INSTRUMEN TIUP PUIK-PUIK DALAM PERSPEKTIF EKOMUSIKOLOGIS: PEDAGOGIS, ALAM DAN BUDAYA
Abstract
Instrumen tiup Puik-puik merupakan instrumen tiup kayu dari Sulawesi Selatan suku Bugis-Makassar yang biasanya digunakan dalam ansambel gandrang makassar pada acara tunrung rinci dan juga upacara tradisional. Melalui objek materi ini instrumen pui-puik sangat jarang sekalai dijadikann bahan pembelajaran pedagogik untuk di pelajari dari segi organologi maupun akustika musik. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melakukan penerapan intrumen tiup puik-puik dalam pembelajaran akademis melalui pendekatan ekomusikologis dan juga etnomusikologis. Hasil dari analisis tulisan ini yaitu, ekomusikologi sebagai alat yang dapat digunakan banyak orang dan dapat bermanfaat, menawarkan kepada kita cara untuk menjembatani antara alam dan budaya khususnya dalam bidang musik. Musik berasal juga dari soundscape (bunyi-bunyian dari alam) tentu juga menghubungkan dengan masalah pedagogis yang sebagai wadah lebih besar memahami peran studi lingkungan dan musik dalam konteks pendididikan musik formal. Sarana pembelajaran ini mengajarkan untuk berpikir kritis yang kreatif, karena perlu diingat bahwa krisis lingkungan bukan hanya krisis sains tetapi juga krisis budaya, sehingga perlu kumpulkan semua sumber daya humanistik dan ilmiah untuk membayangkan, memahami dan menghadapinya. Lingkungan akademis merupakan tempat untuk diskursus dan sebagai tempat memikirkan hal-hal preventif terkait lingkungan kedepan nya melalui musik.
Kata kunci: Puik-Puik, Ekomusikologis, Pedagogis
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Aaron S. Allen & Kevin Dawe. (2019). Current Directions in Ecomusicology: Music, Culture, Nature. Transposition, 8. https://doi.org/10.4000/transposition.3077
Ahdiono. (2009). Analisis Struktur Pola Ritme dan dan Bentuk Penyajian Musik Tradisional Tunrung Rinci di Daerah Bontonompo Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan . Unoversitas Negeri Yogyakarta .
Banoe, P. (2003). Kamus musik. (No Title).
Graf, W. (1950). Around von Hornbostel’s Theory of the Cycle of Blown Fifth. JSTOR.
Hudzaifah, A. (2020). Peran Puik-puik dalam Kesenian Gandrang Makassar. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 15(2), 101–109.
Mark, M. L. (2003). A philosophy of music education: Advancing the vision. Music Educators Journal, 90(1), 63–65.
Matsunobu, K. (2013). Instrument-making as music-making: An ethnographic study of shakuhachi students’ learning experiences. International Journal of Music Education, 31(2), 190–201.
Merriam, A. P., & Merriam, V. (1964). The Anthropology of Music Northwestern University Press. Evanston.
Smith, A. (2018). Reconnecting the music-making experience through musician efforts in instrument craft. International Journal of Music Education, 36(4), 560–573. https://doi.org/10.1177/0255761418771993
Sri Hendarto. (2011). Organologi dan Akustika 1 & 2 (Sri Hendarto, Ed.; Vol. 1).
DOI: https://doi.org/10.24821/sl.v19i2.10761
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.