Kabata Tanrasula “Seeking Tuan Guru”: Konstelasi Artistik Indonesia (Pertunjukan Musik) terhadap Diseminasi Geopolitik dan Geokultural
Abstract
Kabata Tanrasula merupakan karya pertunjukan lintas media dan lintas unsur seni, ada unsur tari, teater dan juga seni rupa dengan melekat audio visual yang dikolaborasikan sedemikan rupa. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Study Literatur Review (SLR) dan juga Studi kasus, hal ini dilakukan perihal data yang dikumpulkan melalui berbagai penelitian dalam dan luar negeri, dalam misinya Tuan Guru menyiarkan islam sampai ke Cape Town Afrika Selatan. Adorno mengatakan dalam teori sosial yaitu memberikan analisis konseptual tentang bagaimana pencerahan, yang pada mulanya ditujukan untuk mengamankan kebebasan dari ketakutan dan otoritas manusia, berubah menjadi beberapa bentuk dominasi politik, sosial dan budaya dimana manusia kehilangan individualitas dan masyarakat kehilangan makna kemanusiaan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari resistensi Tuan Guru yaitu Syech Yusuf Al-Makassari dan Syech Imam Abdullah Tidore dalam perlawan belanda hingga diasingkan dan meninggal di Cape Town. Residensi ini disampaikan kemasyarakat dalam bentuk pertunjukan musik Kabata Tanrasula memberikan konteks pada musik, menginvestasikannya dan signifikansinya, namun musik itu sendiri mengartikulasikan bentuk-bentuk sosial solidaritas yang berfungsi sebagai aksi sosial teladan, musik menyediakan cara memberikan kesaksian dan mengatakan kebenaran menceritakan kisah itu yang mendasari dampak geopolitik dan geokultural.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Adorno, T. W. (1978). On the social situation of music. Telos, 1978(35), 128–164.
Adorno, T. W., & Horkheimer, M. (2019). The culture industry: Enlightenment as mass deception. In Philosophers on Film from Bergson to Badiou: A Critical Reader (pp. 80–96). Columbia University Press.
Andersson, M. (1981). Music in the mix: The story of South African popular music. Ravan Press.
DeNora, T. (2000). Music in everyday life. Cambridge university press.
Eyerman, R., & Jamison, A. (1998). Music and social movements: Mobilizing traditions in the twentieth century. Cambridge University Press.
Frith, S. (1996). Performing rites: On the value of popular music. Harvard University Press.
Gilbert, J., & Pearson, E. (2002). Discographies: Dance, music, culture and the politics of sound. Routledge.
Goldman. (1967). The Sociology of Literature: Status and Problem of Method” in Sosiology of Literrary Creativity. Paris: International Social Science Journal.
Halik, A. (2018). Paradigma kritik penelitian komunikasi (pendekatan kritis-emansipatoris dan metode etnografi kritis). Jurnal Dakwah Tabligh, 19(2), 162–178.
Konstelasi, A. (2023). Konstelasi Artistik Indonesia. https://www.konstelasiartistik.id/#
Labbiri. (2020). Tussalama’: Menguak Kisah Inspiratif Syech Yusuf Al-Makassari yang penuh Makna bagi Generasi Zaman Now.
Lausevic, M. (1996). The Ilahiya as a Symbol of B
DOI: https://doi.org/10.24821/sl.v20i1.12280
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.