Konsep Musikal Instrumen Kendang dalam Gamelan Gong Kebyar

I Putu Danika Pryatna, Hendra Santosa

Abstract


Memegang peranan sebagai seorang pengendang Bali di dalam sebuah barungan gamelan gong kebyar, ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Menjadi seorang pengendang di dalam sebuah sekeha gamelan gong kebyar Bali, harus memiliki jiwa kepemimpinan, agar sebuah sekeha dapat menampilkan pertunjukan yang bagus. Tidak semua pengendang Bali memiliki jiwa seperti itu, itu dikarenakan tidak semua pengendang tekun dalam melatih dirinya agar memiliki teknik dan kepekaan musikal yang baik. Peneliti ingin mengetahui konsep seorang pengendang yang ada di dalam memimpin sebuah sekeha gamelan gong kebyar Bali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif,yang dalam implementasinya menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil yang ditemukan di dalam penelitian ini adalah konsep  musikalitas seorang pengendang Bali di dalam memimpin sebuah pertunjukan gamelan gong kebyar Bali. Konsep musikalitas ini meliputi teknik bermain kendang, mengatur dinamika lagu, mengatur tempo, memulai gending dan mengakhiri gending. Dalam praktikalnya konsep musikalitas ini di implementasikan melalui bahasa tubuh, pola kendang dan keras lirihnya suara kendang.  Konsep  musikalitas ini sangat penting dimiliki oleh seorang pengendang Bali, agar sebuah pertunjukan menjadi lebih bagus dan rapi, sehingga dapat memukau penonton.  

 

Musical Concept Of Kendang Instruments In Gamelan Gong Kebyar. Holding the role of a Balinese tamer in a barong gamelan kebyar, was not as simple as it seems. Being a controller in a gamelan gong kebyar in Bali, must have a soul of leadership so that a school can show a good performance. Not all Balinese people have such a soul, that is because not all Balinese performers are diligent in training themselves to have good musical techniques and sensitivity. The researcher wants to know the concept of a person who is in charge of leading a gamelan gong kebyar in Bali. This research uses descriptive qualitative method, which in its implementation uses observation, interview, literature study and documentation techniques. The results found in this study are the musical concept of a Balinese tamer in leading a Balinese kebyar gong gamelan performance. This musicality concept includes the technique of playing the drum, adjusting the dynamics of the song, adjusting the tempo, starting the gending, and ending the gending. In practice, the concept of musicality is implemented through body language, drum patterns, and loud sounds. The concept of musicality is very important owned by a Balinese performer, so that performance becomes better and neater so that it can amaze the audience.


Keywords


Concept; Musicality; Balinese Drummers; Kendang

Full Text:

PDF

References


Astita, I. K. (1998). Wewidon Pupuh Kekendangan Dalam Karawitan Bali. Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Atmojo, B. S. (2010). Kendhangan Pamijen Gending Gaya Yogyakarta. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 11, 45–58.

Bandem, I. M. (1983). ENSIKLOPEDIA TARI. ASTI.

Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. BP. STIKOM BALI.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. PT. Rineka Cipta.

Daryana & Murwaningrum. (2019). Transformasi Musik Arumba: Wujud Hibriditas Yang Menggobal. Panggung, 29(1), 57–71.

Ediwar, Minawati, Yulika, H. (2019). Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Saluang Darek Berbasis Teknologi Tradisional. Panggung, 29(2), 117–130.

I Putu Surya Pratama Wardhana, I Gede Mahendra Darma Wiguna, I. M. G. S. (2015). Pengembangan Aplikasi Instrumen Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android. Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 4(2), 58–66.

Kusnadi, dkk. (2005). Pengantar Manajemen (Konseptual & Perilaku). Universitas Brawijaya.

Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.

Pryatna, I. P. D. (2019). Metode Mengajar Kendang Tunggal I Ketut Widianta. Kajian Seni, 6(1), 25–37.

Putu Paristha Prakasih, Hendra Santosa, I. G. Y. (2018). Tirtha Campuhan: Karya Komposisi Baru dengan Media Gamelan Semar Pagulingan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 19(3), 113–121. https://doi.org/ttps://doi.org/10.24821/resital.v19i3.2452

Sadguna, I Gde Made Indra. (2019). Komunikasi Musikal Dalam Seni Pertunjukan Bali: Studi Kasus Tari Barong Ket. Segara Widya, 7(2), 104–116.

Sadguna, I Gede Made Indra. (2010). Kendang Bebarongan Dalam Karawitan Bali Sebuah Kajian Organologi. KANISIUS (Anggota IKAPI).

Saepudin, A. (2015). Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 16(1), 52–64.

Santosa, Hendra. Nina Herlina Lubis., Kunto Sofianto, R. M. (2017). Seni Pertunjukan Bali Pada Masa Dinasti Warmadewa. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 32(1), 81–91.

Santosa. (2008). Menggagas Komunikasi Musikal dalamPertunjukan Gamelan. Ilmu Komunkasi, 5, 65–80.

Santosa, H. (2017). Gamelan Perang di Bali Abad ke-10 Sampai Awal Abad ke-21. Sumedang: Universitas Padjadjaran.

Supanggah, R. (2009). Bhoteka II: Garap. ISI Press Surakarta.

Suweca, I. W. (2005). Dasar Kekendangan Gupekan Nunggal dalam Gamelan Bali. Bheri, 4.

Tenzer, M. (1998). Balinese Music. Periplus Edition, (HK) Ltd.

Yasa, I. K. (2018). Angsel-Angsel dalam Gong Kebyar. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 33(1), 85–92.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.