NEGOSIASI SUBJEK DALAM KONSTRUKSI IDENTITAS, SEKSUALITAS DAN GENDER

Andreas Sudjud Dartanto

Abstract


Selama ini pendekatan yang digunakan dalam menganalisis seni rupa berlangsung secara intraestetik (kritik formalis), sementara pendekatan yang bersifat ekstraestetik langka dilakukan. Melalui pendekatan ekstraestetik dapat dipahami faktor-faktor determinan yang menjadikan suatu ide dan karya seni terbentuk. Walaupun faktor determinan itu ada, bukan berarti sepenuhnya subjek yaitu perupa mengalami dominasi total dari struktur, sebagaimana dalam analisis Marxian, Saussurian dan Freudian, subjek tetap memiliki “ruang negosiasi” atas struktur yaitu melalui karya seninya. Penelitian ini hendak menjawab pertanyaan yaitu bagaimana subjek (perupa) menegosiasikan konstruksi identitas, seksualitas dan gender yang berlangsung pada masyarakatnya, dan bagaimana proses pencarian subjektifitasnya itu terjadi pada kasus seniman dan karya seninya, yaitu I Gak Muniarsih, Tita Rubi, FX.Harsono, Ay Tjoe Christine dan Nindityo Adipurnomo. Realitas dalam pandangan penelitian ini dipahami sebagai sesuatu yang relatif. Dikatakan relatif, pertama karena realitas terstruktur oleh faktor historis (ekonomi-politik) dan kedua, keterbatasan bahasa itu sendiri yang pada saat bersamaan menisbikan tampilnya subjek secara utuh. Bahasa bukanlah cermin realitas, akan tetapi bahasa─dalam pendirian psikoanalisis─justru menjadi penghalang keutuhan subjek, namun demikian bukan berarti perupa tidak ada dalam realitas, seturut Jacques Lacan, subjek menggunakan metafora dan metonimi yang tersedia dalam bahasa untuk menandai subjektifitasnya. Subjek, dalam hal ini perupa kemudian memberi tafsir dan melakukan negosiasi atas konstruksi identitas, seksualitas dan gender.

Keywords


negosiasi subjek, konstruksi identitas, seksualitas dan gender, ekstraestetik, postrukturalisme, psikonalisis, kritik seni.

Full Text:

PDF

References


Antariksa. (2000).“Kulturalisme vs Strukturalism”. dalam Ras dan Etnisitas. Newsletter KUNCI No. 8, September. Yogyakarta: Kunci Cultural Studies Center.http://www.kunci.or.id/teks/08ras.htm.

Alimi, Moh. Yasir. (2005). Seks Juga Bentukan Sosial: Rethinking Gender dan Seksualitas Menurut Teori Queer. Jakarta: Rahima.

Barker, Chris. (2005).Cultural Studies: Theory and Practice. London: Sage

Bracher, Mark. (1997). Jaques Lacan, Diskursus, dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Jalasutra.

Butler, Judith. (1999).Gender Trouble, Feminism and the Subversion of Identity. London:Routledge.

Christine, Ay Tjoe. (2003). Aku/Kau/Uak. Katalog Galeri Edwin, 22 Mei- 1 Juni.

Hall, Calvin S. (2000). Libido Kekuasaan Sigmund Frued. Yogyakarta:Terawang

Hardiman, F.Budi. (2003). Merayakan Keterpecahan atau Tentang Ego yang Terfragmentasi. Harian Umum Kompas, Jumat 4 Juli.

Kuhn, Thomas. (1970). The structure of Scientific Revolution. Chicago: Chicago University Press (Cetakan ke-2).

Lemaire, A. (1997). Jaques Lacan. London : Routledge

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang : Cipta Prima Nusantara.

Sarup, Madan. (1993). Postrukturalisme dan Postmodernisme, Sebuah Pengantar Kritis. Yogyakarta: Jendela

Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. (2005). Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Wardani, Farah. (2003). Perempuan sebagai Tanda (Dekonstruksi Jender dalam Teks dan Praktik Seni Rupa). Harian Umum Kompas, Jumat 5 September.




DOI: https://doi.org/10.24821/lintas.v5i2.3039

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ISSN 1978-0702 (media cetak)   |  ISSN 2580-6521 (media online)

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional. dana4d