Manajemen Pelestarian Angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda

Hana Yudiawati

Abstract


Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan alamnya. Perkembangan budaya di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari rumah adat, upacara adat, tarian, lagu, musik, dan bentuk seni pertunjukan lainnya, yang menampilkan keunikan masing-masing nilai budaya setempat. Seperti yang akan diuraikan di sini adalah salah satu alat musik Indonesia yaitu angklung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pelestarian angklung dan sebagai studi kasus penelitiannya adalah musik angklung yang dikembangkan dan dilestarikan di sanggar seni Saung Udjo Bandung, yang merupakan pusat pelestarian dan pertunjukan kebudayaan tradisional Sunda. Untuk metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang memanfaatkan data untuk dijabarkan sesuai data yang dilihat dan terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan studi literatur. Hasil analisis menghasilkan beragam bentuk manajemen pelestarian, yaitu: Di bidang produksi, angklung yang masih tetap dipertahankan pembuatan angklung oleh para perajin secara manual dengan menggunakan tangan; Di bidang lahan, masih memanfaatkan lahan bambu yang secara terus-menerus perlu menjaga tata cara dan teknik penebangannya sehingga tidak dianggap merusak lahan bambu yang ada; Di bidang pertunjukan, diselenggarakan kegiatan dan event pertunjukan angklung di berbagai daerah; Di bidang pendidikan, masuknya angklung pada pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah, baik di tingkat Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Terwujudnya pelestarian tentu diperlukan kolaborasi yang tepat dari pihak pemerintah maupun masyarakat Indonesia dan peran serta pemerhati seni perlu sejalan dalam menjaga pelestarian angklung.

 

Conservation Management of Angklung as Intangible Cultural Heritage

ABSTRACT

Indonesia is a country rich in culture and nature. The development of culture in Indonesia is very diverse, ranging from traditional houses, traditional ceremonies, dances, songs, music, and other forms of performing arts, which show the uniqueness of each local cultural value. As will be described here is one of the Indonesian musical instruments, namely the angklung. This study aims to determine the management of angklung preservation. As a case study, the research is angklung music developed and preserved in the Saung Udjo Bandung art studio, a center for the preservation and performance of Sundanese traditional culture. The method used is a qualitative descriptive method, namely a research method that utilizes data to be described according to the data seen and occurs in the field. Data collection is done by direct observation, interviews, and literature studies. The results of the analysis resulted in various forms of conservation management, namely: In the field of angklung production, the craftsmen still made angklung by hand; In the field of land, it is still utilizing bamboo land which continuously needs to maintain the methods and techniques of cutting so that it is not considered as damaging the existing bamboo land; In the field of performances, angklung performance activities and events are held in various regions; In the field of education, the inclusion of angklung in extracurricular learning in schools, both at Kindergarten to College levels. The realization of conservation certainly requires proper collaboration from the government and the Indonesian people. The participation of art observers needs to be in line with maintaining the preservation of angklung.


Keywords


manajemen, pelestarian, angklung warisan takbenda | management, preservation, intangible heritage angklung

References


Astuti, D. (2020). Sejarah Angklung, Alat Musik yang diakui Dunia. www.goadnewsfromindonesia.id

Ashworth, G. (1991). Heritage Planning: Conservation as management of change. Netherlands: Geo Press.

Azhari, A. (2007). Jago Main Angklung. Jakarta: Laskar Aksara.

Ensiklopedia Jakarta. (2019). Angklung Paglak Seni Musik. http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/

Hasibuan, Malayu, S. P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan, D. dkk. (2013). Angklung Sunda Sebagai Wahana Industri Kreatif dan Pembentukan Karakter Bangsa. Jurnal Seni & Budaya Panggung, Volume 23, No. 2.

Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia (JPPI). (2003). Indonesia Charter for Heritage Conservation Jakarta Indonesia.

Mashuri. (2011). Konsep Pelestarian Pusaka Saujana di Kawasan Lembah Bada. https://doi.org/Teliti.com

Masunah, Juju, dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat: Sebuah Perbandingan Buku 2. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni.

R.Terry, G. (2013). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Raharjo, E. (2014). Kajian Bentuk Pertunjukan Seni Angklung Kridotomo Yogyakarta. Jurnal Seni Musik, Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. 3 (2), p 60-66.

Setiawan, I. (2017). Dokumenter Tv: Udjo & Saung Angklung sebagai Manifestasi Budaya Sunda. Jurnal Unpad, ProTVF, 1(1), 89–104.

Somawijaya, A. (1995). Angklung Buhun, Sebuah Telusuran Awal (Issue Laporan Penelitian).

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, D. (2006). Model Pembelajaran Angklung Sunda Kreasi di Sanggar Saung Angklung Udjo Ngalagena, Padasuka Bandung Jawa Barat. Jurnal Harmoni Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, UNJ, Volume 7, No. 3.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Wiramihardja, O. A. (2010). Panduan Bermain Angklung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Informan/Narasumber

Laretna T. Adishakti (62 tahun). Dosen mata kuliah Seni dan Pusaka di Prodi Tata Kelola Seni Pascasarjana ISI Yogyakarta dan Dosen tetap Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Eli (34 tahun). Staf Bagian Pemasaran Saung Angklung Udjo Padasuka, Bandung, Jawa Barat.

Nandar (44 tahun). Perajin angklung/pemasok angklung pada Saung Udjo, Padasuka, Bandung, Jawa Barat.




DOI: https://doi.org/10.24821/jtks.v7i1.4623

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Hana Yudiawati

Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791 email: tatakelolasenijurnal@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Visitors