PERTALIAN TRADISI KERIS TANGGUH NGÉNTHA-ÉNTA YOGYAKARTA: Titik Awal dan Kebangkitan Historis

Supriaswoto Supriaswoto, Timbul Haryono

Abstract


Kerris is stabbing weapon for the archipelago wich have a term of religious, values, magical,
aesthetic, and mysterious, but also have a politic value, economy, sociology, and art that not timeless.
It prove that kerris existence still exists and continuous to exists. The one that get tracked is Tangguh
Ngentha-entha Kerris of Yagyakarta. Who masters that become the supportersand how Tangguh
Ngentha-entha Kerris rise back and found their identifycan be listened to in the following text.

 


Keyword : Kerris, Tangguh Ngentha-entha, empu, Entha Wayang.


Full Text:

PDF

References


Almatera, Tim. 2010. Warisan Budaya Dunia: Karya Agung Sejarah Manusia yang Memiliki Nilai Universal Luar Biasa & Paling Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta: Almatera Publising.

Anshori, Munif Al. 2009. Pustaka Keris: Khasanah Budaya Nusantara. Vol 17. Jakarta: PT. Pustaka Keris Indonesia.

Capra, Fritjof. 1997. Titik Balik Peradaban: Sain, Masyarakat dan Kebangkitan kebudayaan Terj. M Thoyibi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Danumurti, RS. 2010. “Membabar Keris Empu Jeno” dalam Keris Khasanah Budaya Nusantara. Vol 17. Jakarta: PT. Pustaka Keris Indonesia.

Durignand, Jean. 2009. Sosiologi Seni. Terj. Yupi Sundari dkk. Bandung: Sunan Ambu STSI Press Bandung.

Garret dan Bronwen Solyom. 1978. The World of the Javanese Keris. Honolulu, Hawaii: East-West Center.

Geertz, Hildred. 1981. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia. Terj. A. Rachman Zainuddin. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial FIS-UI.

Groneman, Isaac. 1910. Der Kris Der Javaner. Internationales Archiv Fur Ethnographie, Band XIX.

Guritno, Haryono Haryo. 2006. Keris Jawa: Antara Mistik dan Nalar. Jakarta: PT. Indonesia Kebanggaanku.

Hamzuri. 1984. Keris. Jakarta: Jambatan.

Harsrinuksmo, Bambang. 2008. Ensiklopedi Keris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan. Kedaulatan Rakyat, 11-5-1997.

Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Lumintu, S. 2004. Ilmu Keris. Yogyakarta: Naskah untuk Kalangan Sendiri.

Raffles, Thomas Stamford. 2008. The History of Java. Terj. Eko Prasetyaningrum dkk. Yogyakarta: Narasi.

Ranuwijaya, RDS. 2009. “Dhapur Putut Kembar” dalam Pusaka Keris Vol. 16. Jakarta: PT. Pustaka Keris Indonesia.

Ricklefs, M.C. 2002. Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792: Sejarah Pembagian Jawa. Terj. Hartono Hadikusumo. Yogyakarta: Matabangsa.

Saefuddin, Achmad Fedyani. 2006. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradikma. Jakarta: Prenada Media Group. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. 1976/1977. Depdikbud Pusat penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan daerah.

Soedarsono, R.M. 1997. Wayang Wong: Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soekiman, Djoko. 1983. Keris: Sejarah dan Fungsinya. Yogyakarta: Javanologi.

Wawancara dengan Ponimin Ciptoharjono tanggal 12 -10 - 2011.

___________ dengan Gendut tanggal 15 – 11- 2011.

___________ dengan Empu Sungkowo tanggal 28 – 12 – 20011.




DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v1i2.2320

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Supriaswoto Supriaswoto, Timbul Haryono

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats

ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).

 

 

View My Stats