Kritik Seni Ekspresivistik pada Karya Dekoratif Widayat
Abstract
Maestro Widayat merupakan pelukis beraliran kubisme dekoratif magis. Karya-karyanya yang oriental klasik membawa perpaduan antara seni Indonesia dan Asia Timur. Penulis menilai visualisasi karya Widayat unik dan tidak dimiliki oleh seniman lain, baik dari segi bentuk, tema, dan isi dalam karya. Kritik ekspresivistik pada karya Widayat untuk mengurai pesan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan dalam karya tersebut. Umumya menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis judul, tema, isi dan visulisasi bentuk. Penelitian dilakukan dengan pengamatan yang memanfaatkan media dan data yang dikumpukan dengan sewajarnya dan melakukan analisis. Hasil penelitian bersifat deskriptif, analitis, terperinci dan bersifat komunikatif bagi penikmat seni, mahasiswa, dan kolektor. Evaluasi pembanding dilakukan terhadap karya serupa yang memiliki tema dan bentuk yang hampir sama atau mirip.Tentunya dengan melakukan perbandingan secara objektif baik dari segi bentuk sampai komunikasi yang ingin disampaikan dari karya pembanding maupun karya utama. Karya Widayat yang berjudul “Telanjang “ dengan karya Pablo Picasso yang berjudul “Les Demoiselles d’Avignon” memiliki kemiripan dari segi pesan dan tema yang ingin disampaikan sehingga mengacu pada landasan kritik ekspresivistik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bahari, N. (2008). Kritik seni: wacana, apresiasi, dan kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamzah, A. (2019). Kreativitas yang “lain” identifikasi karya Raden Saleh dan Basoeki Abdullah pada lukisan seniman modern. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 22(3), 125–138.
Indrawati, L. (2018). Mempersoalkan figur-figur dalam karya Gunawan Bagea. Imajinasi: Jurnal Seni, 12(1), 57–64.
Kartikasari, N. N. (2018). Visual thief, surealisme dalam art book karya Resatio Adi Putra. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 21(3), 157–168.
Nugraha, F. A. (2017). Provokasi visual dalam lukisan sebagai pembelajaran dan penyadaran kehidupan sosial politik. Imajinasi: Jurnal Seni, 11(1), 43–54.
Pamungkas, D. T. (2018). Tubuh Manusia Sebagai Sumber Ide Penciptaan Karya Seni Lukis. Jurnal Seni Rupa, 6(01), 775–785.
Pratama, L. C., & Handayaningrum, W. (2020). Seni lukis suryalisme karya seniman Koeboe Sarawan sebagai media refleksi dan edukasi terhadap masyrakat. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 23(1), 22–27.
Priyatno, A. (2015). Memahami seni rupa (Vol. 10). Medan: Unimed Press.
Sari, C. K., Yusup, P. M., & Erwina, W. (2013). Pola Pencarian Informasi Seniman di Ruang Alternatif Seni s. 14 Bandung. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 1(2), 117–126.
Shokiyah, N. N. (2014). Analisis hubungan antara kegiatan melukis dengan kebutuhan psikologis pada remaja. Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, 6(2), 102–113.
Sucitra, I. G. A. (2019). Eksperimentasi tekstur silika dalam penciptaan lukisan. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 22(3), 161–173.
Suharto, S. (2007). Refleksi Teori Kritik Seni Holistik: sebuah Pendekatan Alternatif dalam Penelitian Kualitatif bagi Mahasiswa Seni (Reflection on Art Criticism and Holistic Art Criticism: an Alternative Approach of Qualitative Research for Art Students). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 8(1), 1–13.
DOI: https://doi.org/10.24821/ars.v24i1.4674
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
visitor visitor