Todilaling

Andi Firdah Sepryanti 1011324011

Abstract


Awal mula berdirinya kerajaan Balanipa Mandar bermula dari persekutuan “Appe Banua Kayyang’’ berarti empat rumah besar yaitu Napo, Samasundu, Mosso, dan Todang-todang ke Appe banua kayyang tersebut sepakat mendirikan kerajaan Balanipa di Mandar dengan mengangkat I Mayambung. Kawasan yang di sebut “Pitu ulunna salu dan pitu babana binanga” (Rantebulahan, Aralle, Tabulahang, Mambi, Matanga, Tabang, Bambang). Sebelumnya tujuh kerajaan ini bersatu masyarakat Mandar hanya bersifat kesukuan yang biasa di pimpin oleh Maradia. Todilaling merupakan gelar Raja pertama (I Mayambung). kisah tentang I Mayambungi dan tujuh penari yang sangat setia dan bahkan rela menyertai Raja keliang lahat hal ini yang dinamakan Todilaling, dalam bahasa Mandar artinnya orang yang di angkut kedalam liang kubur. Kisah sejarah di Mandar ini menjadi inspirasi gagasan penciptaan tari. Karya tari Todilaling di tarikan oleh satu penari laki-laki sebagai Raja, tujuh penari puteri sebagai penari anak bangsawan, empat penari laki-laki sebagai pengawal Raja dan delapan penari puteri penggambaran masyarakat. Tipe tarinya adalah drama tari. Konsep geraknya merupakan perkembangan gerak dari tari Pattudu.

 

Kata kunci : Todilaling, Mandar, Maradia


References


http://digilib.isi.ac.id/




DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.1019

Article Metrics

Abstract view : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta

email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id