Tirtha Campuhan: Sebuah Karya Komposisi Baru dengan Media Gamelan Smar Pagulingan
Abstract
Proses penciptaan karya seni, khususnya seni karawitan sudah mulai berkembang mengikuti kemajuan jaman. Perkembangan tersebut terdapat pada proses kreativitas dalam penciptaan karya seni karawitan, hal itu dapat dilihat dari unsur musik dalam seni karawitan. Dalam seni karawitan sangat penting dalam proses penciptaan karya seni yang kuat untuk sebuah pembaharuan terhadap tradisi sehingga bisa dikatakan sebagai musik kreasi. Penata tertarik menganggkat sebuah tempat suci di Pantai Sari Kuta tepatnya di Pura Tirtha Campuhan yang memiliki keunikan. Keunikan tersebut adalah fenomena alam tentang aliran sungai yang di dalamnya terdapat campuran dari dua aliran sungai dengan air laut sehingga terbentuk sungai baru yang bernama sungai campuhan. Sesuai dengan namanya Pura Tirtha Campuhan memiliki campuran aliran sungai dari muara sungai mati (tukad mati, tukad ening) dan sungai yang berada di Badung, sehingga aliran sungai di Pura tersebut membentuk sebuah aliran sungai baru (peteluan tukad, tukad mati, tukad ening). Selain terjadinya campuran dari aliran sungai, masyarakat juga memanfaatkan dan menggunakan air sungai ini sebagai tirtha untuk pengelukatan atau pembersihan dan juga digunakan sebagai obat. Dari cerita tersebut akhirnya penata menemukan ide untuk menjadikan Tirtha Campuhan sebagai sumber inspirasi. Penata merealisasikannya ke dalam bentuk garapan komposisi musik kreasi dengan menggunakan media ungkap Smar Pagulingan. Dalam media ungkap Smar Pagulingan penata mengaplikasikan tirtha dan campuhan atau campuran dalam membuat tirtha tersebut dengan menggabungkan beberapa patet dalam gamelan Smar Pagulingan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan penata yang membangun suasana harmonis dalam olahan melodi menggunakan pencampuran patet.
Tirtha Campuhan: A New Composition Work by Using Semar Pagulingan Gamelan as Media. In Karawitan, the process of creating works of art is essential to produce a renewal of tradition so that the process of creating these works of art can be said to be musical creation. For creating the musical creation, the author was inspired by the uniqueness of the holy place in Pata Sari Kuta precisely in Tirtha Campuhan Temple, which was used as the idea of creation. The uniqueness in Tirtha Campuhan Temple is a natural phenomenon of river flow in which there is a mixture of two river streams with seawater to form a new river called Campuhan river. As the name implies, Tirtha Campuhan Temple has a mixture of river flow from dead river mouths (tukad mati, tukad ening) and rivers in Badung, so that the river flow in the temple forms a new river flow (tukad pateluan, tukad mati, and tukad ening). The local community often uses the river water in the temple as tirtha for pengelukatan or cleaning and also used as medicine. From this information, the authors found the idea of making Tirtha Campuhan as a source of inspiration. The author realized the idea of creation in the form of the creation of musical compositions using the media revealed Semar Pagulingan. In this media, Semar Pagulingan applied tirtha and campuhan or mixture in making the tirtha by combining several patets in the Semar Pagulingan gamelan. The purpose of creating this creative music is to build a harmonious atmosphere in the preparation of melodies using patet mixing.
Keywords: tirtha campuhan; semar pagulingan; creation music
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agus, I. M., Antara, B., Sudirga, I. K., & Santosa, H. (2018). Cak Ganjur : Sebuah Komposisi Musik Vokal Gabungan Cak Dan Balaganjur, 4(september), 96–104.
Bandem, I. made. (1995). No Title. In Ensiklopedi Gamelan Bali. Proyek Pembinaan Penggalian dan Pengembangan Seni Klasik/Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah tingkat 1 Bali.
Diaristha, P. F., Sutirtha, I. W., & Widnyana, K. G. (2018). Tari Ipit: Dari Penyakit Kesajian Artistik. Jurnal Seni Pertunjukan, 4(1).
Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid 1: Estetika Instrumental. Denpasar.
Donder, I. K. (2005). Esensi bunyi gamelan dalam prosesi ritual Hindu: perspektif filosofis-teologis, psikologis, sosiologis, dan sains. Paramita.
Garwa, I. K. (2009). Buku Ajar Komposisi Karawitan IV. Denpasar: Institut Seni Indonesia.
Hawkins, A. M. (1990). Mencipta Lewat Tari (terjemahan oleh Y. Sumandiyo Hadi). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
Rachman, A., & Lestari, W. (2012). Bentuk Aransemen Musik Keroncong asli Karya Kelly Puspito dan Relevansinya Bagi Remaja Dalam Mengembangkan Musik Keroncong Asli. Catharsis, 1(2).
Rai, i W. (1998). Peranan Sruti Dalam Pepatutan Gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu. Denpasar.
Santosa, H. (2019). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. PANTUN, 1(2).
Slamet, R. C., & Djohan, D. (2017). Musik Batu. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 18(2), 65–77.
Suaida, S., Novalinda, S., & Erman, S. (2018). Konsep Ritual Dalam Penciptaan Karya Tari Gilo Lukah. LAGA-LAGA: Jurnal Seni Pertunjukan, 4(2), 129–139.
Suardi, R. (2018). Musik Tari Rentak Buliandi Sanggar Kamboja SMPN 1 Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Analisis Unsur Melodi). Virtuoso (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), 1(1), 1–7.
Sugiartha, I. G. A. (2008). Gamelan pegambuhan" tambang emas" karawitan Bali. Institut Seni Indonesia Denpasar.
Sugiartha, I. G. A. (2012). Kreativitas Musik Bali Garapan Baru; Perspektif Culture Studies. ISI Denpasar.
Suneko, A. (2016). Pyang Pyung: sebuah komposisi karawitan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 17(1), 60–66.
Susanti, D. (2015). Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 17(1), 41–56.
Suweca, I. W. (2009). Buku Ajar Estetika Karawitan. Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Warsana, M. (2012). Berkarya Musik: antara Harapan dan Tantangan. Selonding, 1(1).
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v19i3.2452
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.