang-awang, Arsitektur Jawa Lama, Bentara Budaya, Jakarta

Herusatoto, Budiono, 2001, Simbolisme Dalam Budaya Jawa, Hanindita Graha Widia, Yogyakarta

Ismunandar, R, 1986, Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa,Penerbit Dahara Prize, Yogyakarta

Kristina, M.T, 2002, dalam Soesilo, Ajaran Kejawen, Philosofi dan Perilaku, AK Group, Yogyakarta

Kuntowijoyo, 1999, Budaya dan Masyarakat, Tiara Wacana, Yogyakarta

Moleong, Lexy J, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mucthar, But, 1991, “Daya Cipta Bidang Kriya” dalam SENI, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni,VII/01, BP ISI Yogyakarta

Mulder, D.C., 1970, Java Religie en Kunst: de Religie van Java, Amsterdam. Nurhadi dkk, 1991, Komposisi dan Dinamika Perubahan Arsitektur Tradisional Yogyakarta, Makalah pada Sarasehan Arsitektur Tradisional Yogyakarta, Yogyakarta.

Ronald, Arya, 2005, Nilai-nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta

Soedarsono, R.M, 1999, Metodologi Penelitian Seni Rupa dan Pertunjukan, Masyarakat Seni Pertunjukan Seni Indonesia, Bandung

Suwarno, 2007, Makna Simbolis Hiasan Wayangan Pada Atap rumah Tradisional Kudus, Jantra Jurnal Sejarah dan Budaya, Yogyakarta

Wibowo, H.J., 1987, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, Depdikbud, Yogyakarta.

Widada, dkk, 2001, Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa), Kanisius, Yogyakarta




DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v4i2.2364

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Arif Suharson

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats

ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).

 

 

View My Stats