Relasitas Lakuan Wayang dengan Iringan Gamelan Gagrag Yogyakarta

Kasidi Hadiprayitno

Abstract


ABSTRAK

Maksud dari penulisan ini adalah mengadakan studi terhadap relasitas lakuan gerak wayang gaya pedalangan Yogyakarta dengan musik iringan wayang. Data diperoleh dari pengamatan dan survei  pergelaran wayang yang diselenggarakan di Sasana Hinggil Dwi Abad Yogyakarta. Pendekatan masalah dengan metode deskriptif analitis,  sedangkan untuk kepentingan pembahasan dengan menggunakan analisis estetika terutama estetika pewayangan.  Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa lakuan gerak wayang dengan iringan wayang membentuk jalinan harmonik. Gending iringan wayang meliputi bentuk gending ageng, ladrangan, ketawang, lancaran, playon dan sampak, sedangkan dari segi estetik memenuhi kesatuan atau keutuhan, kekuatan, dan kerumitan (unity, intencity, dan complexcity).

Kata kuci: Pertunjukan wayang, relasi gerak wayang dan gamelan, struktur harmonik

 

ABSTRACT

The purpose of this is to conduct a study of the behavior of Yogyakarta puppet style movements with puppet accompaniment music. Data obtained from observations and surveys of wayang performances held at Sasana Hinggil Dwi Abad Yogyakarta. Approach to the problem with the analytical descriptive method, while for the purpose of discussion using aesthetic analysis, especially puppet aesthetics. Based on the analysis carried out, it is known that the wayang movements with accompaniment form a harmonic structure. Puppet accompaniment gending includes the forms of gending ageng, ladrangan, ketawang, lancaran, playon and sampak, while in terms of aesthetics it takes care of unity or integrity, strength, and complexity (unity, intencity, and complexcity).

Key word: Wayang performance, relation of movement and music, harmonic structure.


Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Becker, A.L., 1979 “Tex-Building, Epistemology, and Aesthetics in Javanese Shadow Theatre” dalam A.L. Becker and Aram A. Yengoyan (Ed.) The Imagination and Reality: Essays on Southeast Asia Coherence System, Norwood, New Jersey: Ablex Publication.

Kasidi, 2004. “Dari Serat Brantayuda Sampai Dengan Bratayuda Tradisi Pewayangan Yogyakarta” dalam Bharatayudha: Dimensi Religi dan Budaya Dalam Serat Bratayuda.Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kebudayaan Islam Bekerjasama dengan IAIN Kalijaga Yogyakarta.

_______________, 2019. Literatur Pedalangan: Balungan Lakon Wayang-Gagrag Ngayogyakarta Serial Harjunasasra – Ramayana Sasana Hinggil Dwi Abad 2016-2017. Yogyakarta: Penerbit Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mudjanattistomo, dkk. 1977. Pedhalangan Ngayogyakarta. Ngayogyakarta: Penerbit Yayasan Habirandha.

Nojowirongko, 1960. Serat Tuntunan Pedhalangan Tjaking Pakeliran Lampahan Irawan Rabi Djilid I. Jogjakarta: Tjabang Bagian Bahasa.

Gustami, SP., 2000: 95. Studi Komparatif Seni Yogya-Solo, Yogyakarta, Penerbit: Yayasan Untuk Indonesia

Soetarno, Sunardi, dan Susarsono. 2007. Estetika Pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta dan CV Adji Surakarta.

Sudiro Satoto, 1985. Wayang Kulit Purwa Makna dan Struktur Dramatiknya. Proyek Penelitian dan Pengkajian Javanologi, Yogyakarta.

Sugeng Nugroho, 2012. Disertasi., Sanggit dan Garap Lakon Banjaran Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Sekolah Pascasarjana UGM, Prodi Kajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.

Sumukti, 2005. Semar, Dunia Batin Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit Galang Press.

Sumarsam, 2003. Gamelan: Interaksi dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

The Liang Gie, 2004. Filsafat Keindahan, Yogyakarta: Penerbit Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB).

Umar Kayam. 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta: Gama Media




DOI: https://doi.org/10.24821/dtr.v4i1.4923

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats

 

Flag Counter