KLARIFIKASI ILMU LIAK MELALUI PENYUTRADARAAN DOKUMENTER “LINGGIH AKSARA” DENGAN GAYA EXPOSITORY
Abstract
ABSTRAK
Karya tugas akhir penyutradaraan film dokumenter “Linggih Aksara” membahas tentang fenomena ilmu Liak di Bali yang memiliki stigma negatif. Berbagai isu yang beredar di masyarakat menjadikan ilmu liak memiliki definisi yang simpang siur dan banyak sudut pandang yang berbeda. Masyarakat menganggap ilmu liak sebagai ilmu hitam untuk mencelakai orang lain, dapat berubah wujud menjadi sosok menyeramkan, mencari tumbal untuk kenaikan tingkat, dan hal lain yang sifatnya memojokkan. Hal tersebut tentu kurang tepat mengingat ilmu liak merupakan ilmu warisan nenek moyang Bali yang seharusnya dapat dilestarikan. Melihat kenyataan tersebut, ilmu liak perlu di klarifikasi agar masyarakat tidak selalu memojokkan ilmu liak dalam segala kondisi tanpa bukti yang jelas. Proses klarifikasi stigma negatif dilakukan melalui menampilkan beberapa narasumber dengan sudut pandang yang berbeda. Hal tersebut menjadikan dipilihnya dokumenter expository sebagai kemasan dari film ini dengan menampilkan dari sudut pandang sejarah, lontar, ilmu modern, hingga agama secara tematis. Selain itu, gaya expository juga dapat merangkai sebuah fakta dengan runut, melalui subjektifitas sutradara, sehingga penonton menjadi percaya. Karena kekuatan dari gaya expository adalah pada susunan narasi yang mampu mempersuasi. Film ini diharap mampu membuka pikiran penonton tentang ilmu liak sehingga pandangan yang buruk tentang ilmu liak dapat perlahan-lahan berubah dan ilmu liak dapat di eksplorasi dan implementasikan dalam kehidupan sehari hari.
Kata kunci : Film dokumenter, klarifikasi, ilmu liak, expository
Full Text:
hal 45-60References
Ayawaila, G. (2008). Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press.
Bernard, C., & Sheila. (2007). Documentary Storytelling (2nd Edition ed.). United Kingdom: Focal Press.
Chawdhi, L. R. (2003). Secrets of Yantra, Mantra and Tantra. India: Secrets of Yantra, Mantra and Tantra.
Kardji, I. W. (1999). Ilmu Hitam dari Bali. Bali Media Adhikarsa.
Ayawaila, G. (2008). Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press.
Bernard, C., & Sheila. (2007). Documentary Storytelling (2nd Edition ed.). United Kingdom: Focal Press.
Chawdhi, L. R. (2003). Secrets of Yantra, Mantra and Tantra. India: Secrets of Yantra, Mantra and Tantra.
Kardji, I. W. (1999). Ilmu Hitam dari Bali. Bali Media Adhikarsa.
Mascelli, J. V. (2010). Five C's of Cinematography (Second Edition ed.). (H. M. Biran, Penerj.) Jakarta: FFTV IKJ.
Nala, N. (2006). Aksara Bali dalam Usada. Surabaya: Paramita.
Nicols, B. (2001). Introducing to Documentary. Bloomington: Indiana University Press.
Pageh, I. M. (2018). Model Revitalisasi Ideologi Desa Pakraman Bali Aga Berbasis Kearifan Lokal. Jakarta: Rajawali Pers.
Piningit, I. D. (2017, Agustus 8). (N. L. Anjani, Pewawancara)
Pratista, H. (2017). Memahami Film (Edisi 2 ed.). Yogyakarta: Montase Press.
Rabiger, M. (1992). Directing Documentary. Boston-London: Focal Press.
Suwidja, I. K. (1979). Mengenal Prasi Singaraja. Singaraja: Gedong Kirtya.
Tanzil, C. (2010). Pemula Dalam Film Dokumenter: Gampang-Gampang Susah. Jakarta: In-Docs.
Wibowo, F. (1997). Dasar-Dasar Program Televisi. Jakarta: PT. Grasindo.
Yudiantara, P. (2016). Sakti Sidhi Ngucap. Batuan, Bali: BaliWisdom.com.
DOI: https://doi.org/10.24821/sense.v2i1.5072
Article Metrics
Abstract view : 0 timeshal 45-60 - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Sense : Journal of Film and Television Studies
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.