Dialektita Estetika Seni Rupa Kontemporer Bali Melalui Karya Upadana dan Valasara

I Gede Arya Sucitra

Abstract


Penelitian ini membahas estetika karya seni yang tergelar dalam pameran seni rupaSensuous Objects melalui pendekatan kritik seni rupa. Dua perupa asal Bali yangdikaji merupakan perupa yang berkembang pada era seni rupa kontemporer melaluipenciptaan karya melalui spirit lokalitas Bali dengan pendekatan postmodern.Karya yang dihasilkan transmedia dan dengan cita rasa lokal-global. Pendekatankritik seni melalui empat tahapan analisisnya serta tiga pertimbangan penilaian yangakan menempatkan materi tulisan ini untuk berbincang, berdialog dengan karyaseni serta senimannya, sehingga akan ditemukan terjadinya proses transformasiestetis meliputi tema, gaya, fungsi, makna, hingga konsep berkeseniannya. Kritikseni rupa modern pada dasarnya adalah perbincangan mengenai seni (rupa), “artcriticism talks about art”. Tujuan dari kritik seni adalah pemahaman (understanding),supaya orang memperoleh informasi dan pemahaman yang berkaitan dengan mutusuatu karya seni. Dengan demikian, melalui kritik seni ini pembacaan terhadapkarya dua perupa Bali ini akan menemukan muaranya pada pemaparan karakterkarya dan konsepsi seni yang dihasilkannya. Penulis mengklasifikasikan karya seniperupa Sensuous Objects ke dalam tiga struktur media penciptaan, yakni media duadimensional, tiga dimensional, dan seni instalasi. Berbicara tentang karya seni akantidak utuh jika tidak menyinggung ihwal yang menyangkut medium karena hanyalewat medium itulah, karya seni itu akan memperoleh wujudnya yang konkretlahiriah.

 

Aesthetic Dialectics of Balinese Contemporary Arts through Upadana andValasara’s Artworks. This article examines the aesthetic reading of artworks in an artexhibition called “Sensuous Objects” using an art criticism approach. Two artists fromBali are examined as growing artists in the era of contemporary art through the creationof works in the spirit of locality with a postmodern approach in Bali. The resulting workis the trans-media and the local-global flavor. An approach to art criticism throughthe four stages of analysis and assessment of three considerations will put this writingmaterial in the context of conversation, dialogue with the artwork and the artist, so thereis an aesthetic transformation process including the theme, style, function, meaning, andthe concept of art. Critics of modern art basically talk about art (visual), “art criticismtalks about art”. The purpose of art criticism is to understand that people acquireinformation and understanding pertinent to the quality of artwork. Thus, throughthe reading of artworks, two Balinese artists find out the exposure to the character andconception of artworks produced. The author classifies the artwork of artists calledSensuous Objects into three structures of media creation such as the two-dimensionalmedia, three-dimensional media, and installation art. Speaking of the artwork will not be complete if it does not mention particulars related to the media because only throughthat medium, works of art will acquire its concrete-outward form.


Keywords


still, squirming, close-up photography, and plant

Full Text:

PDF

References


Ardi, Sun. 2006. “Sejarah Seni Rupa dan Proses Pembelajaran Seni Rupa”, dalam M. Agus Burhan (ed) Jaringan Makna: Tradisi hingga Kontemporer Kenangan Purna Bakti untuk Prof. Soedarso Sp., M.A. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Burhan, M. Agus. 2009. “Perkembangan Fakultas Seni rupa ISI Yogyakarta dan Tokoh-tokoh Senimannya” dalam Katalog Pameran Besar Seni Visual Indonesia Exposign 25 tahun ISI Yogyakarta, JEC Yogyakarta, 25 November-30 Desember 2009.

Feldman, Edward Burke.1967. Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Hasan, Asikin ed. 2001. Dua Seni Rupa Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman. Jakarta: Yayasan

Kalam.

Marianto, M. Dwi. 2001. “Gelagat Yogyakarta Menjelang Millenium Ketiga”, dalam Outlet: Yogya dalam Peta Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Yoyakarta: Yayasan Seni Cemeti.

Parta, I Wayan Seriyoga. 2010. “Dari Eksplorasi Medium Kepersoalan Konteks”. Katalog.

Pameran Sensous Objects di Bentara Budaya

Yogyakarya, 2-9 Juni 2010. Ragans, Rosalind. 2005. Arttalk. USA: McGraw- Hill.

Rosidi, Rain. 2010. “Sensuous Objects” dalam Katalog Pameran Seni Rupa Sensuous Objects, Bentara Budaya Yogyakarta, 02-09 Juni 2010.

Reiss, Julie H.1999. From Margin to Center: the Space ofinstallation Art. New York: Massachusetts Institute of Technology.

Sahman, Humar. 1993. Mengenal Dunia Seni Rupa: Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika. Semarang: IKIP Semarang Press.

Soedarsono, R.M. 1999. “Seni sebagai Komoditas Seni”, dalam R.M Soedarsono, Seni Pertunjukkan dan Pariwisata: Rangkuman Esai tentang Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Sumardjo, Jakob. 2009. Asal Usul Seni Rupa Indonesia. Jawa Barat: Penerbit Kelir.

Yuliman, Sanento. 2001. “Dinamika Bali di Batuan” dalam Asikin Hasan (Ed.). Dua Seni Rupa. Jakarta: Yayasan Utan Kayu.




DOI: https://doi.org/10.24821/jousa.v1i1.788

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International LicenseISSN 2355-2131 (print) | ISSN 2355-214X (online).

 

View My Stats