Dendang Ratok dalam Acara Baralek di Nagari Guguak Malalo Sumatera Barat
Abstract
Ratok dalam Bahasa Indonesia berarti “Ratap, Ratapan, Meratap” yaitu, tangisan yang disertai dengan ucapan yang menyedihkan. Dendang ratok merupakan jenis dendang yang disuguhkan dalam kesenian bansi malalo, ditampilkan sebagai hiburan dalam acara baralek (perkawinan) yang notabene identik dengan pesta suka cita. Sehingga, muncul rumusan masalah mengenai bagaimana bentuk penyajian dan apa fungsi dendang ratok dalam acara baralek di Nagari Guguak Malalo Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, melalui pendekatan Etnomusikologis, dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari analisis teks musik menunjukkan, dendang ratok memiliki karakteristik dan ciri khas yang dapat dilihat dari vokal bergaya melismatik dan irreguler (tidak terikat) tempo dan pola ritme, teks dendang berupa pantun bertema kontekstual fenomena-fenomena kehidupan masyarakat Nagari Guguak Malalo. Dendang ratok merupakan manifestasi atau perwujudan dari masyarakat Nagari Guguak Malalo yang digambarkan dalam bentuk dendang. Dapat dilihat dalam bentuk penyajian dendang ratok dalam acara baralek yang ditampilkan sebagai ungkapan emosional, sebagai hiburan, sebagai komunikasi, sebagai sarana pendidikan,yang diminati dan dikehendaki oleh masyarakat pemiliknya sebagai suatu produk budaya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anton. Muhammad Taufiq & Abrar. (2021). “Alek Lapan Uang dalam Pandangan Niniak Mamak dan Ulama pada Perkawinan Masyarakat Guguak Malalo”,dalam Palanta: Journal of Sosial Science & Humanities, Vol 1, No. 1: 19-30.
Bramantyo, Triyono. (2018). Lagu Melayu Populer Deli dan Minang: Kajian Fungsi Sosial dan Diseminasi”. Buku ajar. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Darmansyah. (2016). Ratok Sikambang dan Tari Sikambang sebagai Ekspresi Budaya Masyarakat Batang Kapas di Kabupaten Pesisir Selatan, Jurnal Garak Jo Garik Pengkajian dan Penciptaan Seni, 12. diunduh pada dari
Djamaris, Edwar. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Djelantik. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Ediwar dkk. 2017. Musik Tradisional Minangkabau. Yogyakarta: Gre Publishing.
Erizal & Efrinon. 1989. Dendang Minangkabau: Suatu Tinjauan dari Segi Tipenya. Padang Panjang: Aski Padang Panjang.
Hidayat, Armez H. Wimrayardi & Agung Dwi P. 2019. “Seni Tradisi dan Kreativitas dalam Kebudayaan Minangkabau: Traditional Art and Creativity in Minangkabau Culture”, dalam Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik, Vol. 1, No. 2: 65- 73.
Juwita, Rahmi dkk. 2020. “Lapau Sebagai Media Interaksi Sosial Kaum Laki-Laki di Nagari Sawah Laweh Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”, dalamPerpektif:
Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Vol. 3, No. 1: 110-117.
Kaplan, David. & Robbert A. Manner. Theory of Culture. Terj. Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kerapatan Adat Nagari Guguak Malalo. 2019. Adaik Salingka Nagari. Guguak Malalo. Kabupaten Tanah Datar: Pemerintah Nagari Guguak Malalo.
Koto, Hendri. Andar Indra S & Asep Saepul H. 2018. “Estetika Teks Dendang Kampar Basiang: Cerminan Budaya Masyarakat Agraris di Minangkabau (Analisis Teks)”, dalam Jurnal Gorga Seni Rupa, Vol. 7, No. 2: 164-173.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Merriam,
Alan P. 1964. “The Antropology of Music. Evanstone:NorthWesterns University Press.
