Keselarasan Lagu dengan Fungsi Pocapan dalam Pertunjukan Wayang Lakon Sudhamala

Tatik Harpawati

Abstract


Garap pocapan merupakan bagian dari garap catur dalam pertunjukan wayang kulit purwa.
Pocapan diiringi oleh grimingan gender di semua wilayah pathet. Penelitian ini memfokuskan
pada keselarasan lagu dengan fungsi pocapan dan kaitannya dengan makna pilihan kata sebagai
pendukung suasana yang ditampilkan dalam suatu adegan lakon Sudhamala. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan iringan yang menyertai pocapan keterkaitannya dengan fungsi pocapan dan
menganalisis kesesuaiannya dengan makna kata dan suasana yang ditampilkan dalam sebuah adegan.
Permasalahan tersebut dikaji secara tekstual dengan pendekatan struktur. Berdasarkan penelitian
disimpulkan bahwa iringan yang menyertai pocapan disesuaikan dengan wilayah pathet dan makna
kata yang dipilih. Makna kata dalam pocapan juga disesuaikan dengan suasana yang ditampilkan
dalam sebuah adegan. Antara iringan, makna kata pocapan, dan suasana dalam adegan terdapat
keselarasan untuk mendukung satu kesatuan fungsi pertunjukan secara keseluruhan dalam lakon
Sudhamala.

Keywords


karawitan pedalangan, pocapan, pathet, Sudhamala

Full Text:

PDF

References


Djajasudarma, Fatimah. (1993). Semantik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Eresco.

Fokkema, D.W. & Elrud Kunne-Ibsch. (1998). Teori Sastra Abad Kedua Puluh. Penerjemah J. Praptadiharja & Kepler Silaban. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Harpawati, Tatik. (2005). “Kajian stilistika Pertunjukan Wayang Kulit Ki Nartasabda dalam Lakon Bima Sekti, Gathotkaca Sungging, dan Sawitri”. [Tesis]. Surakarta: STSI.

Haryono, T. (2015). Estetika Bawa dalam Karawitan Gaya Surakarta. RESITAL: JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 16(1), 36-51.

Murtiyoso, Bambang. (2007). Teori Pedalangan. Surakarta: ISI Press dan Saka Production.

Prasetya, Hanggar Budi. (2012). Pathêt: Ruang Bunyi dalam Karawitan Gaya Yogyakarta. Jurnal Seni & Budaya Panggung, 22(1), 67.

Putra, I. N., & Prasetya, H. B. (2014). Keprakan dalam Pertunjukan Wayang Gaya Yogyakarta: Studi Kasus Pementasan Ki Hadi Sugito. RESITAL: JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 15(2), 190-201.

Santosa. (2002). “Makna Teks Musikal Gending-Gending Karya Ki Nartasabda”. [Laporan Penelitian]. Surakarta: STSI.

Sudarko. (2013). Ragam Sulukan Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta: Studi Kasus Timbul Hadiprayitno, Hadi Sugito, dan Suparman. RESITAL : JURNAL SENI PERTUNJUKAN, 14(1). doi:http://dx.doi.org/10.24821/resital.v14i1.395

Sumanto. (1990). “Nartasabda Kehadirannya dalam Dunia Pedalangan sebuah Biografi”. [Thesis]. UGM: Pascasarjana.

Sumanto. (2003). “Pathet Nggon Pedalangan Kuwi Apa? Studi Awal Makna Pathet dalam Pakeliran Tradisi Gaya Surakarta maupun Persepsi Seorang Dalang”. dalam Waridi (ed). Seni dalam Berbagai Wacana. Surakarata: STSI.

Sumanto. (2007). “Dasar-Dasar Garap Pakeliran” dalam Suyanto (ed). Teori Pedalangan. Surakarta: ISI Press dan Saka Production.

Suparno, Slamet. 2007. Seni Pedalangan Gagrag Surakarta. Surakarta: ISI Press.

Suyanto. (2007). “Unsur-Unsur Garap Pakeliran: Catur, Sabet, Sulukan, dan Musik Pakeliran” dalam Suyanto (ed). Teori Pedalangan. Surakarta: ISI Press dan Saka Production.

Teeuw. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Informan

Jaka Rianto (54 tahun). Dalang dan dosen Jurusan Pedalangan ISI Surakarta.

Sudarsono (56 tahun). Dalang dan dosen Jurusan Pedalangan ISI Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v16i3.1680

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.