MINANGKABAU DI PERSIMPANGAN: ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP FILM SURGA DI TELAPAK KAKI IBU

Herry Nur Hidayat

Abstract


Artikel ini membahas film berjudul Surga di Telapak Kaki Ibu (2016, Sony Gaokasak). Secara umum, film ini bercerita tentang perubahan perilaku sosial di Minangkabau. Perubahan tersebut diduga terjadi oleh karena pertentangan dunia tradisi dengan modernisasi. Dalam penelitian ini, film Surga di Telapak Kaki Ibu dipandang sebagai perilaku berbahasa. Teknik analisis mendasarkan pada tangkapan layar terhadap adegan film (shot) yang dibagi dalam kategori adegan (scene) yang berurutan (sequence) yang membangun cerita (story). Di samping itu, kajian juga mempertimbangkan aspek naratif dalam kerangka mise en scene yang meliputi tokoh dan penokohan, latar dan pelataran, dan fokalisasi (point of view). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam film ini merepresentasikan perubahan perilaku sosial di Minangkabau. Terdapat perubahan persepsi atas sistem kekerabatan matrilineal yang dianggap rumit dan kompleks. Di samping itu, perubahan persepsi tersebut akhirnya membawa pada perubahan persepsi atas sistem perkawinan, sistem pewarisan harta, dan kedudukan perempuan di Minangkabau.

Kata kunci: Minangkabau, sosial, wacana kritis, film


References


Adorno, T. W. (2001). The Schema of Mass Culture. Dalam J. M. Bernstein (Ed.), The Culture Industry: Selected Essays on Mass Culture. London - New York: Routledge Classic.

Aisya, D. K., Yusril, Y., & Sahrul, S. (2017). Kritik Budaya Minangkabau dalam Film Di Bawah Lindungan Ka’bah. Bercadik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 4(2), 146. Diambil dari http://www.journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Bercadik/article/view/569

Akmal, M. (2022). Representasi Nilai Kebudayaan Minangkabau dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Journal of Intercultural Communication and Society, 1(1), 11–30.

Arief, M. (2018). Film Surau dan Silek (Ketika Anak-Anak Menemukan Sebuah Makna) [Laporan Penelitian]. Surakarta: ISI Surakarta.

Asmaniar, A. (2018). Perkawinan Adat Minangkabau. Binamulia Hukum, 7(2), 131–140. Diambil dari http://fh-unkris.com/journal/index.php/binamulia/article/view/23

Barker, C., & Galasinki, D. (2001). Cultural Studies and Discourse Analysis: A Dialogue on Language and Identity. London - Thousand Oaks - New Delhi: Sage Publication.

Bazeley, P. (2013). Qualitative Data Analysis Practical Strategies. Los Angeles - London - New Delhi - Singapore - Washington DC: Sage.

Brown, B. (2012). Cinematography: Theory and Practice, Image Making for Cinematographers and Directors. Amsterdam • Boston • Heidelberg • London • New York • Oxford Paris • San Diego • San Francisco • Singapore • Sydney • Tokyo: Elsevier - Focal Press.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Los Angeles - London - New Delhi - Singapore - Washington DC: Sage.

Dijk, T. A. van. (n.d.). Ideological discourse analysis (hal. 135–161). hal. 135–161. Diambil dari www.daneprairie.com

Dijk, T. A. van. (1993). Principles of critical discourse analysis. Discourse & Society, 4(2), 249–283.

Dijk, T. A. van. (2001a). Critical Discourse Analysis. Dalam D. Schiffrin, D. Tannen, & H. E. Hamilton (Ed.), The Handbook of Discourse Analysis (hal. 353–371). Massachusetts - Oxford: Blackwell Publishing.

Dijk, T. A. van. (2001b). Multidisciplinary CDA: a plea for diversity. Dalam R. Wodak & M. Meyer (Ed.), Methods of Critical Discourse Analysis (hal. 95–120). London - Thousand Oaks - New Delhi: Sage Publications.

Ehrat, J. (2005). Cinema and Semiotic: Peirce and Film Aesthetics, Narration, and Representation. Toronto Buffalo London: University of Toronto Press.

Fitri, D. (2018). Representasi Ideologi Minangkabau dalam Film Surau dan Silek Ditinjau dari Kajian Semiotika. LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam, 5(2), 66–77. Diambil dari https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/layar/article/view/795

Graves, E. E. (2007). Asal-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX (N. Andri, L. Marlina, & Nurasni, Ed.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gunning, T. (2009). Narrative Discourse and the Narrator System. Dalam Film Theory and Criticism. New York - Oxford: Oxford University Press.

Hall, S. (Ed.). (2003). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. London - Thousand Oaks - New Delhi: The Open University - Sage Publication Ltd.

Kato, T. (1978). Change and Continuity in the Minangkabau Matrilineal System. Indonesia, 25(25), 1–16. https://doi.org/10.2307/3350964

Kress, G., & Leeuwen, T. van. (2006). Reading Images: The Grammar of Visual Design. London - New York: Routledge.

Lathrop, B. G., & Sutton, D. O. (2013). Elements of mis-en-scene. Film Study Journal, (2), 1–7. Diambil dari http://www.proseproductionsink.com/1102_Licata_Elements_of_Mise-en-scene_modified.pdf

Ledin, P., & Machin, D. (2018). Doing critical discourse studies with multimodality: From metafunctions to materiality. Critical Discourse Studies. https://doi.org/10.1080/17405904.2018.1468789

Lewis, J. (2014). Essential Cinema: An Introduction to Film Analysis. Boston: Wadsworth.

Machin, D., & Mayr, A. (2012). How to Do Critical Discourse Analysis: A Multimodal Introduction. Los Angeles - London - New Delhi - Singapore - Washington DC: Sage.

Naim, M. (2013). Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Navis, A. A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat Dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press.

Nuryanti, R. (2011). Perempuan Berselimut Konflik. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Saputranur. (2019). Studi Tentang Representasi Tokoh Perempuan Dalam Film Titian Serambut Dibelah Tujuh Dan Ayat-Ayat Cinta 2 (IAIN Samarinda). IAIN Samarinda, Samarinda. Diambil dari http://repository.iain-samarinda.ac.id/handle/123456789/347

Sreekumar, J., & Vidyapeetham, A. V. (2015). Creating Meaning through Interpretations : A Mise-En-Scene Analysis of the Film ‘ The Song of Sparrows .’ Online Journal of Communication and Media Technologies, (Special Issue September 2015), 89–97.

Stam, R., Burgoyne, R., & Flitterman-Lewis, S. (1992). New Vacabularies in Film Semiotics. London - New York: Routledge.

Thalib, A. A. (2017). Isu-Isu Identitas Budaya Nasional dalam Film “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijck .” Satwika, 1(2). Diambil dari http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC

Trisnawati, T., & Yesicha, C. (2018). Representasi Budaya Matrilineal Minangkabau dalam Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Jurnal Riset Komunikasi, 1(2), 276–284. https://doi.org/10.24329/jurkom.v1i2.40

Wodak, R. (2001). What CDA is about: a summary of its history, important concepts and its developments. Dalam R. Wodak & M. Meyer (Ed.), Methods of Critical Discourse Analysis. London - Thousand Oaks - New Delhi: SAGE Publications.




DOI: https://doi.org/10.24821/tnl.v21i2.13072

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Flag Counter 

  

View My Stats

 

 

ISSN: 1411-6464 (Print)

ISSN: 2685-8274 (Online)