Proses ritual seblang oleh Sari

Ammy Aulia Renata Anny 1111335011

Abstract


Ritual Sêblang Olehsari adalah salah satu upacara yang ada di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, dimana tari memiliki fungsi penting sebagai media di dalam ritualnya. Secara etimologi kata Sêblang berasal dari bahasa Osing merupakan akronim dari kata sêbêlé ilang yang artinya membuang sial, dan diperkirakan ritual ini muncul pertama kali di daerah Bakungan sekitar tahun 1770-an. Ritual Sêblang Olehsari diselenggarakan setelah hari raya Idul Fitri dan dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut. Prosesi diawali dari tahap kejiman, rapat desa, macaki gênjot, selamêtan, menyiapkan sesaji, membuat Omprok dan pelaksanaan ritual. Pada hari ketujuh dilakukan prosesi Idêr bumi (mengelilingi desa) dan keesokan harinya diadakan upacara Ngêlungsur atau siraman. Penelitian ini menggunakan perspektif etnokoreologi yakni sub disiplin ilmu antropologi, yang mempelajari tarian dari berbagai suku bangsa dengan pendekatan multidisplin atau interdisiplin. Perspektif etnokoreologi menekankan pada cara pandang yang bersifat emik, perspektif emik, etik dan holistik pada etnografinya, serta perspektif komparatif dalam analisisnya. Objek materialnya adalah ritual Sêblang dan proses ritual penari Sêblang sebagai subjek ritual, sedangkan objek formalnya adalah analisis proses ritual berdasarkan teori Victor Turner. Fokus dalam penelitian ini adalah mengamati dan menganalisa bagaimana proses yang dialami oleh subjek ritual selama menjalani proses ritual Sêblang Olehsari. Dasar teori yang digunakan adalah proses ritual yang dialami subjek ritual terdiri dari tahap separasi, liminalitas, dan reagregasi. Teori tersebut disimpulkan oleh Turner berdasarkan hasil analisisnya tentang ritus yang ada di Ndembu Zambia. Dalam ritual Sêblang Olehsari ini subjek mengalami proses alih wahana atau bertransformasi menjadi ‘peran yang lain’ dalam keadaan trance. Proses separasi, liminalitas, dan transformasi dalam ritual Sêblang berputar dan berjalan terus menerus tanpa terputus selama tujuh hari, kemudian diakhiri dengan ritual Ngêlungsur sebagai tahap reagregasi. Hal ini menyebabkan tahap dan skema proses ritual yang digambarkan dalam ritual Sêblang berbeda dengan apa yang disimpulkan Turner.

 

Kata kunci : Proses ritual, Sêblang, Separasi


References


http://digilib.isi.ac.id/




DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.1218

Article Metrics

Abstract view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta

email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id