Film Komedi Rukun Karya: Strategi Seniman Tradisi Mempertahankan Eksistensi pada Era Pandemi
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang strategi seniman tradisi dalam mempertahankan eksistensinya di era pandemi. Penelitian difokuskan pada kelompok kesenian tradisi Ketoprak Madura Rukun Karya yang berasal dari Kabupaten Sumenep. Di masa pandemi, kelompok Rukun Karya mengalami dampak yang cukup signifikan, dengan dibatalkannya beberapa daftar pementasan selama setahun. Kelompok ini kemudian mampu membalikkan kondisi keterpurukan melalui kesuksesannya dalam memproduksi konten Film Komedi Rukun Karya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisipliner. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi partisipatoris, pengamatan mendalam, wawancara, dan studi literatur. Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain 1) Rukun Karya melakukan peralihan mode pertunjukan dari ketoprak Madura menjadi Film Komedi yang memiliki dua jenis bentuk penceritaan yakni cerita adaptasi (gaya ketoprak, sastra Timur-Tengah, sejarah, dan televisi) dan cerita realitas kehidupan masyarakat Madura; 2) Peralihan mode pertunjukan dari ketoprak menjadi Film Komedi didasari oleh mekanisme industri (budaya) melalui media (youtube) yakni strandarisasi, komodifikasi dan massifikasi; 3) Peralihan mode pertunjukan berdampak pada perubahan cara penyajian dan cara menikmati sajian pertunjukan, beberapa contohnya ialah hilangnya interaksi seniman-penonton, serta digantikannya cita rasa dalam menikmati sajian pertunjukan secara kolektif menjadi cita rasa yang privat dan sangat individualistik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Banjarsari, T. (2019). Hal-Hal yang Absen dalam Pencatatan Mengenai Film Nasional. Jurnal Rekam, 15(2), 103–112.
Bhaba, H. K. (1994). The Location of Culture. London: Routledge.
Bouvier, H. (2002). Lèbur!: Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiawan. (2010). Ambivalensi: Post-Kolonialisme Membedah Musik Sampai Agama di Indonesia. (Budiawan, Ed.). Yogyakarta: Jalasutra.
Damono, S. D. (2012). Alih Wahana. Jakarta: Editum.
Elleström, L. (2010). Media Borders, Multimodality and Intermediality. (L. Elleström, Ed.). London: McMillan.
Hidayatullah, P. (2017). Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v18i3.2244
Hidayatullah, P. (2019). Madurese Soap Opera: An Industry and Madurese Culture Migration of Situbondo People. Harmonia: Journal of Arts Research and Education. https://doi.org/10.15294/harmonia.v19i1.14951
Hidayatullah, P. (2020a). Post-Harmony Sangposangan as Dynamic Existence of Madurese People in Digital Era. Resital : Jurnal Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, 21(1), 52–61.
Hidayatullah, P. (2020b). Tabbhuwân: Seni Pertunjukan Masyarakat Madura di Tapal Kuda. (M. Yoandinas, Ed.). Situbondo: Bashish Publishing.
Septiyan, D. D. (2020). Perubahan Budaya Musik di Tengah Pandemi Covid 19. Musikolastika, 2(1), 31–38.
Setiawan, I. (2020). Masa Lalu (Yang Belum Berlalu) Dalam Masa Kini: Membaca Ulang Pemikiran Pascakolonial Bhaba. In Gerak Kuasa: Politik Wacana, Identitas, dan Ruang/Waktu dalam Bingkai Kajian Budaya dan Media (pp. 317–345). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Soetomo, G. (2003). Krisis Seni Krisis Kesadaran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Turino, T. (1999). Signs of Imagination, Identity, and Experience: A Peircian Semiotic Theory for Music. Ethnomusicology. https://doi.org/10.2307/852734
Widyarosadi, A. (2014). Ironi Setting Lokalitas dalam Film Komedi Jagad X Code: Kajian Sosiologi Pierre Bourdieu. Jurnal Rekam, 10(2).
Yoandinas, M., Hidayatullah, P., Farhan, M., Imron, M., & Martiningsih, T. W. (2020). Tatèngghun: Realitas, Pengalaman dan Ekspresi Seni di Situbondo. (M. Yoandinas, Ed.). Situbondo: Bashish Publishing.
DOI: https://doi.org/10.24821/rekam.v17i2.5177
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.