Munir, Misnal. 2015. “Sistem Kekerabatan dalam Kebudayaan Minangkabau:Perspektif Aliran Filsafat Strukturalisme Jean Claude Levi-Strauss”, dalam Jurnal Filsafat, Vol. 25, No. 1: 2-31.
Mustafa, Ilham. 2021. ”Tradisi Syaraful Anam dalam Kajian Living Hadis, dalam Junal Istinarah”, Vol. 3, No. 1: 76-87.
Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Navis, A.A. 2015. Alam Takambang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Padang: PT Grafika Jaya Sumbar.
Netll, Bruno. 1983. Study of Ethnomusicology: Twenty-Nine Issues and Concepts. Evanstone: NorthWesterns University Press.
______________. 2012. Theory and Method in Ethomusicology. Terj. Natha H.P Dwi Putra. Papua: Jayapura Center of Music.
Pahlevi, Ruly dkk. 2021. “Dendang Sungayang Baru di Nagari Sungayang Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar”, dalam Jurnal Musik Etnik Nusantara, Vol. 1, No. 2: 169-179.
Prier SJ, Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Profil Singkat Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. 2021. Guguak Malalo Kabupaten Tanah Datar: Pemerintah Nagari Guguak Malalo.
Rahmadinata, Fitri M. Mahdi Bahar & Wilma Sriwulan. 2016. ”Karakteristik dan Ekspresi Dendang Muaro Peti dari Berbagai Interpretasi Padendang”, dalamBercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, Vol. 3, No. 1: 1-14.
Siswati. 1993/1994. “Peranan Dendang dalam Masyarakat Minangkabau”. Laporan Penulisan diajukan untuk melengkapi Syarat Ujian Akhir Diploma III PeriodeI. Akademi Seni Karawitan Indonesia Padang Panjang.
Soelistyarini, Diah T. 2013. “Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka dalam Penelitian dan Penulisan Ilmiah”, dalam Jurnal Academia, Universitas Airlangga, 5.
Sola, Ermi. 2020. “Bundo Kanduang Minangkabau Vs Kepemimpinan”, dalam Jurnal Sipakalebbi, Vol. 4, No.1: 346-359.
Syahrel. 2011. Kumpulan Materi Kuliah Dendang. Padang: Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universita Negeri Padang.
Tambulon, Supriadi. 2016. “Teknik Permainan Bansi oleh Bapak Zul Alinur di Kota Medan”. Skripsi untuk Mencapai derajat Sarjana S-1 pada ProgramStudi Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Yelli, Nofroza. 2018. ’’Sastra Lisan dalam Kesenian Saluang Dendang Sumatera Barat’’, dalam Sitakara Jurnal Pendidikan Seni dan Seni Budaya, Vol. 3, No. 1: 52-57.
Zainuddin, Musyair MS. 2016. Serba Serbi Adat Minangkabau. Yogyakarta: Ombak.
Narasumber
Berlis, 45 tahun, seniman bansi malalo, buruh, Jorong Baing, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Bustanudin, 68 tahun, seniman bansi malalo, petani, Jorong Guguak, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Gusmaidi, 55 tahun, seniman bansi malalo, petani, Dusun Kanang, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Mardias, 65 tahun, seniman bansi malalo, petani, Dusun Kanang, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Mulyadi, 44 Tahun, Wali Nagari Guguak Malalo, Jorong Duo Koto, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Musrianto, 38 tahun, Ketua Kerapatan Adat Nagari Guguak Malalo, petani, Dusun Baiang, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Novendra, 36 tahun, wakil ketua pemuda Dusun Muaro Ambius, Nagari Guguak Malalo, Wiraswasta, Jorong Guguak, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Syamsir, 67 tahun, seniman bansi malalo, petani, Dusun Kanang, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
Zis Sarafi, 24 tahun, videografer kesenian bansi malalo, mahasiswa IAIN Batu Sangkar, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar.
DOI: https://doi.org/10.24821/sl.v19i2.8329
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.