Mimbar Dan Mihrab Masjid Jawa Tengah Abad 16-19 Dalam Kajian Ikonografi

Titis Hana Sasti

Abstract


Mihrab dibuat pertama kali pada 708 Masehi, berfungsi sebagai qibla’axis atau petanda arah kiblat. Sedangkan mimbar adalah panggung kecil yang dipakai oleh Rasulullah untuk berpidato di depan umatnya, agar dapat berdiri lebih tinggi dari orang lain, sehingga ia bisa dilihat jelas oleh orang-orang di sekitarnya. Pada masa setelah Nabi, mimbar lebih sering diidentikkan dengan kekuasaan dan mahkota, sehingga mimbar boleh digunakan oleh khalifah atau penguasa. Dalam sebuah bangunan Masjid Jawa Abad 16-19, Mihrab dan Mimbar dianggap sebagai bagian penting. Penelitian ini mengkaji bentuk, fungsi, dan makna dari ornamen Mihrab dan Mimbar Masjid Jawa Tengah Abad 16-19, di tiga kota yakni Masjid Kadilangu Demak, Masjid Mantingan Jepara, dan Masjid Al Makmur Kudus yang menggunakan kajian ikonografi menurut Roelof van Straten. Berdasarkan tahap analisis Ikonografi yang meliputi tahap Pre-Ikonografi, Ikonografi, dan Interpretasi Ikonologi, letak, bentuk, serta ornamen Mihrab dan Mimbar Masjid Jawa Tengah Abad 16-19, menunjukan adanya pengaruh dari budaya terdahulu yakni Hindu dan Cina. Melalui pemaknaannya, diketahui bahwa bentuknya menggambarkan kemegahan yang bertujuan untuk mengagungkan atau menghormati penggunanya yakni para wali, serta sebagai simbol kebanggaan bagi pendiri masjid tersebut. Sedangkan ornamennya berisikan dakwah dan pesan-pesan yang harus diamalkan oleh umat muslim. Hal tersebut, menyatakan bahwa Mihrab dan Mimbar pada masa itu dianggap sebagai bagian penting dari sebuah Bangunan Masjid Jawa Tengah Abad 16-19.

Kata kunci: Mihrab, Mimbar, Ikonografi




DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.643

Article Metrics

Abstract view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta

email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id