Wiwitan Sebagai Pergelaran Budaya Dalam Tinjauan Ekofeminisme

Surya Farid Sathotho

Abstract


Penelitian ini melakukan analisis wiwitan di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebagai pergelaran budaya. Tradisi Wiwitan secara umum merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada Dewi                   Sri yang merupakan dewi padi. Sejarah turunnya ajaran wiwitan dimulai dari cerita rakyat Dewi Sri yang datang ke Tanah Jawa saat mengalami paceklik. Mereka memohon kepada Tuhan untuk diberikan rezeki dan terbebas dari bencana yang saat itu melanda. Wiwitan merupakan bentuk upacara yang berupa selamatan atau kenduri dan dilaksanakan sebelum melakukan panen. Menarik untuk dilihat mengapa pada masa sekarang ritual ini tetap dilakukan oleh sebagian petani meski dengan cara yang sederhana. Pada ritual tersebut terdapat unsur-unsur pertunjukan. Metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keunggulan, yaitu: penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan peneliti, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, serta lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola- pola nilai yang dihadapi. Sebagai sebuah kegiatan yang mengandung unsur pertunjukan, maka kajian dari sudut pandang teater sangat memungkinkan. Ada keterkaitan antara teater dan ritual sehingga mengkaji sebuah ritual dengan pendekatan teater ataupun sebaliknya sangat memungkinkan dengan menggunakan pemahaman pergelaran budaya atau cultural performance. Sosok Dewi Sri sebagai dewi padi yang dipuja petani memperlihatkan konsep Kosmologi Jawa terhadap Perempuan. Adanya unsur laki-laki dan perempuan dalam bentuk-bentuk ritual memperlihatkan bahwa kajian ekofeminisme bisa dilakukan pada ritual. Konsep ekofeminisme membahas bagaimana menyetarakan antara perempuan dan bumi serta hubunganya dengan laki-laki dalam budaya patriarki.

 

Kata kunci: wiwitan, pergelaran budaya, ritual, ekofeminisme


References


Astuti, T. M. P. (2012). Ekofeminisme dan Peran Perempuan dalam Lingkungan. Indonesian Journal Of Conservation, 1(1), 49–60. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/download/2064/2178

Bandem, I. M., & Murgianto, S. (1996). Teater Daerah Indonesia. Kanisius.

Bogdan, & Taylor. (1993). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Alfabeta.

Candraningrum, D. (2014). Ekofeminisme II : narasi iman, mitos, air dan tanah (D. Candraningrum (ed.)). Jalasutra.

Carlson, M. (1998). Performance, A Critical Introduction. Routledge.

Carlson, M., & Shafar, Y. (1990). The Play’s The Thing, An Introduction To Theatre. Library of congres.

Dobscha, S., & Alasuutari, P. (1997). Researching Culture: Qualitative Method and Cultural Studies. Journal of Marketing Research, 34(2), 303. https://doi.org/10.2307/3151870

Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan; Ideologi, Epistimologi, dan Aplikasi. Pustaka Widyatama.

Hartnoll, P. (1995). The Theatre A Concise History. Thames and Hudson.

Kusmayati, A. M. H. (2000). Arak-Arakan; Seni Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di Madura (A. Samhuri & N. Huda (ed.)). Yayasan Untuk Indonesia.

Listyani, B. (2020). Membangun Karakter dan Menanamkan Budi Pekerti Bagi Petani pada Tradisi Wiwitan di Desa Gilangharjo Pandak Bantul. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 9(1), 59–71. https://doi.org/10.36706/jc.v9i1.10210

Murgiyanto, S. (2018). Pertunjukan Budaya dan Akal Sehat (D. Pramayoza (ed.)).

Pemda Kab Magelang. (2013). Profil Desa Sumber. https://desa-sumber.magelangkab.go.id/First/

Purike, E., Tobing, F., Azizah, N., & Kesumah, P. (2023). Ekofeminisme dan Peran Perempuan Indonesia Dalam Perlindungan Lingkungan Fitriani Tobing. Jurnal Relasi Publik, 1(3), 42–53. https://doi.org/10.59581/jrp-widyakarya.v1i2.918

Sahid, N. (2017). Sosiologi Teater; Teori dan Penerapannya,. Gigih Pustaka Mandiri.

Saputro, S. E. E., Padmaningrum, D., & Wijianto, A. (2020). TRADISI WIWITAN: CARA PENYEBARAN DAN PROSES PEMBELAJARAN OLEH MASYARAKAT (Studi Kasus: Dusun Kedon Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul). AGRITEXTS: Journal of Agricultural Extension, 43(2), 73. https://doi.org/10.20961/agritexts.v43i2.41636

Sathotho, S. F. (2010). Ritual Suran di Dusun Kudusan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang: Sebuah Kajian Penampilan. Universitas Gadjah Mada.

Schechner, R. (1985a). Between Theater and Anthropology. University of Pennsylvania Press.

Schechner, R. (1985b). Between Theater and Antrhropology. University of Pennsylvania Press.

Schechner, R. (2006). Performance Studies, An Introduction. Routledge.

Simatupang, L. (2013). Pergelaran, Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya (D. Pramayoza (ed.)). Jalasutra.

Soedarsono, R. M. (1985). Peranan Seni Budaya Dalam Sejarah Kehidupan Manusia, Kontinuitas dan Perubahannya (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra). Universitas Gadjah Mada.

Sumardjo, J. (1997). Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. STSI PRESS.

Sumardjo, J., & Caturwati, E. (2010). Estetika Paradoks. STSI PRESS.

Suyami, S. (2001). Serat Cariyos Dewi Sri Dalam Perbandingan. Kepel Press. https://books.google.co.id/books?id=4IhkAAAAMAAJ

Turner, V. (1982). From Ritual to Theater, The Human Seriousness of Play. PAJ.

Van Peursen, C. A. (1976). Strategi Kebudayaan (D. Hartoko (penerj.)). Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.24821/dtr.v6i2.11062

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats

 

Flag Counter