Musik Gamolan, Latihan Untuk Menumbuhkan Relasi Sosial
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap korelasi antara aktivitas latihan gamolan dan relasi sosial para pemainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis ex-post facto. Populasi penelitian ini 40 orang anggota salah satu kelompok kesenian Lampung. Penentuan jumlah sampel mengunakan teknik sampling jenuh, yaitu sampel diambil dari keseluruhan populasi dengan pertimbangan jumlah populasi yang tidak banyak. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil pengolahan data menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,001. Dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa jika nilai signifikansi sebesar < 0,05 maka, aktivitas latihan gamolan dan relasi sosial dinyatakan berkorelasi secara signifikan. Dengan demikian aktivitas latihan gamolan berkorelasi positif terhadap relasi sosial pemian gamolan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Referensi
Buku
Anwar, Y. & Adang. (2013). Sosiologi untuk universitas. Bandung: Reflika Aditama.
Campbell, Don, G. (2001). Efek Mozart: memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajan pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Djohan. (2016). Psikologi musik. Yogyakarta: Galangpress.
Hallam, Susan. (2006). Music psychology in education. London: Institut of Education, University of London
Hendropuspito OC. (1989). Sociologi Sistematik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Rakhmat, J. (2003). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suhada, Idad. (2016). Ilmu sosial dasar. Bandunng: Remaja Rosdakarya.
Walgito, Bimo. (2010). Psikologi kelompok. Yogyakata: Andi.
Jurnal
Ariani, Nyoman W.T. & Sukmawati S, Luh M.K. (2013). Hubungan intensitas latihan musik gamelan bali dan kecerdasa emosional. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1, No.1, p. 151-159.
Davidson, J. W., & Good, J. M. M. (2002). Social and musical co-ordination between members of string quartet: An exploratory study. Psychology of Music, 30, 186-201
Irnanningrat, S.Nyoman.S. (2017). Peran kemajuan teknologi dalam pertunjukan musik. Invensi, Vol 2, No. 1, 1-8
Irnanningrat, S.Nyoman.S. (2017). Peran kemajuan teknologi dalam pertunjukan musik. Invensi, Vol 2, No. 1, p.1-8
Jupp, J.J., and Griffiths, M.D., (1990). Self-concept changes in shy, isolated adolencent following social sklills training emphasising role plays. Australian Psychologist, 25 (2), 165-177
King, E. C. (2006). The rokursus of student musicians in quartet rehearsals. Psychology of Music, 34(2), 262-282.
Ngafifi, Muhamad. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif sosial budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Vol. 2 Nomor 1 p.33-47
Nantais, K, M., Schellenberg E, G. (1999). The mozart effect: An artifact of preference. Pyschological Science. Vol. 10 No 4. p.370-373
Pradoko, Susilo. (2004). Teori-teori realitas sosial dalam kajian musik. Jurnal Imaji, Vol. 1 p.53-62
Purnama, Nursya’ B & Setyowati,Ratih D. (2003). Pengaruh iklan televisi menggunakan background musik terhadap recall audience. Jurnal Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 6. Nomor 1. p.1-20
Ramadhani, Neila., & Martaniah, Sri M. (1995). Pelatihan keterampilan sosial pada mahasiswa yang sulit bergaul. Berkala Penelitian Pasca Sarjana UGM, Vol VIII, No 2, 149-157
Rosanty, Rina. (2014). Pengaruh musik mozart dalam mengurangi stres pada mahasiswa yang sedang skripsi. Journal of Educational, Health and Community Psychology. Vol 3. No.2 71-78.
Salim, Djohan. (2007). Matinya efek Mozart. Yogyakarta: Galangpress Group.
Steele, Kenneth M, Bass, Karen E & Crook, Melissa D. (1999). The mystery of the mozart effect: failure to replicate. American Psychological Society. Vol. 10, Nomor 4. p.366-369
Thompson, W. F., Schellenberg, E., Husain, G. (2001). Arousal, mood and the mozart effect. Pyscological Science. Vol. 12, No. 3 p.248-251
Tesis
Hasyimkan.(2011). Gamolan: Insrument musik tradisional Lampung: Bentuk, fungsi dan perkembangannya. Universitas Gadjah Mada
Sumber Internet
Aditya Budiman. (1 November 2012). Pemicu bentrokan lampung versi penduduk. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2016, dari https://m.tempo.co/read/news/ 2012/11/01/058439069/pemicu-bentrokan-lampung-versi-penduduk
Arrazie, Nurrochman. (28 Oktober 2012). Apa pemicu perang warga lampung. Diakses pada tanggal 23 Oktober 206, dari http://m.tempo.co/read/news/2012/10/28/ 058438224/Apa-Pemicu-Perang-Warga-Lampung
Muslihah, Eni. (9 Februari 2015). Komnas HAM: Lampung masuk tiga besar daerah rawan konflik. Diakses pada tanggal 29 September 2016, dari http://regional.kompas.com/read/2015/02/09/1721466/Komnas.HAM. Lampung.Masuk.Tiga.Besar.Daerah.Rawan.Konflik
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v18i3.2045
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.