SUARA AKAR RUMPUT SEBAGAI INSPIRASI LUKISAN

Phaksi Kharisma Dewa S1

Abstract


Dalam sastra Indonesia suara rakyat jelata biasa dipersonifikasikan dengan suara akar
rumput. Suara akar rumput merupakan bentuk dari pendapat, ucapan, keluhan, pernyataan,
perkataan, perasaan, impian yang diceritakan, diungkapkan dan diinginkan rakyat. Hal tersebut
dijadikan sebagai bahan renungan untuk memicu lahirnya sebuah karya seni. Karya seni yang
dihasilkan merupakan sebuah cara untuk menyuarakan berbagai keluhan rakyat dalam
menghadapi kondisi kemiskinan.
Visual karya seni merupakan hasil pengungkapan batin dan perenungan ketika melihat,
mendengar dan merasakan aktivitas kehidupan masyarakat. Karya seni yang dihasilkan adalah
karya dua dimensional berupa lukisan. Media seni rupa khususnya seni lukis dipilih sebagai
salah satu cara untuk menyuarakan perasaan, keluh kesah serta curahan hati rakyat miskin. Hal
ini dilakukan sebagai bentuk pengungkapan rasa empati terhadap kondisi kehidupan rakyat
miskin.
Karya seni memanifestasikan konteks masalah dalam setiap konsep penciptaan.
Sehingga objek visual harus sesuai dengan isi/makna visual karya tersebut. Proses kreativitas
mengacu pada pendapat Robert Pepperell, yaitu tindakan kreatif lebih baik dipahami sebagai
realisasi transformasi-transformasi yang bermanfaat yang dihasilkan oleh gabungan unsur-unsur
yang telah ada tapi sebelumnya dilihat sebagai terpisah atau tidak kompatibel. Merujuk pada
pernyataan di atas maka objek visual karya dihasilkan melalui penyusunan dan penggabungan
ke dalam satu rangkaian karya agar sesuai dengan isi/maknanya. Objek visual lukisan
merupakan bentuk dari figur-figur realistik. Pemilihan figur realistik dimaksudkan agar makna
lukisan dapat tersampaikan dengan mudah.
Keseluruhan karya seni yang dihasilkan cenderung berdasar pada ekspresi gaya
ketetapan objektif. Gaya ketetapan objektif oleh Edmund Burke Feldman diklasifikasikan
sebagai salah satu gaya seni lukis berdasarkan pada ekspresinya. Gaya ketetapan objektif
berhubungan erat dengan tiruan fenomena sosial. Seniman bisa saja dengan hati-hati membuat
kembali setiap detail sebuah model atau melalui seleksi terhadap detail-detail tertentu atau
menghapus bagian-bagian lain.
Kata-kata kunci : Suara, rakyat, kemiskinan, seni lukis, transformasi, figur realistik, gaya,
ketetapan objektif.



DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.164

Article Metrics

Abstract view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta

email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id